Al-Qur'an Surat Al-Qasas Ayat 78
Al-Qasas Ayat ke-78 ~ Quran Terjemah Perkata (Word By Word) English-Indonesian dan Tafsir Bahasa Indonesia
قَالَ اِنَّمَآ اُوْتِيْتُهٗ عَلٰى عِلْمٍ عِنْدِيْۗ اَوَلَمْ يَعْلَمْ اَنَّ اللّٰهَ قَدْ اَهْلَكَ مِنْ قَبْلِهٖ مِنَ الْقُرُوْنِ مَنْ هُوَ اَشَدُّ مِنْهُ قُوَّةً وَّاَكْثَرُ جَمْعًا ۗوَلَا يُسْـَٔلُ عَنْ ذُنُوْبِهِمُ الْمُجْرِمُوْنَ ( القصص : ٧٨)
- qāla
- قَالَ
- He said
- (Karun) berkata
- innamā
- إِنَّمَآ
- "Only
- sesungguhnya hanyalah
- ūtītuhu
- أُوتِيتُهُۥ
- I have been given it
- aku diberinya (harta itu)
- ʿalā
- عَلَىٰ
- on (account)
- atas
- ʿil'min
- عِلْمٍ
- (of) knowledge
- ilmu
- ʿindī
- عِندِىٓۚ
- I have"
- disisiku/ada padaku
- awalam
- أَوَلَمْ
- Did not
- ataukah tidak
- yaʿlam
- يَعْلَمْ
- he know
- dia mengetahui
- anna
- أَنَّ
- that
- bahwasanya
- l-laha
- ٱللَّهَ
- Allah
- Allah
- qad
- قَدْ
- indeed
- sungguh
- ahlaka
- أَهْلَكَ
- destroyed
- telah membinasakan
- min
- مِن
- before him
- dari
- qablihi
- قَبْلِهِۦ
- before him
- sebelumnya
- mina
- مِنَ
- of
- dari
- l-qurūni
- ٱلْقُرُونِ
- the generations
- kurun/ummat-ummat
- man
- مَنْ
- who
- orang
- huwa
- هُوَ
- [they]
- ia
- ashaddu
- أَشَدُّ
- (were) stronger
- lebih/sangat
- min'hu
- مِنْهُ
- than him
- dari padanya
- quwwatan
- قُوَّةً
- (in) strength
- kekuatan
- wa-aktharu
- وَأَكْثَرُ
- and greater
- dan lebih banyak
- jamʿan
- جَمْعًاۚ
- (in) accumulation
- pengumpulan
- walā
- وَلَا
- And not
- dan tidak
- yus'alu
- يُسْـَٔلُ
- will be questioned
- ditanya
- ʿan
- عَن
- about
- dari/tentang
- dhunūbihimu
- ذُنُوبِهِمُ
- their sins
- dosa-dosa mereka
- l-muj'rimūna
- ٱلْمُجْرِمُونَ
- the criminals
- orang-orang yang berdosa
Transliterasi Latin:
Qāla innamā ụtītuhụ 'alā 'ilmin 'indī, a wa lam ya'lam annallāha qad ahlaka ming qablihī minal-qurụni man huwa asyaddu min-hu quwwataw wa akṡaru jam'ā, wa lā yus`alu 'an żunụbihimul-mujrimụn(QS. 28:78)
English Sahih:
He said, "I was only given it because of knowledge I have." Did he not know that Allah had destroyed before him of generations those who were greater than him in power and greater in accumulation [of wealth]? But the criminals, about their sins, will not be asked. (QS. [28]Al-Qasas verse 78)
Arti / Terjemahan:
Karun berkata: "Sesungguhnya aku hanya diberi harta itu, karena ilmu yang ada padaku". Dan apakah ia tidak mengetahui, bahwasanya Allah sungguh telah membinasakan umat-umat sebelumnya yang lebih kuat daripadanya, dan lebih banyak mengumpulkan harta? Dan tidaklah perlu ditanya kepada orang-orang yang berdosa itu, tentang dosa-dosa mereka. (QS. Al-Qasas ayat 78)
Tafsir Ringkas Kemenag
Kementrian Agama RI
Karun tidak menanggapi nasihat kaumnya, lupa diri dan tetap melupakan karunia Allah kepadanya. Dengan penuh kesombongan dia berkata, “Sesungguhnya aku diberi harta yang banyak ini, semata-mata karena ilmu dan kemampuan yang ada padaku. Tidak ada jasa siapa pun atas perolehanku itu. Semua karena kepandaianku dalam mengumpulkan harta.” Demikian jawab Karun. Tidakkah dia tahu dan sadar, bahwa Allah telah membinasakan umat-umat yang tidak jauh dari masa sebelumnya, yakni sebelum Karun, yang lebih kuat fisik dan kemampuan serta pembantu-pembantu mereka daripadanya, dan lebih banyak mengumpulkan harta daripada Karun? Sungguh kedurhakaan Karun telah demikian jelas, dan oleh karenanya, orang-orang yang berdosa seperti Karun itu tidak perlu ditanya tentang dosa-dosa mereka, karena Allah telah mengetahui hal itu. Mereka akan masuk neraka, dan hanya akan ditanya dengan pertanyaan yang menghinakan.
