Skip to content

Al-Qur'an Surat Al-'Ankabut Ayat 49

Al-'Ankabut Ayat ke-49 ~ Quran Terjemah Perkata (Word By Word) English-Indonesian dan Tafsir Bahasa Indonesia

بَلْ هُوَ اٰيٰتٌۢ بَيِّنٰتٌ فِيْ صُدُوْرِ الَّذِيْنَ اُوْتُوا الْعِلْمَۗ وَمَا يَجْحَدُ بِاٰيٰتِنَآ اِلَّا الظّٰلِمُوْنَ ( العنكبوت : ٤٩)

bal
بَلْ
Nay
bahkan/tetapi
huwa
هُوَ
it
ia (Al-Qur'an)
āyātun
ءَايَٰتٌۢ
(is) Verses
ayat-ayat
bayyinātun
بَيِّنَٰتٌ
clear
yang nyata
فِى
in
di dalam
ṣudūri
صُدُورِ
(the) breasts
dada
alladhīna
ٱلَّذِينَ
(of) those who
orang-orang yang
ūtū
أُوتُوا۟
are given
(mereka) diberi
l-ʿil'ma
ٱلْعِلْمَۚ
the knowledge
ilmu
wamā
وَمَا
And not
dan tidak
yajḥadu
يَجْحَدُ
reject
mengingkari/membantah
biāyātinā
بِـَٔايَٰتِنَآ
Our Verses
pada ayat-ayat Kami
illā
إِلَّا
except
kecuali
l-ẓālimūna
ٱلظَّٰلِمُونَ
the wrongdoers
orang-orang yang zalim

Transliterasi Latin:

Bal huwa āyātum bayyinātun fī ṣudụrillażīna ụtul-'ilm, wa mā yaj-ḥadu bi`āyātinā illaẓ-ẓālimụn (QS. 29:49)

English Sahih:

Rather, it [i.e., the Quran] is distinct verses [preserved] within the breasts of those who have been given knowledge. And none reject Our verses except the wrongdoers. (QS. [29]Al-'Ankabut verse 49)

Arti / Terjemahan:

Sebenarnya, Al Quran itu adalah ayat-ayat yang nyata di dalam dada orang-orang yang diberi ilmu. Dan tidak ada yang mengingkari ayat-ayat Kami kecuali orang-orang yang zalim. (QS. Al-'Ankabut ayat 49)

Tafsir Ringkas Kemenag
Kementrian Agama RI

Sebenarnya Al-Qur’an itu adalah ayat-ayat yang jelas, tidak ada sedikit pun keraguan padanya, yang terpelihara di dalam dada orang-orang yang berilmu, baik melalui tradisi hafalan turun-temurun sehingga tidak seorang pun dapat mengubahnya maupun dari segi pemahaman dan pengamalannya. Hanya orang-orang yang zalim yang mengingkari ayat-ayat Kami dengan menutup diri dari kebenaran Al-Qur’an.

Tafsir Lengkap Kemenag
Kementrian Agama RI

Ayat ini menegaskan bahwa ayat-ayat Al-Qur'an merupakan petunjuk Allah, tidak ada kesamaran sedikit pun tentang pengertiannya. Allah memudahkan penafsirannya bagi orang-orang yang ingin mencari kebenaran yang hakiki. Dalam ayat yang lain, Allah berfirman:
Dan sungguh, telah Kami mudahkan Al-Qur'an untuk peringatan, maka adakah orang yang mau mengambil pelajaran? (al-Qamar/54: 17)

Para Ahli Kitab yang ingin mencari kebenaran, dengan mudah dapat memahami Al-Qur'an. Dengan demikian, mereka mau beriman kepadanya dan meyakini bahwa Muhammad adalah benar-benar seorang rasul. Allah berfirman kepada Nabi Muhammad agar mengatakan kepada orang-orang kafir yang tidak percaya kepada kerasulan beliau:
Dan orang-orang kafir berkata, "Engkau (Muhammad) bukanlah seorang Rasul." Katakanlah, "Cukuplah Allah dan orang yang menguasai ilmu Al-Kitab menjadi saksi antara aku, Aisah dan kamu. (ar-Ra'd/13: 43)

