Al-Qur'an Surat Al-Qasas Ayat 9
Al-Qasas Ayat ke-9 ~ Quran Terjemah Perkata (Word By Word) English-Indonesian dan Tafsir Bahasa Indonesia
وَقَالَتِ امْرَاَتُ فِرْعَوْنَ قُرَّتُ عَيْنٍ لِّيْ وَلَكَۗ لَا تَقْتُلُوْهُ ۖعَسٰٓى اَنْ يَّنْفَعَنَآ اَوْ نَتَّخِذَهٗ وَلَدًا وَّهُمْ لَا يَشْعُرُوْنَ ( القصص : ٩)
- waqālati
- وَقَالَتِ
- And said
- dan berkata
- im'ra-atu
- ٱمْرَأَتُ
- (the) wife
- isteri
- fir'ʿawna
- فِرْعَوْنَ
- (of) Firaun
- Fir'aun
- qurratu
- قُرَّتُ
- "A comfort
- penyejuk
- ʿaynin
- عَيْنٍ
- (of the) eye
- mata
- lī
- لِّى
- for me
- bagiku
- walaka
- وَلَكَۖ
- and for you;
- dan bagimu
- lā
- لَا
- (Do) not
- jangan
- taqtulūhu
- تَقْتُلُوهُ
- kill him;
- kamu membunuhnya
- ʿasā
- عَسَىٰٓ
- perhaps
- mudah-mudahan
- an
- أَن
- (that)
- dia akan
- yanfaʿanā
- يَنفَعَنَآ
- he may benefit us
- memberi manfaat kepada kita
- aw
- أَوْ
- or
- atau
- nattakhidhahu
- نَتَّخِذَهُۥ
- we may take him
- kita ambil dia
- waladan
- وَلَدًا
- (as) a son"
- anak
- wahum
- وَهُمْ
- And they
- dan/sedang mereka
- lā
- لَا
- (did) not
- tidak
- yashʿurūna
- يَشْعُرُونَ
- perceive
- mereka menyadari
Transliterasi Latin:
Wa qālatimra`atu fir'auna qurratu 'ainil lī wa lak, lā taqtulụhu 'asā ay yanfa'anā au nattakhiżahụ waladaw wa hum lā yasy'urụn(QS. 28:9)
English Sahih:
And the wife of Pharaoh said, "[He will be] a comfort of the eye [i.e., pleasure] for me and for you. Do not kill him; perhaps he may benefit us, or we may adopt him as a son." And they perceived not. (QS. [28]Al-Qasas verse 9)
Arti / Terjemahan:
Dan berkatalah isteri Fir'aun: "(Ia) adalah penyejuk mata hati bagiku dan bagimu. Janganlah kamu membunuhnya, mudah-mudahan ia bermanfaat kepada kita atau kita ambil ia menjadi anak", sedang mereka tiada menyadari. (QS. Al-Qasas ayat 9)
Tafsir Ringkas Kemenag
Kementrian Agama RI
setelah Musa dipungut dan dilihat oleh keluarga istana, istri Fir’aun berkata, “Dia, yakni anak itu adalah penyejuk mata hati bagiku dan bagimu wahai suamiku, Fir’aun. Karena itu janganlah kamu wahai Fir’aun dan jangan juga siapa pun yang engkau perintahkan membunuhnya seperti yang terjadi pada anak-anak lelaki Bani Israil. Mudah-mudahan dia bermanfaat kepada kita jika kita mendidiknya dengan baik atau kita ambil dia menjadi anak angkat jika ternyata ia tidak ditemukan oleh orang tuanya”. Demikian ucapan istri Fir’aun ketika ia bersama suaminya dan siapa yang ada di sekelilingnya, sedang mereka tidak menyadari apa yang akan terjadi setelah Fir’aun memeliharanya di istana.
