Skip to content

Al-Qur'an Surat Yasin Ayat 28

Yasin Ayat ke-28 ~ Quran Terjemah Perkata (Word By Word) English-Indonesian dan Tafsir Bahasa Indonesia

۞ وَمَآ اَنْزَلْنَا عَلٰى قَوْمِهٖ مِنْۢ بَعْدِهٖ مِنْ جُنْدٍ مِّنَ السَّمَاۤءِ وَمَا كُنَّا مُنْزِلِيْنَ ( يٰسۤ : ٢٨)

wamā
وَمَآ
And not
dan tidak
anzalnā
أَنزَلْنَا
We sent down
Kami tidak menurunkan
ʿalā
عَلَىٰ
upon
atas
qawmihi
قَوْمِهِۦ
his people
kaumnya
min
مِنۢ
after him
dari
baʿdihi
بَعْدِهِۦ
after him
sesudahnya/dia
min
مِن
any
dari
jundin
جُندٍ
host
tentara
mina
مِّنَ
from
dari
l-samāi
ٱلسَّمَآءِ
the heaven
langit
wamā
وَمَا
and not
dan tidak
kunnā
كُنَّا
were We
layak Kami
munzilīna
مُنزِلِينَ
(to) send down
yang menurunkan

Transliterasi Latin:

Wa mā anzalnā 'alā qaumihī mim ba'dihī min jundim minas-samā`i wa mā kunnā munzilīn (QS. 36:28)

English Sahih:

And We did not send down upon his people after him any soldiers from the heaven, nor would We have done so. (QS. [36]Ya-Sin verse 28)

Arti / Terjemahan:

Dan kami tidak menurunkan kepada kaumnya sesudah dia (meninggal) suatu pasukanpun dari langit dan tidak layak Kami menurunkannya. (QS. Yasin ayat 28)

Tafsir Ringkas Kemenag
Kementrian Agama RI

Beralih dari penjelasan perihal Habìb an-Najjàr yang mati dibunuh dan harapannya agar kaumnya ikut beriman, Allah dalam ayat berikut menjelaskan azab yang akan ditimpakan kepada orang musyrik. Dan setelah dia, yakni Habìb an-Najjàr dibunuh karena keimanannya, Kami tidak menurunkan suatu pasukan malaikat pun dari langit kepada kaumnya untuk menghancurkan mereka. Kami sudah menetapkan siksa bagi mereka berupa teriakan yang sangat keras. Dan karena itu, Kami tidak perlu menurunkannya, yakni para malaikat, dalam jumlah banyak.

Tafsir Lengkap Kemenag
Kementrian Agama RI

Akhirnya, orang tersebut mengambil keputusan yang tepat berdasar keyakinan yang penuh bahwa ia hanya beriman kepada Allah, yaitu Tuhan yang sebenarnya bagi dia dan kaumnya. Ia lalu mengumumkan keimanan dan keyakinannya itu kepada kaumnya, dan berkata dengan tegas, "Sesungguhnya aku telah beriman kepada Allah yaitu Tuhan kamu yang sebenarnya. Maka dengarkanlah pernyataan imanku ini."
Sikap dan pernyataan iman seperti tersebut di atas, yang dilontarkan di tengah-tengah masyarakat yang masih bergelimang kekafiran, kemusyrikan, dan kemaksiatan, benar-benar merupakan keberanian yang timbul dari cahaya iman yang telah menerangi hati nuraninya. Ia ingin agar kaumnya juga beriman. Ia tak gentar kepada ancaman yang membahayakan dirinya, demi melaksanakan tugas suci untuk mengajak umat ke jalan yang benar.
Menurut suatu riwayat, ketika orang itu berkata demikian kaumnya menyerangnya dan membunuhnya dan tidak seorang pun yang membelanya.
Sedang menurut Qatadah, "Kaumnya merajamnya dengan batu, dan dia tetap berdoa, 'Wahai Tuhanku, tunjukilah kaumku, karena mereka tidak mengetahui." Mereka merajamnya sampai ia mengembuskan napasnya yang penghabisan. Dalam riwayat lain disebutkan bahwa orang yang dimaksud pada ayat-ayat di atas bernama habib an-Najjar, yang terkena penyakit campak, tetapi suka bersedekah. Separuh dari penghasilannya sehari-hari disedekahkannya. Disebutkan bahwa setelah kaumnya mendengar pernyataan keimannya terhadap Islam maka berkobarlah kemarahan terhadapnya, dan akhirnya mereka membunuhnya. Akan tetapi, pada saat sebelum ia mengembuskan napas yang terakhir, turunlah kepadanya malaikat untuk memberitahukan bahwa Allah telah mengampuni semua dosa-dosanya yang telah dilakukannya sebelum ia beriman, dan ia dimasukkan ke dalam surga sehingga termasuk golongan orang-orang yang mendapat kemuliaan di sisi Allah.
Pada detik-detik terakhir, ia masih sempat mengucapkan kata yang berisi harapan, "Alangkah baiknya, jika kaumku mengetahui karunia Allah yang dilimpahkan-Nya kepadaku, berkat keimananku kepada-Nya, aku telah memperoleh ampunan atas dosaku. Aku akan dimasukkan ke dalam surga dengan ganjaran yang berlipat ganda, dan termasuk golongan orang-orang yang memperoleh kemuliaan di sisi-Nya. Seandainya mereka mengetahui hal ini, tentulah mereka akan beriman pula."
Pernyataan habib itu adalah pernyataan yang amat tinggi nilainya dan menunjukkan ketinggian akhlaknya. Sekalipun ia telah dirajam dan disiksa oleh kaumnya, namun ia tetap berharap agar kaumnya sadar dan mendapat rahmat dari Tuhan sebagaimana yang telah dialaminya.

Tafsir al-Jalalain
Jalaluddin al-Mahalli dan Jalaluddin as-Suyuthi

(Dan tiadalah) Maa bermakna Nafi (Kami turunkan kepada kaumnya) kaum Habib An Najjar (setelah dia meninggal) sesudah Habib mati karena dirajam oleh mereka (suatu pasukan pun dari langit) yaitu malaikat-malaikat untuk membinasakan mereka (dan tidak layak Kami menurunkannya) menurunkan Malaikat untuk membinasakan seseorang.

Tafsir Ibnu Katsir
Ismail bin Umar Al-Quraisyi bin Katsir

Lihat tafsir ayat 26

Tafsir Quraish Shihab
Muhammad Quraish Shihab

Kami tidak membinasakan mereka dengan mengerahkan balatentara yang turun dari langit. Bukanlah termasuk ketetapan kami untuk menghancurkan umat-umat dengan menurunkan balatentara seperti itu.