Al-Qur'an Surat Al-Qasas Ayat 37
Al-Qasas Ayat ke-37 ~ Quran Terjemah Perkata (Word By Word) English-Indonesian dan Tafsir Bahasa Indonesia
وَقَالَ مُوْسٰى رَبِّيْٓ اَعْلَمُ بِمَنْ جَاۤءَ بِالْهُدٰى مِنْ عِنْدِهٖ وَمَنْ تَكُوْنُ لَهٗ عَاقِبَةُ الدَّارِۗ اِنَّهٗ لَا يُفْلِحُ الظّٰلِمُوْنَ ( القصص : ٣٧)
- waqāla
- وَقَالَ
- And Musa said
- dan berkata
- mūsā
- مُوسَىٰ
- And Musa said
- Musa
- rabbī
- رَبِّىٓ
- "My Lord
- Tuhanku
- aʿlamu
- أَعْلَمُ
- knows best
- lebih mengetahui
- biman
- بِمَن
- of who
- dengan/kepada siapa
- jāa
- جَآءَ
- has come
- datang
- bil-hudā
- بِٱلْهُدَىٰ
- with [the] guidance
- dengan petunjuk
- min
- مِنْ
- from Him
- dari
- ʿindihi
- عِندِهِۦ
- from Him
- sisi-Nya
- waman
- وَمَن
- and who
- dan siapa
- takūnu
- تَكُونُ
- will be
- adalah ia
- lahu
- لَهُۥ
- for him
- baginya/mendapat
- ʿāqibatu
- عَٰقِبَةُ
- the good end in the Hereafter
- kesudahan
- l-dāri
- ٱلدَّارِۖ
- the good end in the Hereafter
- tempat (dunia)
- innahu
- إِنَّهُۥ
- Indeed
- sesungguhnya dia
- lā
- لَا
- not
- tidak
- yuf'liḥu
- يُفْلِحُ
- will be successful
- beruntung/mendapat kemenangan
- l-ẓālimūna
- ٱلظَّٰلِمُونَ
- the wrongdoers"
- orang-orang yang zalim
Transliterasi Latin:
Wa qāla mụsā rabbī a'lamu biman jā`a bil-hudā min 'indihī wa man takụnu lahụ 'āqibatud-dār, innahụ lā yufliḥuẓ-ẓālimụn(QS. 28:37)
English Sahih:
And Moses said, "My Lord is more knowing [than we or you] of who has come with guidance from Him and to whom will be succession in the home. Indeed, wrongdoers do not succeed." (QS. [28]Al-Qasas verse 37)
Arti / Terjemahan:
Musa menjawab: "Tuhanku lebih mengetahui orang yang (patut) membawa petunjuk dari sisi-Nya dan siapa yang akan mendapat kesudahan (yang baik) di negeri akhirat. Sesungguhnya tidaklah akan mendapat kemenangan orang-orang yang zalim". (QS. Al-Qasas ayat 37)
Tafsir Ringkas Kemenag
Kementrian Agama RI
Dan sebagai jawaban bagi Fir‘aun dan kaumnya, dia Musa menjawab, “Tuhan Pemelihara-ku Yang menciptakan aku dan kamu serta memberi aneka bukti kebenaran lebih mengetahui dari aku, kamu dan siapa pun tentang siapa yang pantas membawa petunjuk dari sisi-Nya dan Dia-lah yang akan menetapkan dengan adil siapa yang akan mendapat kesudahan yang baik di akhirat. Jangan berlaku zalim, sebab sesungguhnya telah menjadi ketetapan Allah bahwa orang-orang yang zalim selamanya tidak akan mendapat kemenangan.”
