Skip to content

Al-Qur'an Surat Gafir Ayat 25

Gafir Ayat ke-25 ~ Quran Terjemah Perkata (Word By Word) English-Indonesian dan Tafsir Bahasa Indonesia

فَلَمَّا جَاۤءَهُمْ بِالْحَقِّ مِنْ عِنْدِنَا قَالُوا اقْتُلُوْٓا اَبْنَاۤءَ الَّذِيْنَ اٰمَنُوْا مَعَهٗ وَاسْتَحْيُوْا نِسَاۤءَهُمْ ۗوَمَا كَيْدُ الْكٰفِرِيْنَ اِلَّا فِيْ ضَلٰلٍ ( غافر : ٢٥)

falammā
فَلَمَّا
Then when
maka ketika
jāahum
جَآءَهُم
he brought to them
dia datang kepada mereka
bil-ḥaqi
بِٱلْحَقِّ
the truth
dengan kebenaran
min
مِنْ
from
dari
ʿindinā
عِندِنَا
Us
sisi kami
qālū
قَالُوا۟
they said
mereka berkata
uq'tulū
ٱقْتُلُوٓا۟
"Kill
bunuhlah
abnāa
أَبْنَآءَ
(the) sons
anak-anak lelaki
alladhīna
ٱلَّذِينَ
(of) those who
orang-orang yang
āmanū
ءَامَنُوا۟
believe
beriman
maʿahu
مَعَهُۥ
with him
bersama dengan dia
wa-is'taḥyū
وَٱسْتَحْيُوا۟
and let live
dan biarkan hidup
nisāahum
نِسَآءَهُمْۚ
their women"
perempuan-perempuan mereka
wamā
وَمَا
And not
dan tidaklah
kaydu
كَيْدُ
(is the) plot
tipu daya
l-kāfirīna
ٱلْكَٰفِرِينَ
(of) the disbelievers
orang-orang kafir
illā
إِلَّا
but
kecuali
فِى
in
dalam
ḍalālin
ضَلَٰلٍ
error
kesesatan

Transliterasi Latin:

Fa lammā jā`ahum bil-ḥaqqi min 'indinā qāluqtulū abnā`allażīna āmanụ ma'ahụ wastaḥyụ nisā`ahum, wa mā kaidul-kāfirīna illā fī ḍalāl (QS. 40:25)

English Sahih:

And when he brought them the truth from Us, they said, "Kill the sons of those who have believed with him and keep their women alive." But the plan of the disbelievers is not except in error. (QS. [40]Ghafir verse 25)

Arti / Terjemahan:

Maka tatkala Musa datang kepada mereka membawa kebenaran dari sisi Kami mereka berkata: "Bunuhlah anak-anak orang-orang yang beriman bersama dengan dia dan biarkanlah hidup wanita-wanita mereka". Dan tipu daya orang-orang kafir itu tak lain hanyalah sia-sia (belaka). (QS. Gafir ayat 25)

Tafsir Ringkas Kemenag
Kementrian Agama RI

Maka ketika dia, Nabi Musa, datang kepada mereka, yakni kepada Fir’aun, Haman, dan Qarun, membawa kebenaran dari Kami, mereka berkata, “Bunuhlah anak-anak laki-laki dari orang-orang yang beriman bersama dia dan juga Musa, dan biarkan hidup perempuan-perempuan mereka untuk dijadikan budak.” Begitulah para pendurhaka mengatur tipu daya, namun tipu daya orang-orang kafir itu pasti akan sia-sia belaka.

Tafsir Lengkap Kemenag
Kementrian Agama RI

Nabi Musa menjelaskan kepada Fir'aun, Haman, dan Karun tentang Allah sebagai Tuhan Yang Maha Esa dan kewajiban manusia untuk beriman dan berbuat baik, serta tentang kerasulan-Nya. Akan tetapi, mereka marah sekali. Mereka tidak mau menerima apa yang disampaikan Nabi Musa karena bertentangan dengan kepercayaan yang sudah ditanamkan kepada penduduk Mesir bahwa Tuhan itu adalah Fir'aun. Juga karena ajaran yang dibawa Nabi Musa bisa membahayakan kekuasaan dan kedudukan mereka. Lalu mereka memerintahkan agar anak-anak laki-laki Bani Israil dibunuh dan membiarkan hidup anak-anak perempuan mereka.
Perintah membunuh anak-anak laki-laki Bani Israil itu adalah perintah kedua. Perintah pertama dikeluarkan Fir'aun atas nasihat ahli-ahli nujumnya yang menakwil mimpinya bahwa dari kalangan Bani Israil akan lahir seorang anak laki-laki yang akan menggulingkannya dan meruntuhkan kerajaannya. Maksud pembunuhan itu adalah untuk melemahkan Bani Israil, karena kaum laki-laki mereka akan habis, sedangkan kaum perempuan mereka akan dapat dikuasai. Juga bertujuan untuk memusnahkan etnis Bani Israil dari bumi Mesir karena mereka bisa mengalahkan penduduk asli Mesir sendiri. Akan tetapi, Allah mempunyai rencana lain. Dengan rencana-Nya, Allah justru membuat Musa yang masih bayi diasuh dan dibesarkan di istana Fir'aun sendiri sebagai anaknya. Setelah dewasa, Musa harus keluar dari Mesir karena jiwanya terancam akibat membunuh seorang Mesir.
Perintah kedua pembunuhan setiap bayi laki-laki Bani Israil ini dikeluarkan Fir'aun setelah Nabi Musa kembali ke Mesir sebagai nabi yang diperintahkan Allah untuk menyadarkan Fir'aun dan mengajaknya untuk beriman. Menurut Ibnu Katsir, tujuan Fir'aun hendak membunuh anak laki-laki Bani Israil itu adalah untuk menanamkan rasa tidak puas di kalangan para pengikut Nabi Musa sendiri terhadapnya. Sebab dengan ancaman pembunuhan kedua kali itu, berarti Nabi Musa telah mengakibatkan dua kali kesulitan bagi mereka, pertama ketika Nabi Musa belum lahir dan kedua setelah beliau menjadi nabi yang menyeru Fir'aun. Dalam pikiran Fir'aun, bila Bani Israil tidak puas kepadanya, maka Nabi Musa akan dikalahkan oleh bangsanya sendiri. Kemungkinan itu dikisahkan dalam Al-Qur'an:

Mereka (kaum Musa) berkata,"Kami telah ditindas (oleh Fir'aun) sebelum engkau datang kepada kami dan setelah engkau datang." (Musa) menjawab, "Mudah-mudahan Tuhanmu membinasakan musuhmu dan menjadikan kamu khalifah di bumi; maka Dia akan melihat bagaimana perbuatanmu." (al-A.'raf/7: 129).

Akan tetapi, maksud itu tidak tercapai. Rencana kedua kalinya untuk membunuhi anak-anak laki-laki Bani Israil gagal total, karena Allah menurunkan berbagai musibah sebagai azab-Nya, seperti datangnya topan dahsyat, munculnya serangan belalang, kutu, katak, dan air yang berubah menjadi darah (lihat al-A.'raf/7: 133). Maksud untuk menghalang-halangi manusia dari beriman kepada Nabi Musa dan ajaran yang disampaikannya juga tidak berhasil, karena kebenaran tidak mungkin ditampik dan kehendak Allah pasti terjadi sebagaimana difirmankan-Nya:

Allah telah menetapkan, "Aku dan rasul-rasul-Ku pasti menang." Sungguh, Allah Mahakuat, Mahaperkasa. (al-Mujadilah/58: 21)

Tafsir al-Jalalain
Jalaluddin al-Mahalli dan Jalaluddin as-Suyuthi

(Maka tatkala Musa datang kepada mereka membawa kebenaran) yakni dengan membawa perkara yang hak (dari sisi Kami, mereka berkata, "Bunuhlah anak-anak orang-orang yang beriman bersama dengan dia dan biarkanlah hidup) yakni biarkanlah tetap hidup (wanita-wanita mereka." Dan tipu daya orang-orang kafir itu tak lain hanyalah sia-sia belaka) yakni menjerumuskan mereka sendiri dalam kebinasaan.

Tafsir Ibnu Katsir
Ismail bin Umar Al-Quraisyi bin Katsir

Adapun firman Allah Swt.:

Maka tatkala Musa datang kepada mereka membawa kebenaran dari sisi Kami. (Al-Mu’min: 25)

Yaitu dengan membawa bukti yang akurat yang menunjukkan bahwa Allah Swt. telah mengutusnya kepada mereka.

mereka berkata, "Bunuhlah anak-anak orang-orang yang beriman bersama dengan dia dan biarkanlah hidup wanita-wanita mereka.” (Al-Mu’min: 25)

Ini merupakan perintah Fir'aun yang kedua yang menginstruksikan untuk membunuh anak-anak lelaki kaum Bani Israil. Perintah yang pertama bertujuan untuk pencegahan agar Musa tidak dilahirkan, atau untuk menghina kaum Bani Israil dan memperkecil bilangan mereka, atau karena kedua tujuan tersebut. Adapun perintah yang kedua karena alasan yang lain, juga untuk menghinakan bangsa Bani Israil agar mereka merasa sial dengan keberadaan Musa. Karena itulah mereka mengatakan, seperti yang disitir oleh firman-Nya:

Kami telah ditindas (oleh Fir'aun) sebelum kamu datang kepada kami dan sesudah kamu datang. Musa menjawab, Mudah-mudahan Allah membinasakan musuhmu dan menjadikan kamu khalifah di bumi-(Nya), maka Allah akan melihat bagaimana perbuatanmu.” (Al-A'raf: 129)

Qatadah mengatakan bahwa ini merupakan perintah sesudah perintah.

Dalam firman selanjutnya disebutkan:

Dan tipu daya orang-orang kafir itu tidak lain hanyalah sia-sia (belaka). (Al-Mu’min: 25)

Yakni tiada lain tipu daya dan tujuan mereka untuk mengurangi bilangan kaum Bani Israil agar kaum Bani Israil tidak mempunyai kekuatan melawan mereka, melainkan sia-sia dan tidak membawa hasil apa pun.

Tafsir Quraish Shihab
Muhammad Quraish Shihab

Ketika Mûsâ datang kepada mereka dengan membawa kebenaran dari Kami, Fir'aun dan orang-orang dekatnya berkata kepada para pengikutnya, "Bunuhlah anak lelaki orang-orang yang ikut beriman bersama Mûsâ dan biarkankan anak perempuan mereka hidup." Padahal tipu daya orang-orang kafir itu hanya akan sia-sia, hilang dan lenyap.