Al-Qur'an Surat Al-'Ankabut Ayat 16
Al-'Ankabut Ayat ke-16 ~ Quran Terjemah Perkata (Word By Word) English-Indonesian dan Tafsir Bahasa Indonesia
وَاِبْرٰهِيْمَ اِذْ قَالَ لِقَوْمِهِ اعْبُدُوا اللّٰهَ وَاتَّقُوْهُ ۗذٰلِكُمْ خَيْرٌ لَّكُمْ اِنْ كُنْتُمْ تَعْلَمُوْنَ ( العنكبوت : ١٦)
- wa-ib'rāhīma
- وَإِبْرَٰهِيمَ
- And Ibrahim -
- dan Ibrahim
- idh
- إِذْ
- when
- ketika
- qāla
- قَالَ
- he said
- dia berkata
- liqawmihi
- لِقَوْمِهِ
- to his people
- kepada kaumnya
- uʿ'budū
- ٱعْبُدُوا۟
- "Worship
- sembahlah
- l-laha
- ٱللَّهَ
- Allah
- Allah
- wa-ittaqūhu
- وَٱتَّقُوهُۖ
- and fear Him
- dan bertakwalah kepada-Nya
- dhālikum
- ذَٰلِكُمْ
- That
- demikian itu
- khayrun
- خَيْرٌ
- (is) better
- lebih baik
- lakum
- لَّكُمْ
- for you
- bagi kalian
- in
- إِن
- if
- jika
- kuntum
- كُنتُمْ
- you
- kalian adalah
- taʿlamūna
- تَعْلَمُونَ
- know
- (kalian) mengetahui
Transliterasi Latin:
Wa ibrāhīma iż qāla liqaumihi'budullāha wattaqụh, żālikum khairul lakum ing kuntum ta'lamụn(QS. 29:16)
English Sahih:
And [We sent] Abraham, when he said to his people, "Worship Allah and fear Him. That is best for you, if you should know. (QS. [29]Al-'Ankabut verse 16)
Arti / Terjemahan:
Dan (ingatlah) Ibrahim, ketika ia berkata kepada kaumnya: "Sembahlah olehmu Allah dan bertakwalah kepada-Nya. Yang demikian itu adalah lebih baik bagimu, jika kamu mengetahui. (QS. Al-'Ankabut ayat 16)
Tafsir Ringkas Kemenag
Kementrian Agama RI
Selain Nabi Nuh, Rasul pertama, Nabi Ibrahim juga mengalami hal yang sama. Dan ingatlah wahai Rasul, kisah Nabi Ibrahim, ketika dia berkata kepada kaumnya, “Sembahlah dan patuhilah Allah dalam segala hal yang diperintahkan-Nya dengan penuh keikhlasan dan bertakwalah kepada-Nya dengan menghindari segala sesuatu yang dapat mendatangkannya siksa-Nya. Yang demikian itu, yakni kepatuhan dan ketakwaan, lebih baik bagimu daripada kekufuran, jika kamu mengetahui apa yang baik dan buruk bagimu.
Tafsir Lengkap Kemenag
Kementrian Agama RI
Allah memerintahkan Nabi Muhammad agar menceritakan kepada umatnya kisah Nabi Ibrahim. Setelah dewasa, sempurna pertumbuhan akalnya, sanggup untuk berpikir dan menganalisa sesuatu dengan objektif, dan telah memungkinkan untuk mencapai derajat kenabian yang sempurna, maka Ibrahim mulai mencurahkan perhatiannya menyeru manusia untuk menerima kebenaran yang dibawanya. Ia mengajak mereka untuk mengesakan Allah dalam ibadah dan membersihkan diri dari segala bentuk kemusyrikan. Ia juga menyerukan agar mereka ikhlas mengabdi kepada Allah baik ketika seorang diri atau di hadapan orang banyak, serta menjauhi murka Allah dengan melaksanakan segala tugas dan kewajiban yang diperintahkan-Nya, serta menjauhi segala larangan-Nya.