Tafsir Lengkap Kemenag
Kementrian Agama RI
Tuduhan Fir'aun dan kaumnya bahwa bukti-bukti yang dikemukakan Musa hanya sihir belaka dijawabnya dengan tenang dan tidak keluar dari adab dan sopan santun berdebat, tanpa menuduh lawannya bahwa mereka telah sesat. Musa mengatakan kepada mereka bahwa Tuhannya yang lebih mengetahui siapa sebenarnya yang membawa petunjuk dari Allah dan siapa sebenarnya yang beruntung yang akan mendapat kebahagiaan di akhirat. Di balik itu, dalam hatinya ia yakin sepenuhnya dialah yang benar, dialah orang yang beruntung dan siapa yang menentang kebenaran yang dibawanya pasti akan merugi dan menyesal. Jawaban ini sama dengan jawaban yang diberikan oleh Nabi Muhammad kepada kaum musyrikin yang menentangnya, seperti tersebut dalam firman Allah:
Katakanlah (Muhammad), "Siapakah yang memberi rezeki kepadamu dari langit dan dari bumi?" Katakanlah, "Allah," dan sesungguhnya kami atau kamu (orang-orang musyrik), pasti berada dalam kebenaran atau dalam kesesatan yang nyata. (Saba'/34: 24)
Walaupun demikian, Musa tetap menegaskan bahwa orang zalim tidak akan memperoleh kemenangan. Ini adalah sebagai isyarat kepada Fir'aun dan kaumnya bahwa mereka tidak akan menang. Mereka pasti akan kalah dan hancur karena mereka adalah orang-orang yang sombong dan aniaya.
Tafsir al-Jalalain
Jalaluddin al-Mahalli dan Jalaluddin as-Suyuthi
(Berkatalah) dapat dibaca waqala dan Qala tanpa memakai Wawu (Musa, "Rabbku lebih mengetahui) (orang yang patut membawa petunjuk dari sisi-Nya) Dhamir yang ada pada lafal 'Indahu kembali kepada Ar Rabb (dan siapa) di'athafkan kepada lafal Man sebelumnya (yang akan ada) dapat dibaca Takunu dan Yakunu (baginya kesudahan yang baik di negeri akhirat) yakni akibat yang terpuji di akhirat; maksudnya dia adalah aku sendiri, keduanya adalah aku sendiri yang berhak menyandangnya dan aku orang yang benar di dalam menyampaikan apa yang diturunkan kepadaku. (Sesungguhnya tidaklah akan mendapat kemenangan orang-orang yang zalim") yakni orang-orang yang kafir.
Tafsir Ibnu Katsir
Ismail bin Umar Al-Quraisyi bin Katsir
Mereka menjawab, "Kami belum pernah melihat seorang pun dari nenek moyang kami dahulu yang memeluk agama seperti itu. Dan kami belum pernah melihat orang-orang melainkan mereka mempersekutukan Allah dengan tuhan-tuhan yang lain." Maka Musa a.s. menjawab perkataan mereka, seperti apa yang disebutkan oleh firman-Nya:
Tuhanku lebih mengetahui orang yang (patut) membawa petunjuk dari sisi-Nya. (Al Qashash:37)
Yaitu di antara aku dan kalian, dan kelak Dia akan memberikan keputusan antara aku dan kalian. Karena itulah disebutkan dalam firman selanjutnya:
dan siapa yang akan mendapat kesudahan (yang baik) di negeri akhirat. (Al Qashash:37)
Yakni pertolongan, kemenangan, dan dukungan dari-Nya.
"Sesungguhnya tidaklah akan mendapat kemenangan orang-orang yang zalim.” (Al Qashash:37)
Maksudnya, orang-orang yang mempersekutukan Allah Swt.
Tafsir Quraish Shihab
Muhammad Quraish Shihab
Mûsâ berkata, sebagai jawaban bagi Fir'aun dan kaumnya, "Tuhanku mengetahui bahwa aku telah datang dengan membawa bukti-bukti yang menunjukkan kepada kebenaran dan petunjuk yang datang dari sisi-Nya ini. Maka, Dia adalah saksi bagiku apabila kalian mendustakannya. Dan Dia juga mengetahui bahwa kesudahan yang baik adalah diperuntukkan bagi kami dan pengikut kebenaran. Sesungguhnya orang-orang kafir tidak akan mendapatkan kebaikan."