Maksud ayat di atas adalah ulama-ulama Ahli Kitab menjadi saksi atas kerasulan Muhammad, karena telah membaca dalam kitab-kitab mereka akan kedatangannya. Dengan demikian, ada di antara Ahli Kitab yang beriman kepada Nabi Muhammad, di antaranya orang-orang yang telah disebutkan di atas.
Allah menegaskan lagi bahwa Al-Qur'an itu terpelihara dalam dada kaum Muslimin. Mereka menghafalnya secara turun temurun sehingga tidak seorangpun dapat mengubahnya.
Selanjutnya ayat ini menerangkan bahwa tidak ada seorang pun yang mengingkari ayat-ayat Allah, kecuali orang-orang yang zalim. Ayat ini merupakan isyarat bagi Ahli Kitab bahwa mereka telah mengetahui dari kitab suci mereka tentang kenabian Muhammad dan penurunan Al-Qur'an kepadanya. Namun demikian, banyak di antara mereka yang mengingkari kebenaran itu setelah mengetahuinya. Allah berfirman:
Ternyata setelah sampai kepada mereka apa yang telah mereka ketahui itu, mereka mengingkarinya. Maka laknat Allah bagi orang-orang yang ingkar. (al-Baqarah/2: 89)

Selain bermakna isyarat bagi Ahli Kitab, ayat ini juga merupakan cercaan Allah yang ditujukan kepada orang-orang musyrik Mekah yang mengingkari ayat-ayat-Nya. Mereka tidak percaya kepada Al-Qur'an dan kerasulan Muhammad saw yang sudah menjadi kebenaran yang nyata. Mereka ini disebut oleh Allah sebagai orang yang zalim. Sifat zalim ini adalah sifat yang paling tepat bagi mereka karena menyembunyikan kebenaran yang sebetulnya telah mereka ketahui. Allah berfirman:
Dan siapakah yang lebih zalim daripada orang yang menyembunyikan kesaksian dari Allah yang ada padanya? (al-Baqarah/2: 140)

Tafsir al-Jalalain
Jalaluddin al-Mahalli dan Jalaluddin as-Suyuthi

(Sebenarnya Alquran itu) Alquran yang kamu datang dengan membawanya (adalah ayat-ayat yang nyata di dalam dada orang-orang yang diberi ilmu) orang-orang mukmin yang menghafalnya. (Dan tidak ada yang mengingkari ayat-ayat Kami kecuali orang-orang lalim) yakni orang-orang Yahudi; mereka mengingkarinya, padahal Alquran telah jelas bagi mereka.

Tafsir Ibnu Katsir
Ismail bin Umar Al-Quraisyi bin Katsir

Dalam surat ini disebutkan oleh firman-Nya:

Sebenarnya Al-Qur’an itu adalah ayat-ayat yang nyata di dalam dada orang-orang yang diberi ilmu. (Al-'Ankabut: 49)

Al-Qur'an ini adalah ayat-ayat yang jelas yang menunjukkan kepada perkara yang hak, di dalamnya terkandung perintah, larangan, dan kebaikan, dihafal oleh semua ulama. Allah telah memberikan kemudahan kepada mereka untuk membacanya, menghafalnya, dan menafsirkannya, sebagaimana yang disebutkan oleh firman-Nya:

Dan sesungguhnya telah Kami mudahkan Al-Qur’an untuk pelajaran, maka adakah orang yang mengambil pelajaran? (Al Qamar:17, 22, 32, 40)

Rasulullah Saw. pernah bersabda:

Tiada seorang nabi pun melainkan dianugerahi sesuatu yang serupa dengan apa yang diimani (dipercayai) oleh manusia (di masanya), dan sesungguhnya yang diberikan kepadaku hanyalah wahyu yang diturunkan Allah kepadaku, maka aku berharap semoga aku adalah yang paling banyak pengikutnya di antara mereka (para nabi).