Tafsir Lengkap Kemenag
Kementrian Agama RI
Ayat ini menerangkan reaksi Karun atas nasihat dan petunjuk yang diberikan oleh kaumnya. Dengan sombong ia berkata, "Harta yang diberikan Allah kepadaku adalah karena ilmu yang ada padaku. Allah mengetahui hal itu. Oleh karena itu, Ia rida padaku dan memberikan harta itu kepadaku." Tidak sedikit manusia apabila ditimpa bahaya, ia kembali kepada Tuhan, dan berdoa sepenuh hati. Semua doa yang diketahuinya dibaca dengan harapan supaya bahaya yang menimpanya itu lenyap. Jika maksudnya itu tercapai, ia kemudian lupa kepada Tuhan yang mencabut bahaya itu darinya. Bahkan, ia mengaku bahwa hal itu terjadi karena kepintarannya, karena perhitungan yang tepat, dan sebagainya. Firman Allah:
Maka apabila manusia ditimpa bencana dia menyeru Kami, kemudian apabila Kami berikan nikmat Kami kepadanya dia berkata, "Sesungguhnya aku diberi nikmat ini hanyalah karena kepintaranku." Sebenarnya, itu adalah ujian, tetapi kebanyakan mereka tidak mengetahui. (az-Zumar/39: 49)
Pengakuan seperti tersebut di atas ditolak oleh Allah dengan firman Nya, "Apakah ia lupa ataukah tidak pernah mengetahui bahwa Allah telah membinasakan umat dahulu sebelum dia, padahal mereka itu jauh lebih kuat dan lebih banyak harta yang dikumpulkannya." Sekiranya Allah memberi seseorang harta kekayaan dan lainnya hanya karena kepintaran dan kebaikan yang ada padanya, sehingga Allah rida kepadanya, tentu Dia tidak akan membinasakan orang-orang dahulu yang jauh lebih kaya, kuat dan pintar dari Karun. Orang yang diridai Allah tentu tidak akan dibinasakan-Nya. Tidakkah ia menyaksikan nasib Fir'aun yang mempunyai kerajaan besar dan pengikutnya yang banyak dengan sekejap mata dihancurkan oleh Allah.
Pada akhir ayat ini, Allah menegaskan bahwa apabila Dia hendak mengazab orang-orang yang bergelimang dosa itu, Dia tidak akan menanyakan berapa banyak dosa yang telah diperbuatnya, begitu juga jenisnya, karena Dia Maha Mengetahui semuanya itu. Dalam ayat lain ditegaskan juga sebagai berikut:
Maka pada hari itu manusia dan jin tidak ditanya tentang dosanya. (ar-Rahman/55: 39)
Tafsir al-Jalalain
Jalaluddin al-Mahalli dan Jalaluddin as-Suyuthi
(Karun berkata, "Sesungguhnya aku hanya diberi harta itu) harta yang ada padanya itu (karena ilmu yang ada padaku") sebagai imbalan dari pengetahuan yang aku miliki; dia seorang yang paling ulung di kalangan Bani Israel mengenai kitab Taurat, sesudah Musa dan Harun. Allah berfirman, (Dan apakah ia tidak mengetahui bahwasanya Allah sungguh telah membinasakan umat-umat sebelumnya) yakni, bangsa-bangsa sebelumnya (yang lebih kuat daripadanya dan lebih banyak mengumpulkan harta?) maksudnya, Karun mengetahui kisah mereka, kemudian mereka dibinasakan oleh Allah. (Dan tidaklah perlu ditanyakan kepada orang-orang yang berdosa itu, tentang dosa-dosa mereka) karena Allah mengetahui hal tersebut, maka mereka dimasukkan ke neraka tanpa dihisab lagi.