Semuanya itu merupakan perintah Allah yang harus disampaikan oleh Ibrahim kepada kaumnya. Apa yang disampaikan itu adalah yang terbaik andaikata mereka memiliki sedikit ilmu pengetahuan. Dengan ilmu itu mereka dapat membedakan antara yang baik dan yang buruk, dan bagaimana mencari atau memperoleh kemanfaatan sebanyak-banyaknya untuk dunia dan akhirat. Kemudian Ibrahim menunjukkan kepada mereka tentang kesengsaraan yang menimpa orang yang mencari tuhan selain Allah.
Tafsir al-Jalalain
Jalaluddin al-Mahalli dan Jalaluddin as-Suyuthi
(Dan) ingatlah (Ibrahim ketika ia berkata kepada kaumnya, "Sembahlah Allah dan bertakwalah kalian kepada-Nya!) takutlah kalian akan azab dan hukuman-Nya. (Demikian itu lebih baik bagi kalian) daripada apa yang sekarang kalian kerjakan yaitu menyembah berhala (jika kalian mengetahui) mana yang baik dan mana yang tidak baik.
Tafsir Ibnu Katsir
Ismail bin Umar Al-Quraisyi bin Katsir
Allah Swt. menceritakan perihal hamba dan rasul-Nya serta kekasihnya (yaitu Nabi Ibrahim, imam para hunafa), bahwa dia menyeru kaumnya untuk menyembah Allah semata, tiada sekutu bagi-Nya, dan mengikhlaskan diri hanya kepada-Nya dalam bertakwa, mencari rezeki dari-Nya semata, tiada sekutu bagi-Nya, serta mengesakan-Nya dalam bersyukur, karena sesungguhnya hanya kepada-Nyalah dipanjatkan rasa syukur atas sernua nikmat, tiada yang berhak menerimanya selain Dia. Untuk itu Ibrahim a.s. berkata kepada kaumnya, sebagaimana yang disitir oleh firman-Nya:
Sembahlah Allah olehmu dan bertakwalah kepada-Nya. (Al-'Ankabut: 16)
Artinya, ikhlaskanlah diri kalian hanya kepada-Nya dalam beribadah dan takut.
Yang demikian itu adalah lebih baik bagimu, jika kamu mengetahui. (Al-'Ankabut: 16)
Yakni apabila kalian melakukan hal tersebut, niscaya kalian akan beroleh kebaikan di dunia dan akhirat, dan akan terhindarlah kalian dari kejahatan di dunia dan akhirat.
Selanjutnya Allah Swt. memberitahukan bahwa berhala-berhala yang mereka sembah itu tidak dapat menimpakan mudarat dan tidak pula memberikan manfaat. Berhala-berhala itu tiada lain hanyalah buat-buatan kalian belaka, lalu kalian memberinya nama-nama sebagai tuhan-tuhan buatan. Sesungguhnya berhala-berhala itu hanyalah makhluk, sama halnya dengan kalian. Demikianlah menurut apa yang diriwayatkan oleh Al-Aufi, dari Ibnu Abbas, dan hal yang sama dikatakan oleh As-Saddi dan Mujahid.
Al-Walibi telah meriwayatkan dari Ibnu Abbas, bahwa lafaz takhluquna dibaca tasna una, yang artinya 'kalianlah yang memahatnya, lalu menjadikannya sebagai patung-patung (berhala-berhala).' Hal yang sama dikatakan oleh Mujahid dalam suatu riwayatnya, juga oleh Ikrimah, Al-Hasan, Qatadah, dan lain-lainnya, lalu dipilih oleh Ibnu Jarir rahimahullah, yakni berhala-berhala itu tidak memiliki rezeki bagi kalian.
Tafsir Quraish Shihab
Muhammad Quraish Shihab
Dan ingatlah, wahai Rasul, kisah Ibrâhîm ketika ia menyeru kaumnya untuk mengesakan dan menaati Allah, serta memperingatkan mereka bahwa keimanan lebih baik bagi mereka daripada kekufuran, apabila mereka termasuk orang-orang yang berilmu dan berakal.