Skip to content

Al-Qur'an Surat Al-'Ankabut Ayat 66

Al-'Ankabut Ayat ke-66 ~ Quran Terjemah Perkata (Word By Word) English-Indonesian dan Tafsir Bahasa Indonesia

لِيَكْفُرُوْا بِمَآ اٰتَيْنٰهُمْۙ وَلِيَتَمَتَّعُوْاۗ فَسَوْفَ يَعْلَمُوْنَ ( العنكبوت : ٦٦)

liyakfurū
لِيَكْفُرُوا۟
So that they may deny
sehingga mereka mengingkari
bimā
بِمَآ
[in] what
dengan apa/nikmat
ātaynāhum
ءَاتَيْنَٰهُمْ
We have given them
Kami telah berikan kepada mereka
waliyatamattaʿū
وَلِيَتَمَتَّعُوا۟ۖ
and they may enjoy (themselves)
dan sehingga mereka bersenang-senang
fasawfa
فَسَوْفَ
But soon
maka kelak
yaʿlamūna
يَعْلَمُونَ
they will know
mereka mengetahui

Transliterasi Latin:

Liyakfurụ bimā ātaināhum wa liyatamatta'ụ, fa saufa ya'lamụn (QS. 29:66)

English Sahih:

So that they will deny what We have granted them, and they will enjoy themselves. But they are going to know. (QS. [29]Al-'Ankabut verse 66)

Arti / Terjemahan:

Agar mereka mengingkari nikmat yang telah Kami berikan kepada mereka dan agar mereka (hidup) bersenang-senang (dalam kekafiran). Kelak mereka akan mengetahui (akibat perbuatannya). (QS. Al-'Ankabut ayat 66)

Tafsir Ringkas Kemenag
Kementrian Agama RI

Allah membiarkan mereka bergelimang dalam kenikmatan penuh dosa sebagai istidraj. Biarlah mereka mengingkari nikmat yang telah Kami berikan kepada mereka, seperti selamat dari bencana, sukses setelah kegagalan, sembuh dari sakit, dan silakan mereka hidup bersenang-senang dalam kekafiran dan dosa. Maka, di akhirat kelak mereka akan mengetahui akibat perbuatan mereka dan merasakan penyesalan yang tidak berguna lagi.

Tafsir Lengkap Kemenag
Kementrian Agama RI

Ayat ini menerangkan akibat dari perilaku kaum musyrik mempersekutukan Allah sesudah mereka diselamatkan dari bencana, dan merupakan ancaman atas kekafiran mereka kepada nikmat-Nya. Pada ayat yang lalu, Allah menerangkan bahwa setelah mereka selamat, tiba-tiba mereka kembali mempersekutukan-Nya, maka timbullah pertanyaan kenapa Ia menyelamatkan mereka dari bahaya tenggelam itu? Kenapa kapal itu beserta semua penumpangnya tidak dibiarkan tenggelam ke dasar laut, sehingga selesailah persoalan mereka?
Jawabannya adalah bahwa wajar kalau Allah Yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang itu memperkenankan doa dari hamba-Nya yang memohon dengan tulus ikhlas. Mereka diselamatkan adalah sebagai ujian bagi keimanan mereka; apakah mereka akan tetap dalam keimanan itu atau akan musyrik kembali.
Ternyata ujian ini tidak membawa hasil. Sesudah diselamatkan Allah, mereka musyrik kembali. Mereka bersikap demikian karena kemusyrikan telah berurat dan berakar dalam jiwa mereka. Hal itu mengakibatkan mereka kafir kepada nikmat Allah yang telah menyelamatkan mereka dari bencana tenggelam dalam laut dan membuat mereka hidup bersenang-senang dalam kekafiran. Oleh karena itu, Allah mengancam mereka dengan mengatakan bahwa kelak mereka akan mengetahui akibat dari perbuatan itu.
Kalimat "maka kelak mereka akan mengetahui (akibat perbuatan mereka)" ini mempunyai nada ancaman kepada orang-orang musyrik, karena tanda-tanda kekuasaan dan keesaan Allah serta nikmat yang telah dilimpahkan kepada mereka, tidak dapat meyakinkan mereka, bahkan menambah keingkaran mereka. Seakan-akan dikatakan kepada mereka, "Apabila mereka lalai dan tidak mengubah tindak tanduk mereka, mereka akan mengetahui dengan yakin bahwa azab yang dijanjikan itu pasti menimpa mereka." Apabila azab itu telah menimpa mereka, maka semua pintu tobat telah tertutup bagi mereka.

Tafsir al-Jalalain
Jalaluddin al-Mahalli dan Jalaluddin as-Suyuthi

Agar mereka mengingkari apa yang telah Kami berikan kepada mereka) berupa nikmat-nikmat (dan agar mereka hidup bersenang-senang) dengan berkumpulnya mereka untuk menyembah berhala-berhala. Menurut qiraat yang lain dibaca walyatamatta'uu dalam bentuk kata perintah, yang dimaksud adalah makna tahdid/ancaman, yakni bersenang-senanglah mereka. (Kelak mereka akan mengetahui) akibat perbuatannya itu.

Tafsir Ibnu Katsir
Ismail bin Umar Al-Quraisyi bin Katsir

Firman Allah Swt.:

agar mereka mengingkari nikmat yang telah Kami berikan kepada mereka dan agar mereka (hidup) bersenang-senang (dalam kekafiran). (Al-’Ankabut: 66)

Huruf lam yang ada pada lafaz liyakfuru ini menurut pendapat ke­banyakan ulama bahasa Arab dan tafsir serta juga ulama usul menyebutnya dengan istilah lamul 'aqibah (sehingga artinya menjadi yang berakibat mereka mengingkari nikmat Allah dan hidup bersenang-senang dalam kekafirannya'). Karena mereka tidak bermaksud demikian pada mulanya, dan tidak diragukan lagi makna ini memang benar bila dipandang dari sudut mereka. Tetapi bila dipandang dari sudut takdir Allah atas diri mereka dan kepastian-Nya yang telah menentukan mereka demikian, maka tidak diragukan lagi lam di sini bermakna ta'lil. Penjelasan mengenai hal ini telah kami sebutkan sebelumnya dalam firman Allah Swt.:

yang akibatnya dia menjadi musuh dan kesedihan bagi mereka. (Al-Qassas: 8)

Tafsir Quraish Shihab
Muhammad Quraish Shihab

Itu semua dilakukan untuk mengingkari nikmat yang telah diberikan. Selain itu, juga untuk memanfaatkan kenikmatan hidup yang sesuai dengan keinginan hawa nafsunya. Kelak mereka pasti akan mengetahui akibat sikap tidak bersyukur itu ketika mereka menyaksikan siksan yang amat pedih.