Skip to content

Al-Qur'an Surat Al-Qasas Ayat 12

Al-Qasas Ayat ke-12 ~ Quran Terjemah Perkata (Word By Word) English-Indonesian dan Tafsir Bahasa Indonesia

۞ وَحَرَّمْنَا عَلَيْهِ الْمَرَاضِعَ مِنْ قَبْلُ فَقَالَتْ هَلْ اَدُلُّكُمْ عَلٰٓى اَهْلِ بَيْتٍ يَّكْفُلُوْنَهٗ لَكُمْ وَهُمْ لَهٗ نَاصِحُوْنَ ( القصص : ١٢)

waḥarramnā
وَحَرَّمْنَا
And We had forbidden
dan Kami haramkan/cegah
ʿalayhi
عَلَيْهِ
for him
atasnya (Musa)
l-marāḍiʿa
ٱلْمَرَاضِعَ
the wet nurses
perempuan-perempuan yang menyusukan
min
مِن
before
dari
qablu
قَبْلُ
before
sebelum itu
faqālat
فَقَالَتْ
so she said
maka ia berkata
hal
هَلْ
"Shall I
apakah/maukah
adullukum
أَدُلُّكُمْ
direct you
aku tunjukkan kepadamu
ʿalā
عَلَىٰٓ
to
atas
ahli
أَهْلِ
(the) people
keluarga
baytin
بَيْتٍ
(of) a house
rumah-tangga
yakfulūnahu
يَكْفُلُونَهُۥ
who will rear him
akan memeliharanya
lakum
لَكُمْ
for you
bagi kalian
wahum
وَهُمْ
while they
dan mereka
lahu
لَهُۥ
to him
kepadanya
nāṣiḥūna
نَٰصِحُونَ
(will be) sincere?"
berlaku jujur/baik

Transliterasi Latin:

Wa ḥarramnā 'alaihil-marāḍi'a ming qablu fa qālat hal adullukum 'alā ahli baitiy yakfulụnahụ lakum wa hum lahụ nāṣiḥụn (QS. 28:12)

English Sahih:

And We had prevented from him [all] wet nurses before, so she said, "Shall I direct you to a household that will be responsible for him for you while they are to him [for his upbringing] sincere?" (QS. [28]Al-Qasas verse 12)

Arti / Terjemahan:

Dan Kami cegah Musa dari menyusu kepada perempuan-perempuan yang mau menyusui(nya) sebelum itu; maka berkatalah saudara Musa: "Maukah kamu aku tunjukkan kepadamu ahlul bait yang akan memeliharanya untukmu dan mereka dapat berlaku baik kepadanya?". (QS. Al-Qasas ayat 12)

Tafsir Ringkas Kemenag
Kementrian Agama RI

Allah sudah merancang cara pengembalian Musa kepangkuan ibunya tanpa diketahui semua orang. Dan kami cegah dia yakni Musa, dengan cara membuatnya enggan menyusu kepada perempuan-perempuan yang mau menyusuinya sebelum Musa dikembalikan kepada ibunya untuk disusui. Kelurga Fir’aun pun merasa cemas. Maka berkatalah dia yakni saudara perempuan Musa, “Maukah aku tujukkan kepadamu, keluarga yang akan memeliharanya untukmu dan mereka dapat berlaku baik padanya ? Saudara perempuan Musa menyarankan agar ia disusui oleh perempuan yang tidak lain adalah ibunya sendiri.

Tafsir Lengkap Kemenag
Kementrian Agama RI

Walaupun ibu Musa telah melaksanakan apa yang diilhamkan Allah kepadanya, namun hatinya belum tenteram. Oleh sebab itu, ia menyuruh anak perempuannya (kakak Musa) mencari-cari berita tentang Musa. Lalu kakak Musa pergi mengikuti peti yang berisi Musa. Akhirnya dia melihat dari kejauhan peti itu telah memasuki kawasan Fir'aun dan disela-matkan keluarganya. Meskipun peristiwa ini disaksikan orang banyak, tetapi mereka tidak menyadari kehadiran Musa di antara mereka.
Di istana orang-orang sibuk mencari siapa yang cocok menyusukan anak itu, karena ia menolak setiap wanita yang hendak menyusukannya. Setelah saudara Musa mengetahui hal ini, dia pun memberanikan diri tampil ke muka dan mengatakan bahwa ia mengetahui seorang wanita yang sehat dan banyak air susunya. Mungkin anak itu mau disusukan oleh wanita tersebut. Wanita itu dari keluarga baik-baik dan anak itu pasti akan dijaga dengan penuh perhatian dan penuh rasa kasih sayang.
Diriwayatkan dari Ibnu 'Abbas bahwa setelah saudara Musa mengucapkan kata-kata itu, lalu ibu Musa dibawa ke istana, mereka memandang kepadanya dengan rasa curiga dan mengemukakan pertanyaan, "Dari mana engkau tahu bahwa wanita itu akan menjaganya dengan baik dan akan menumpahkan kasih sayang terhadapnya?" Saudara Musa menjawab, "Tentu saja ia akan berbuat demikian karena mengharapkan kesenangan hati raja Fir'aun dan mengharapkan pemberian yang banyak darinya." Dengan jawaban ini hilanglah kecurigaan mereka.
Musa kemudian dibawa kembali ke rumah ibunya. Sesampainya di rumah, ibunya meletakkan Musa di pangkuannya untuk disusukan. Dengan segera mulut Musa menangkap puting susu ibunya. Mereka yang hadir sangat gembira melihat hal itu dan dikirimlah utusan permaisuri raja untuk memberitakan hal itu. Permaisuri memanggil ibu Musa dan memberinya hadiah dan pemberian yang banyak serta meminta kepadanya supaya ia bersedia tinggal di istana untuk merawat dan mengasuh Musa. Ibu Musa menolak tawaran itu dengan halus dan mengatakan kepada permaisuri bahwa dia mempunyai suami dan anak-anak dan tidak sampai hati meninggalkan mereka. Dia memohon agar permaisuri mengizinkannya membawa Musa ke rumahnya. Permaisuri tidak merasa keberatan atas usul itu dan mengizinkan Musa dibawa ke rumah ibunya. Permaisuri memberinya perongkosan yang cukup. Di samping itu, permaisuri juga memberinya hadiah berupa uang, pakaian, dan lain sebagainya. Akhirnya kembalilah ibu Musa ke rumah membawa anak kandungnya dengan hati yang senang dan gembira.
Allah telah menghilangkan semua kegelisahan dan kekhawatiran ibu Musa dan menggantinya dengan ketenteraman, kemuliaan, dan rezeki yang melimpah dan mengembalikan Musa untuk tinggal bersama ibunya.