Tafsir Ibnu Katsir
Ismail bin Umar Al-Quraisyi bin Katsir
Allah Swt. menceritakan tentang jawaban Qarun kepada kaumnya ketika mereka menasihati dan memberinya petunjuk jalan kebaikan.
Qarun berkata, "Sesungguhnya aku hanya diberi harta itu, karena ilmu yang ada padaku.” (Al Qashash:78)
Yakni aku tidak memerlukan nasihatmu, karena sesungguhnya Allah memberiku kekayaan ini sebab Dia mengetahui bahwa aku berhak mendapatkannya dan sebab kecintaan-Nya kepadaku. Dengan kata lain, dapat disebutkan bahwa sesungguhnya Allah memberiku semuanya ini hanyalah karena pengetahuan Allah yang mengetahui bahwa diriku berhak memperolehnya. Pengertiannya sama dengan apa yang disebutkan dalam ayat lain melalui firman-Nya:
Maka apabila manusia ditimpa bahaya ia menyeru Kami, kemudian apabila Kami berikan kepadanya nikmat dari Kami ia berkata, "Sesungguhnya aku diberi nikmat itu hanyalah karena kepintaranku." (Az Zumar:49)
Yakni atas sepengetahuan dari Allah yang ada padaku. Dan sama dengan apa yang disebutkan dalam ayat lain melalui firman-Nya:
Dan jika Kami merasakan kepadanya sesuatu rahmat dari Kami sesudah dia ditimpa kesusahan, pastilah dia berkata, "Ini adalah hakku.” (Fussilat: 50)
Artinya, ini adalah sesuatu yang berhak aku terima. Tetapi telah diriwayatkan dari sebagian ahli tafsir, bahwa makna yang dimaksud dari firman-Nya: Sesungguhnya aku hanya diberi harta itu, karena ilmu yang ada padaku. (Al Qashash:78)
Qarun mempunyai profesi sebagai seorang ahli kimia. Pendapat ini lemah. Sesungguhnya ilmu kimia itu sendiri merupakan ilmu reaksi, bukan ilmu yang menyangkut mengubah sesuatu menjadi benda lain, karena sesungguhnya yang dapat melakukan hal itu hanyalah Allah semata Allah Swt. telah berfirman:
Hai manusia, telah dibuat perumpamaan, maka dengarkanlah olehmu perumpamaan itu. Sesungguhnya segala yang kamu seru selain Allah sekali-kali tidak dapat menciptakan seekor lalat pun. Walaupun mereka bersatu untuk menciptakannya. (Al Hajj:73)
Di dalam kitab sahih disebutkan bahwa Rasulullah Saw. pernah bersabda:
Allah Swt. telah berfirman, "Dan siapakah yang lebih aniaya selain dari orang yang menciptakan ciptaan seperti ciptaan-Ku, maka silakanlah mereka menciptakan biji jagung dan silakan mereka menciptakan biji gandum.”
Hadis ini berkaitan dengan ancaman yang ditujukan terhadap orang-orang yang membuat sesuatu yang mirip dengan ciptaan Allah hanya dalam bentuk lahiriah atau gambarnya saja. Maka terlebih lagi ancaman yang ditujukan terhadap orang yang mengakui bahwa dirinya mampu mengubah suatu benda menjadi benda yang lain, hal ini jelas batil dan mustahil. Sesungguhnya batas kemampuan mereka hanyalah meniru bentuk lahiriahnya saja atau imitasinya, tetapi hakikatnya palsu dan tidak benar serta merupakan kamuflase belaka. Belum pernah terbuktikan ada suatu kebenaran yang dilakukan oleh seseorang melalui cara yang biasa dilakukan oleh para pendusta lagi fasik dan bodoh itu suatu kenyataan yang dapat mengubah suatu benda ke benda yang lain.
