Skip to content

Al-Qur'an Surat Fatir Ayat 9

Fatir Ayat ke-9 ~ Quran Terjemah Perkata (Word By Word) English-Indonesian dan Tafsir Bahasa Indonesia

وَاللّٰهُ الَّذِيْٓ اَرْسَلَ الرِّيٰحَ فَتُثِيْرُ سَحَابًا فَسُقْنٰهُ اِلٰى بَلَدٍ مَّيِّتٍ فَاَحْيَيْنَا بِهِ الْاَرْضَ بَعْدَ مَوْتِهَاۗ كَذٰلِكَ النُّشُوْرُ ( فاطر : ٩)

wal-lahu
وَٱللَّهُ
And Allah
dan Allah
alladhī
ٱلَّذِىٓ
(is) the One Who
yang
arsala
أَرْسَلَ
sends
mengirimkan
l-riyāḥa
ٱلرِّيَٰحَ
the winds
angin
fatuthīru
فَتُثِيرُ
so that they raise
lalu ia menggerakkan
saḥāban
سَحَابًا
(the) clouds
awan
fasuq'nāhu
فَسُقْنَٰهُ
and We drive them
maka Kami menggiringnya
ilā
إِلَىٰ
to
kepada
baladin
بَلَدٍ
a land
negeri
mayyitin
مَّيِّتٍ
dead
yang mati
fa-aḥyaynā
فَأَحْيَيْنَا
and We revive
lalu Kami menghidupkan
bihi
بِهِ
therewith
dengannya
l-arḍa
ٱلْأَرْضَ
the earth
bumi
baʿda
بَعْدَ
after
sesudah
mawtihā
مَوْتِهَاۚ
its death
matinya
kadhālika
كَذَٰلِكَ
Thus
seperti demikian
l-nushūru
ٱلنُّشُورُ
(will be) the Resurrection
kebangkitan itu

Transliterasi Latin:

Wallāhullażī arsalar-riyāḥa fa tuṡīru saḥāban fa suqnāhu ilā baladim mayyitin fa aḥyainā bihil-arḍa ba'da mautihā, każālikan-nusyụr (QS. 35:9)

English Sahih:

And it is Allah who sends the winds, and they stir the clouds, and We drive them to a dead land and give life thereby to the earth after its lifelessness. Thus is the resurrection. (QS. [35]Fatir verse 9)

Arti / Terjemahan:

Dan Allah, Dialah Yang mengirimkan angin; lalu angin itu menggerakkan awan, maka Kami halau awan itu kesuatu negeri yang mati lalu Kami hidupkan bumi setelah matinya dengan hujan itu. Demikianlah kebangkitan itu. (QS. Fatir ayat 9)

Tafsir Ringkas Kemenag
Kementrian Agama RI

Usai menjelaskan kepastian janji Allah, kedatangan hari Kiamat, dan perbedaan antara orang yang taat dengan yang ingkar serta balasan yang akan mereka peroleh, pada ayat ini Allah menunjukkan tanda-tanda kekuasan-Nya di alam semesta sekaligus menjadi perumpamaaan terjadinya hari Kebangkitan. Dan Allah-lah yang mengirimkan angin; lalu angin itu menggerakkan awan, maka Kami arahkan awan yang mengandung air itu ke suatu negeri yang mati, yakni tandus, lalu turunlah hujan dan dengan hujan itu lalu Kami hidupkan bumi setelah mati, yakni kering. Seperti itulah kebangkitan itu akan terjadi.

Tafsir Lengkap Kemenag
Kementrian Agama RI

Pada ayat ini, Allah menerangkan bahwa Dia-lah Yang Menciptakan angin yang menggerakkan awan tebal yang mengandung air kemudian membawanya ke bumi yang tandus, dan menurunkan hujan. Dengan turunnya air hujan, bumi yang mati dan tidak ada pepohonan sedikit pun di atasnya berubah menjadi subur. Bumi menumbuhkan buah-buahan yang bermacam-macam dan beraneka ragam cita rasanya. Demikianlah Allah menghidupkan bumi sesudah mati dengan hujan yang turun dari awan. Kalau manusia mau menggunakan akalnya dan memikirkan dengan sungguh-sungguh tanda kekuasaan Allah seperti kejadian yang tersebut di atas, tentu ia akan sampai kepada suatu kesimpulan bahwa Allah yang berkuasa menghidupkan tanah yang mati, tentunya kuasa pula menghidupkan manusia yang sudah mati sekalipun telah hancur dan tulang-belulangnya berserakan.
Diriwayatkan dari Abu Ruzain al-'Uqaili bahwa ia bertanya kepada Rasulullah saw tentang bagaimana cara Allah menghidupkan orang mati dan apa tanda-tandanya pada makhluk. Rasulullah saw menjawab, "Wahai Abu Ruzain, pernahkah engkau melalui suatu lembah kaummu yang gersang, kemudian kamu melaluinya kembali dalam keadaan subur dan menghijau?" Abu Ruzain menjawab, "Pernah." Rasulullah bersabda, "Begitulah Allah menghidupkan orang yang sudah mati."

