Al-Qur'an Surat Yasin Ayat 37
Yasin Ayat ke-37 ~ Quran Terjemah Perkata (Word By Word) English-Indonesian dan Tafsir Bahasa Indonesia
وَاٰيَةٌ لَّهُمُ الَّيْلُ ۖنَسْلَخُ مِنْهُ النَّهَارَ فَاِذَا هُمْ مُّظْلِمُوْنَۙ ( يٰسۤ : ٣٧)
- waāyatun
- وَءَايَةٌ
- And a Sign
- dan suatu tanda
- lahumu
- لَّهُمُ
- for them
- bagi mereka
- al-laylu
- ٱلَّيْلُ
- (is) the night
- malam
- naslakhu
- نَسْلَخُ
- We withdraw
- Kami tanggalkan
- min'hu
- مِنْهُ
- from it
- daripadanya/malam itu
- l-nahāra
- ٱلنَّهَارَ
- the day
- siang
- fa-idhā
- فَإِذَا
- Then behold!
- maka tiba-tiba
- hum
- هُم
- They
- mereka
- muẓ'limūna
- مُّظْلِمُونَ
- (are) those in darkness
- mereka kegelapan
Transliterasi Latin:
Wa āyatul lahumul-lailu naslakhu min-hun-nahāra fa iżā hum muẓlimụn(QS. 36:37)
English Sahih:
And a sign for them is the night. We remove from it the [light of] day, so they are [left] in darkness. (QS. [36]Ya-Sin verse 37)
Arti / Terjemahan:
Dan suatu tanda (kekuasaan Allah yang besar) bagi mereka adalah malam; Kami tanggalkan siang dari malam itu, maka dengan serta merta mereka berada dalam kegelapan. (QS. Yasin ayat 37)
Tafsir Ringkas Kemenag
Kementrian Agama RI
Dan suatu tanda kebesaran Allah bagi mereka adalah datangnya waktu malam. Ketika malam tiba, Kami tanggalkan siang dari malam itu, maka seketika itu mereka berada dalam kegelapan malam.
Tafsir Lengkap Kemenag
Kementrian Agama RI
Pada ayat ini, Allah menjelaskan bukti yang lain tentang kekuasaan-Nya Yang Mahabesar dan bukti adanya hari kebangkitan, yaitu adanya waktu malam. Allah menanggalkan siang dan mendatangkan malam, tiba-tiba manusia berada dalam kegelapan.
Ayat ini meletakkan dasar-dasar bagi ilmu pengetahuan alam dan ilmu falak. Terjadinya siang dan malam karena bergeraknya tata surya, terutama bumi dan matahari, sehingga bagian muka bumi yang terkena cahaya matahari mengalami siang, dan bagian yang tidak terkena cahaya matahari mengalami malam. Hal ini terjadi silih berganti.
Kemajuan ilmu pengetahuan manusia mengenai ilmu falak atau astronomi pada masa sekarang ini telah memungkinkan mereka mengetahui benda-benda di angkasa raya. Dengan kemajuan teknologi, manusia akhirnya dapat pula mengarungi ruang angkasa, tidak hanya sekadar mengamatinya dari bumi.
Adanya siang dan malam juga berfaedah bagi manusia. Waktu siang mereka gunakan untuk bekerja bagi keperluan hidup mereka. Sedang waktu malam pada umumnya digunakan untuk beristirahat dan tidur, sebagai salah satu dari kebutuhan jasmaniah dan rohaniah mereka.
Tafsir al-Jalalain
Jalaluddin al-Mahalli dan Jalaluddin as-Suyuthi
(Dan suatu tanda bagi mereka) yang menunjukkan kekuasaan Allah yang besar (adalah malam; Kami tanggalkan) Kami pisahkan (siang dari malam itu, maka dengan serta merta mereka berada dalam kegelapan) mereka memasuki kegelapan malam hari.
Tafsir Ibnu Katsir
Ismail bin Umar Al-Quraisyi bin Katsir
Allah Swt. berfirman bahwa di antara tanda-tanda yang menunjukkan kekuasaan-Nya yang besar ialah malam dan siang hari yang diciptakan-Nya, malam hari dengan kegelapannya, dan siang hari dengan terangnya. Dia menjadikan keduanya silih berganti, bila yang satu datang maka yang lainnya pergi, demikian pula sebaliknya. Seperti yang disebutkan dalam ayat lainnya:
Dia menutupkan malam kepada siang yang mengikutinya dengan cepat. (Al A'raf:54)
Karena itulah disebutkan dalam surat ini oleh firman-Nya:
Dan suatu tanda (kekuasaan Allah yang besar) bagi mereka adalah malam, Kami tinggalkan siang dari malam itu. (Yaa Siin:37)
Yakni Kami sudahi siang dengan malam hari, maka siang hari pergi dan datanglah malam hari. Untuk itulah maka dalam firman selanjutnya disebutkan:
maka dengan serta merta mereka berada dalam kegelapan. (Yaa Siin:37)
Sebagaimana yang disebutkan di dalam suatu hadis yang mengatakan:
Apabila malam hari tiba dari arah ini dan siang hari pergi dari arah ini, dan mentari terbenam, maka waktu berbuka bagi orang yang berpuasa telah tiba.
Demikianlah makna lahiriah ayat, tetapi Qatadah menduga bahwa ayat ini semakna dengan apa yang disebutkan oleh firman-Nya:
Allah (kuasa) memasukkan malam ke dalam siang dan memasukkan siang ke dalam malam. (Al Hajj:61)
Ibnu Jarir menilai bahwa pendapat Qatadah ini lemah dalam kasus ayat ini. Lalu Ibnu Jarir mengatakan, sesungguhnya makna ilaj itu ialah mengambil dari salah satunya, lalu diberikan kepada yang lainnya, sedangkan pengertian ini bukanlah makna yang dimaksud dalam ayat ini. Apa yang dikatakan oleh Ibnu Jarir ini benar.
Tafsir Quraish Shihab
Muhammad Quraish Shihab
Bukti lain untuk mereka akan adanya Allah dan kemahakuasaan-Nya adalah kemunculan malam yang Kami jadikan untuk mengganti dan menutupi siang. Lalu manusia berada dalam kegelapan yang meliputi mereka dari semua arah.