Di dalam hadis Iyad ibnu Hammad yang terdapat di dalam kitab Sahih Muslim disebutkan bahwa:

Allah Swt. telah berfirman: Sesungguhnya Aku akan mengujimu dan menjadikanmu sebagai ujian serta akan menurunkan kepadamu sebuah kitab yang tidak akan tercuci (terhapuskan) oleh air, kamu dapat mem­bacanya dalam keadaan tidur dan terjaga.

seandainya air dipakai untuk mencuci tempat yang dituliskan padanya Al-Qur'an, tentulah tempat itu tidak diperlukan lagi, dan karena disebutkan di dalam sebuah hadis yang mengatakan:

Seandainya Al-Qur’an itu ditulis pada lembaran kulit, maka api tidak dapat membakarnya (Al-Qur'an).

Karena Al-Qur'an itu telah dihafal di dalam dada para penghafalnya, sering dibaca oleh lisan dan menarik hati serta mengandung mukjizat, baik dari segi lafaz maupun maknanya. Untuk itulah maka disebutkan di dalam kitab-kitab terdahulu sehubungan dengan sifat umat Nabi Muhammad Saw. ini, bahwa kitab-kitab mereka berada di dalam dada mereka.

Ibnu Jarir memilih pendapat yang mengatakan bahwa makna firman-Nya: Sebenarnya Al-Qur’an itu adalah ayat-ayat yang nyata di dalam dada orang-orang yang diberi ilmu. (Al-'Ankabut: 49) Sebenarnya pengetahuan yang menyatakan bahwa kamu tidak pernah membaca sebelumnya (Al-Qur'an) sesuatu kitab pun dan kamu tidak (pernah) menulis suatu kitab dengan tangan kananmu ayat-ayat yang jelas, itu semuanya telah dihafal di dalam dada orang-orang yang telah dianugerahi ilmu dari kalangan Ahli Kitab.

Pendapat ini dinukil oleh Ibnu Jarir dari Qatadah dan Ibnu Juraij, sedangkan riwayat di atas hanya dinukil dari Al-Hasan Al-Basri. Menurut hemat kami, riwayat tersebutlah yang diketengahkan oleh Al-Aufi dari Ibnu Abbas, lalu dikatakan oleh Ad-Dahhak, yang merupakan pendapat yang terkuat. Hanya Allah Yang Maha Mengetahui.

Firman Allah Swt.:

Dan tidak ada yang mengingkari ayat-ayat Kami kecuali orang-orang yang zalim. (Al-'Ankabut: 49)

Tiada yang mengingkarinya, atau yang mengurangi haknya, atau yang menolaknya selain orang-orang yang aniaya. Yakni orang-orang yang melampaui batas lagi angkuh, mereka yang mengetahui kebenaran, tetapi berpaling darinya, sebagaimana yang disebutkan oleh firman-Nya:

Sesungguhnya orang-orang yang telah pasti terhadap mereka kalimat Tuhanmu, tidaklah akan beriman, meskipun datang kepada mereka segala macam keterangan, hingga mereka menyaksikan azab yang pedih. (Yunus:96-97)

Tafsir Quraish Shihab
Muhammad Quraish Shihab

Kitab ini tidak mengandung keraguan, bahkan kitab ini adalah ayat-ayat yang jelas dan terjaga di dalam dada orang-orang yang dikaruniai ilmu oleh Allah. Tidak ada yang mengingkari ayat-ayat Kami--setelah mengetahuinya--kecuali orang-orang yang zalim terhadap kebenaran dan diri mereka sendiri.