Tafsir Lengkap Kemenag
Kementrian Agama RI
Pada ayat ini, Allah menjelaskan jawaban istri Fir'aun untuk mempertahankan bayi itu agar tidak dibunuh, karena Fir'aun khawatir kalau bayi itu anak seorang Bani Israil yang dikhawatirkan akan menghancurkan kekuasaannya. Istri Fir'aun yang telah telanjur menyayangi anak itu karena tertarik melihat parasnya yang rupawan mengatakan, "Janganlah engkau bunuh anak ini karena saya amat sayang dan tertarik kepadanya. Biarkanlah saya mengasuh dan mendidiknya. Dia akan menjadi penghibur hatiku dan hatimu di kala susah. Siapa tahu di kemudian hari dia akan berjasa kepada kita. Atau alangkah baiknya kalau dia kita ambil menjadi anak angkat kita, karena sampai sekarang kita belum dikaruniai seorang anak pun." Karena kegigihan istri Fir'aun dan alasan-alasan logis yang dikemukakannya, akhirnya Fir'aun membiarkan anak itu hidup dan diasuh sendiri oleh istrinya.
Demikianlah takdir Allah. Dia telah menjadikan istri Fir'aun menyayangi anak itu dan menjadikan hati Fir'aun lunak karena rayuan istrinya sehingga anak itu tidak jadi dibunuh. Padahal, anak itulah kelak yang akan menentang Fir'aun dan akan menjadi musuhnya yang utama tanpa dia sadari sedikit pun.
Tafsir al-Jalalain
Jalaluddin al-Mahalli dan Jalaluddin as-Suyuthi
(Dan istri Firaun berkata) di kala Firaun beserta para pembantunya sudah bersiap-siap akan membunuh bayi itu, "Ia adalah (biji mata bagiku dan bagimu, janganlah kalian membunuhnya, mudah-mudahan ia bermanfaat kepada kita atau kita ambil ia menjadi anak") akhirnya mereka menuruti kemauan istri Firaun itu (sedangkan mereka tiada menyadari) akibat dari perkara mereka dengan bayi itu.
Tafsir Ibnu Katsir
Ismail bin Umar Al-Quraisyi bin Katsir
Firman Allah Swt.:
Dan berkatalah istri Fir’aun, "(Ia) adalah penyejuk mata hati bagiku dan bagimu.” (Al Qashash:9), hingga akhir ayat.
Ketika Fir'aun melihat bayi itu, hampir saja ia membunuhnya karena merasa takut bahwa bayi itu dari kalangan kaum Bani Israil, seandainya saja tidak ada Asiah istrinya yang menentangnya dan melindungi bayi itu serta meminta kepadanya agar mengasihaninya.
Asiah binti Muzahim mengatakan, seperti yang disitir oleh firman-Nya: (Ia) adalah penyejuk mata hati bagiku dan bagimu. (Al Qashash:9) Maka Fir'aun menjawab, "Itu adalah bagimu, tetapi bagiku tidak." Dan memang kejadiannya adalah seperti apa yang dikatakan oleh Asiah, Allah memberinya petunjuk melalui Musa, sedangkan Fir'aun dibinasakan oleh Allah melalui Musa. Dalam surat Taha yang terdahulu telah disebutkan kisah ini dengan panjang lebar melalui riwayat Ibnu Abbas secara marfu' yang ada pada Imam Nasai dan lain-lainnya.
Firman Allah Swt.:
mudah-mudahan ia bermanfaat kepada kita. (Al Qashash:9)
Dan memang apa yang diharapkannya itu berhasil baginya, Allah memberinya petunjuk melalui Musa dan menempatkannya di surga berkat petunjuk Musa.
Firman Allah Swt.:
atau kita ambil ia menjadi anak. (Al Qashash:9)
Asiah bermaksud menjadikan Musa sebagai anak angkatnya karena ia tidak mempunyai anak dari Fir'aun.
Firman Allah Swt.:
sedangkan mereka tidak menyadari. (Al Qashash:9)
Yakni mereka tidak mengetahui apa yang dikehendaki oleh Allah melalui penemuan (pemungutan) mereka terhadap Musa, padahal di dalamnya terkandung hikmah yang besar dan hujah yang pasti.
Tafsir Quraish Shihab
Muhammad Quraish Shihab
Ketika memperhatikan bayi itu, istri Fir'aun berkata kepada suaminya, "Bayi ini agaknya akan menjadi sumber kebahagiaan kita. Kita biarkan saja ia hidup dan jangan kita bunuh, dengan harapan kelak ia akan dapat kita manfaatkan untuk mengatur urusan kita. Atau, kita angkat saja ia sebagai anak." Mereka sama sekali tidak menyadari apa yang sudah ditakdirkan Allah terhadap Mûsâ.