Adapun mengenai peristiwa yang bertentangan dengan hukum alam yang dilakukan oleh para wali (kekasih Allah), misalnya mengubah sesuatu benda menjadi emas atau perak, atau hal lainnya. Maka hal seperti ini tiada seorang muslim pun yang mengingkari kebenarannya, karena proses kejadiannya berdasarkan kehendak Allah dan dengan seizin-Nya, serta pada hakikatnya Allah-lah yang melakukannya. Dan hal seperti ini sama sekali bukan termasuk ke dalam ilmu sulap atau ilmu kimia atau ilmu sihir. Sebagaimana yang telah diriwayatkan dari Haiwah ibnu Syuraih Al-Masri, seorang waliyyullah. Pada suatu hari ia kedatangan seorang pengemis yang meminta-minta kepadanya, sedangkan dia tidak memiliki sesuatu pun yang akan diberikannya kepada si peminta-minta itu. Maka ia memungut batu kerikil dari tanah dan mengocoknya dengan telapak tangannya, lalu ia lemparkan ke tangan si pengemis itu, tiba-tiba batu kerikil tersebut telah berubah menjadi emas. Hadis-hadis dan asar-asar yang menceritakan hal tersebut banyak sekali dan memerlukan cerita yang sangat panjang.
Menurut sebagian ulama, Qarun adalah seseorang yang mengetahui Ismul A'zam, lalu ia berdoa kepada Allah dengan menyebut Ismul A'zam tersebut. Akhirnya ia menjadi orang yang banyak hartanya.
Tetapi pendapat yang benar adalah pendapat yang pertama. Karena itulah Allah Swt. menyanggah pengakuannya yang mengatakan bahwa Allah memperhatikan dirinya, karena itu Allah memberinya banyak harta.
Dan apakah ia tidak mengetahui bahwasanya Allah sungguh telah membinasakan umat-umat sebelumnya yang lebih kuat daripadanya dan lebih banyak mengumpulkan harta? (Al Qashash:78)
Yakni dahulu ada orang yang lebih banyak memiliki harta darinya, tetapi bukan karena Kami mencintainya. Sesungguhnya sekalipun demikian, Allah Swt. telah menghancurkan mereka disebabkan mereka kafir dan tidak bersyukur kepada Allah Swt. Karena itulah disebutkan dalam firman selanjutnya:
Dan tidaklah perlu ditanya kepada orang-orang yang berdosa itu, tentang dosa-dosa mereka. (Al Qashash:78)
Yaitu karena banyaknya dosa mereka.
Qatadah telah mengatakan sehubungan dengan makna firman-Nya: karena ilmu yang ada padaku. (Al Qashash:78) Maksudnya, karena kebaikan yang ada padaku.
Menurut As-Saddi, karena aku berhak mendapatkannya.
Sehubungan dengan tafsir ayat ini Imam Abdur Rahman ibnu Zaid ibnu Aslam mengemukakannya dengan takwil yang baik, ia mengatakan sehubungan dengan makna firman-Nya: Qarun berkata, "Sesungguhnya aku hanya diberi harta itu, karena ilmu yang ada padaku.” (Al Qashash:78) Bahwa seandainya bukan karena rida Allah kepada diriku dan pengetahuannya tentang keutamaanku, tentulah Dia tidak akan memberiku semua harta ini. Lalu Abdur Rahman ibnu Zaid ibnu Aslam membacakan firman-Nya: Dan apakah ia tidak mengetahui, bahwasanya Allah sungguh telah membinasakan umat-umat sebelumnya yang lebih kuat daripadanya, dan lebih banyak mengumpulkan harta? (Al Qashash:78), hingga akhir ayat.
Memang demikianlah yang biasa dikatakan oleh orang yang dangkal pengetahuannya. Bila ia mendapat keluasan rezeki dari Allah, ia akan mengatakan bahwa seandainya dirinya tidak berhak mendapat hal itu, tentulah ia tidak akan diberi.
Tafsir Quraish Shihab
Muhammad Quraish Shihab
Qârûn tidak menanggapi nasihat kaumnya dan melupakan karunia Allah kepadanya. Qârûn berpura-pura tidak mengetahui bahwa sebelumnya Allah telah menghancurkan banyak manusia yang lebih mampu untuk mengumpulkan harta dan lebih memiliki pengalaman dalam mengembangkan harta. Orang-orang jahat tidak akan ditanya tentang dosa-dosa mereka, karena Allah telah mengetahui hal itu. Mereka akan masuk neraka tanpa penghitungan. Akan tetapi mereka hanya ditanya dengan pertanyaan yang menghinakan.