Skip to content

Al-Qur'an Surat Yasin Ayat 19

Yasin Ayat ke-19 ~ Quran Terjemah Perkata (Word By Word) English-Indonesian dan Tafsir Bahasa Indonesia

قَالُوْا طَاۤىِٕرُكُمْ مَّعَكُمْۗ اَىِٕنْ ذُكِّرْتُمْۗ بَلْ اَنْتُمْ قَوْمٌ مُّسْرِفُوْنَ ( يٰسۤ : ١٩)

qālū
قَالُوا۟
They said
mereka berkata
ṭāirukum
طَٰٓئِرُكُم
"Your evil omen
kesialan/kecelakaan kamu
maʿakum
مَّعَكُمْۚ
(be) with you!
bersamamu/karena kamu
a-in
أَئِن
Is it because
apakah jika
dhukkir'tum
ذُكِّرْتُمۚ
you are admonished?
kamu diberi peringatan
bal
بَلْ
Nay
bahkan/tetapi
antum
أَنتُمْ
you
kamu
qawmun
قَوْمٌ
(are) a people
kaum
mus'rifūna
مُّسْرِفُونَ
transgressing"
orang-orang yang melampaui batas

Transliterasi Latin:

Qālụ ṭā`irukum ma'akum, a in żukkirtum, bal antum qaumum musrifụn (QS. 36:19)

English Sahih:

They said, "Your omen [i.e., fate] is with yourselves. Is it because you were reminded? Rather, you are a transgressing people." (QS. [36]Ya-Sin verse 19)

Arti / Terjemahan:

Utusan-utusan itu berkata: "Kemalangan kamu adalah karena kamu sendiri. Apakah jika kamu diberi peringatan (kamu bernasib malang)? Sebenarnya kamu adalah kaum yang melampui batas". (QS. Yasin ayat 19)

Tafsir Ringkas Kemenag
Kementrian Agama RI

Mereka, yakni ketiga utusan itu, berkata, “Kemalangan kamu itu adalah karena perbuatan buruk kamu sendiri. Kamu bernasib buruk akibat keengganan kamu menerima ajakan kami. Apakah karena kamu diberi peringatan, lalu kamu menuduh kami sebagai penyebab kemalangan itu? Tuduhan kamu sama sekali tidak benar! Sebenarnya kamu adalah kaum yang melampaui batas dalam kedurhakaan sehingga mengakibatkan penderitaan yang kamu sebut sebagai nasib sial.”

Tafsir Lengkap Kemenag
Kementrian Agama RI

Pada ayat ini dijelaskan bahwa penduduk Antakia tidak bisa lagi mematahkan alasan-alasan para rasul itu. Oleh karena itu, mereka mengancam dengan mengatakan bahwa kalau kesengsaraan menimpa mereka kelak, maka hal ini disebabkan perbuatan ketiga orang tersebut. Dengan demikian, kalau para rasul itu tidak mau menghentikan dakwah yang sia-sia ini, terpaksa mereka merajamnya dengan batu atau menjatuhkan siksaan yang amat pedih. Ketiga utusan itu menangkis perkataan mereka dengan mengatakan bahwa seandainya penduduk Antakia kelak terpaksa mengalami siksaan, itu adalah akibat perbuatan mereka sendiri. Bukankah mereka yang mempersekutukan Allah, mengerjakan perbuatan maksiat, dan melakukan kesalahan-kesalahan? Sedangkan ketiga utusan itu hanya sekadar mengajak mereka untuk mentauhidkan Allah, mengikhlaskan diri dalam beribadah, dan tobat dari segala kesalahan. Apakah karena para rasul itu memperingatkan mereka dengan azab Allah yang sangat pedih dan mengajak mereka mengesakan Allah, lalu mereka menyiksa para rasul itu? Itukah balasan yang pantas bagi para rasul itu? Hal itu menunjukkan bahwa mereka adalah bangsa yang melampaui batas dengan cara berpikir dan menetapkan putusan untuk menyiksa dan merajam para rasul. Mereka menganggap buruk orang-orang yang semestinya menjadi tempat mereka meminta petunjuk. Ayat yang mirip pengertiannya dengan ayat ini adalah:

Kemudian apabila kebaikan (kemakmuran) datang kepada mereka, mereka berkata, "Ini adalah karena (usaha) kami." Dan jika mereka ditimpa kesusahan, mereka lemparkan sebab kesialan itu kepada Musa dan pengikutnya. Ketahuilah, sesungguhnya nasib mereka di tangan Allah, namun kebanyakan mereka tidak mengetahui. (al-A'raf/7: 131)

Tafsir al-Jalalain
Jalaluddin al-Mahalli dan Jalaluddin as-Suyuthi

(Utusan-utusan itu berkata, "Kemalangan kalian) yakni kesialan kalian itu (adalah karena kalian sendiri") disebabkan ulah kalian sendiri karena kafir. (Apakah jika) Hamzah Istifham digabungkan dengan In Syarthiyah, keduanya dapat dibaca Tahqiq, dan dapat pula dibaca Tas-hil (kalian diberi peringatan) yakni diberi nasihat dan peringatan; jawab Syarath tidak disebutkan. Lengkapnya ialah apakah jika kalian diberi peringatan lalu kalian bernasib sial karenanya lalu kalian kafir? Pengertian terakhir inilah objek daripada Istifham atau kata tanya. Makna yang dimaksud adalah sebagai cemoohan terhadap mereka. (Sebenarnya kalian adalah kaum yang melampaui batas) karena kemusyrikan kalian.

Tafsir Ibnu Katsir
Ismail bin Umar Al-Quraisyi bin Katsir

Firman Allah Swt.:

Kemalangan kamu itu adalah karena ulah kamu sendiri. (Yaa Siin:19)

Yakni kesialan itu karena tingkah laku kalian sendiri. Ayat ini semakna dengan apa yang disebutkan di dalam firman-Nya yang menceritakan perihal kaum Fir'aun:

Kemudian apabila datang kepada mereka kemakmuran, mereka berkata, "Ini adalah karena (usaha) kami.” Dan jika mereka ditimpa kesusahan, mereka lemparkan sebab kesialan itu kepada Musa dan orang-orang yang besertanya. Ketahuilah, sesungguhnya kesialan mereka itu adalah ketetapan dari Allah. (Al A'raf:131)

Dan kaum Nabi Saleh berkata:

Mereka menjawab, "Kami mendapat nasib yang malang disebabkan kamu dan orang-orang yang besertamu.” Saleh berkata, "Nasibmu ada pada sisi Allah (bukan kami yang menjadi sebab).” (An Naml:47)

Qatadah dan Wahb ibnu Munabbih mengatakan, yang dimaksud dengan ta'ir di sini adalah amal perbuatan, yakni amal perbuatan kalian. Disebutkan pula di dalam firman-Nya hal yang semisal, yaitu:

Dan jika mereka memperoleh kebaikan, mereka mengatakan, "Ini adalah dari sisi Allah.” Dan kalau mereka ditimpa sesuatu bencana, mereka mengatakan, "Ini (datangnya) dari sisi kamu (Muhammad).” Katakanlah, "Semuanya (datang) dari sisi Allah.” Maka mengapa orang-orang itu (orang munafik) hampir-hampir tidak memahami pembicaraan sedikit pun. (An Nisaa:78)

Adapun firman Allah Swt.:

Apakah jika kamu diberi peringatan (kamu bernasib malang)? Sebenarnya kamu adalah kaum yang melampaui batas. (Yaa Siin:19)

Yakni karena kami memberikan peringatan kepada kalian dan memerintahkan kepada kalian agar mengesakan Allah dan memurnikan penyembahan hanya kepada-Nya, lalu kalian membalas kami dengan ucapan seperti itu, dan kalian mengancam dan menindas kami karenanya. Sebenarnya kamu adalah kaum yang melampaui batas. (Yaa Siin:19)

Qatadah mengatakan bahwa sesungguhnya kami peringatkan kalian tentang azab Allah, lalu kalian menimpakan kesialan kalian kepada kami, sebenarnya kalian ini adalah kaum yang melampaui batas

Tafsir Quraish Shihab
Muhammad Quraish Shihab

Para rasul itu berkata, "Rasa muak yang ada pada kalian itu sebenarnya disebabkan oleh sikap kafir kalian. Pantaskah kalian merasa muak kepada kami serta mengancam kami dengan azab yang pedih, sementara kami memberikan kalian nasihat-nasihat yang membawa kepada kebahagiaan? Tetapi begitulah adanya, kalian merupakan sekelompok manusia yang melenceng dari kebenaran dan keadilan."