Tafsir al-Jalalain
Jalaluddin al-Mahalli dan Jalaluddin as-Suyuthi

(Dan Allah, Dialah Yang mengirimkan angin) menurut qiraat yang lain dibaca Ar Riih dalam bentuk Mufrad (lalu angin itu menggerakkan awan) lafal Mudhari' di sini untuk menceritakan keadaan di masa lalu, maksudnya angin itu menggerakkannya (lalu Kami halau awan itu) di dalam ungkapan ayat ini terkandung Iltifat dari dhamir Gaib (ke suatu negeri yang mati) tanah yang tandus yang tidak ada tumbuh-tumbuhannya. Dapat dibaca Mayyitin atau Mayitin (lalu Kami hidupkan dengan hujan itu bumi) yang dikenainya (setelah matinya) setelah ia mengalami kekeringan, yaitu Kami tumbuhkan padanya tumbuh-tumbuhan dan rumput-rumputan. (Demikianlah kebangkitan itu) cara membangkitkan yang mati menjadi hidup kembali.

Tafsir Ibnu Katsir
Ismail bin Umar Al-Quraisyi bin Katsir

Sering sekali Allah Swt. menggambarkan tentang hari berbangkit dengan bumi tandus yang dihidupkan-Nya kembali menjadi subur, sebagaimana yang disebutkan dalam surat Al-Hajj pada bagian permulaannya, agar hamba-hamba-Nya dapat mengambil pelajaran dari peristiwa tersebut untuk menyimpulkan adanya hari berbangkit. Sesungguhnya bumi yang mati lagi tandus tiada tetumbuhan padanya, apabila digiring kepadanya awan yang menandung air hujan, lalu diturunkanlah hujan di atasnya.

hiduplah bumi itu dan suburlah dan menumbuhkan berbagai macam tumbuh-tumbuhan yang indah. (Al Hajj:5)

Demikian pula halnya tubuh-tubuh yang telah mati, apabila Allah hendak membangkitkannya di hari berbangkit nanti, maka Allah menurunkan dari bawah 'Arasy-Nya hujan yang merata ke seluruh bumi, dan bangkitlah semua tubuh yang telah mati itu dari kuburnya masing-masing, sebagaimana benih yang tumbuh dari bumi. Karena itulah disebutkan di dalam hadis sahih:

Semua tubuh anak Adam hancur kecuali tulang ekornya, dan dari tulang itu dia diciptakan dan dari tulang itu pula dia dibangkitkan.

Karena itulah dalam surat ini disebutkan oleh firman-Nya:

Demikianlah kebangkitan itu. (Faathir':9)

Dalam tafsir surat Al-Hajj telah disebutkan sebuah hadis melalui riwayat Abu Razin yang menyebutkan bahwa ia bertanya kepada Rasulullah Saw., "Wahai Rasulullah, bagaimanakah Allah menghidupkan kembali orang-orang yang telah mati? Dan bukti apakah pada makhluk-Nya yang menunjukkan ke arah itu ?" Rasulullah Saw. menjawab:

"Hai Abu Razin, tidakkah engkau pernah melewati lembah kaummu yang sedang dalam keadaan tandus (kekeringan)- lalu kamu melewatinya (di lain waktu) dalam keadaan subur lagi hijau.” Abu Razin berkata, "Benar.” Nabi Saw. bersabda, "Maka seperti itulah Allah menghidupkan kembali orang-orang mati.”

Tafsir Quraish Shihab
Muhammad Quraish Shihab

Hanya Allahlah yang dapat mengirimkan angin untuk menggerakkan awan yang terbentuk dari sekumpulan uap-uap air. Kemudian Kami halau awan ke suatu negeri yang dilanda kekeringan sehingga tanahnya yang mati Kami hidupkan dengan tumbuh-tumbuhan. Adanya tumbuh-tumbuhan yang Kami keluarkan dari tanah itu merupakan tamsil bagaimana Kami akan membangkitkan kembali, di hari kiamat nanti, sesuatu yang telah mati dari alam kuburnya(1). (1) Untuk komentar atas ayat ini, lihat catatan kaki tafsir surat al-A'râf ayat 57.