Tafsir al-Jalalain
Jalaluddin al-Mahalli dan Jalaluddin as-Suyuthi

(Dan Kami cegah Musa menyusu kepada perempuan-perempuan yang mau menyusukannya sebelum itu) maksudnya sebelum ia kembali berada di tangan ibunya. Yakni, Kami cegah dia untuk menerima air susu perempuan-perempuan yang mau menyusuinya selain dari air susu ibunya sendiri. Maka Nabi Musa menolak semua air susu perempuan-perempuan yang dihadirkan untuk menyusuinya (maka berkatalah ia) yakni saudara perempuan Musa, ("Maukah kalian aku tunjukkan kepada ahlul bait) ketika dia melihat mereka menaruh rasa belas kasihan kepada Musa (yang akan memeliharanya untuk kalian) yakni, yang akan menyusuinya dan mengurusnya (dan mereka dapat berlaku baik kepadanya?") menurut penafsiran lain Dhamir Lahu kembali kepada Raja Firaun, sebagai reaksi dari para pembantunya. Maksudnya setelah mereka mendengar usul saudara Musa, maka mereka menyetujui dan memperkuatnya dengan mengatakannya pula kepada Raja Firaun. Akhirnya permintaan Maryam dikabulkan, ia datang membawa ibu Musa, ternyata Musa mau menerima air susunya. Kemudian Maryam. memberikan pendapat kepada mereka, bahwa ibu Musa adalah seorang wanita yang harum baunya dan baik air susunya. Maka ibu Musa diizinkan untuk menyusuinya di rumahnya sendiri, akhirnya ibu Musa kembali membawa bayinya. Sebagaimana yang diungkapkan oleh firman-Nya,

Tafsir Ibnu Katsir
Ismail bin Umar Al-Quraisyi bin Katsir

Allah Swt. berfirman:

dan Kami cegah Musa dari menyusu kepada perempuan-perempuan yang mau menyusuinya) sebelum itu. (Al Qashash:12)

Yakni pencegahan secara naluri. Demikian itu karena kemuliaan Musa di sisi Allah dan demi memelihara Musa dari menyusui kepada selain tetek ibunya, juga karena Allah Swt. telah menjadikan hal tersebut sebagai penyebab kembalinya dia kepada ibunya untuk menyusuinya secara alami. Ibunya bernama Aminah, yang sebelumnya selalu dicekam oleh rasa takut akan keselamatan bayinya itu.

Setelah saudara perempuan Musa melihat mereka (keluarga Fir'aun) kebingungan mencari seorang wanita yang air susunya mau diterima oleh bayi yang mereka bawa.

maka berkatalah saudara perempuan Musa, 'Maukah kamu aku tunjukkan kepadamu ahli bait yang akan memeliharanya untukmu dan mereka dapat berlaku baik kepadanya?” (Al Qashash:12)

Ibnu Abbas mengatakan bahwa setelah saudara perempuan Musa mengatakan hal itu kepada mereka, maka mereka menangkapnya karena merasa curiga terhadapnya, lalu mereka menanyainya, "Apakah yang menyebabkan kamu mengetahui bahwa ahli bait itu pasti akan menyayangi bayi ini dan memperlakukannya dengan kasih sayang?"

Saudara perempuan Musa menjawab, "Perlakuan baik mereka terhadap bayi ini dan kasih sayang mereka kepadanya ialah karena mereka menginginkan agar raja gembira, juga mengharapkan imbalan jasa darinya." Berkat alasannya itu saudara perempuan Musa dilepaskan oleh mereka. Setelah ia mengatakan alasannya itu, selamatlah ia dari gangguan mereka, lalu mereka pergi bersamanya ke rumahnya. Setelah sampai di rumahnya mereka masuk dengan membawa Musa kepada ibunya. Ibu Musa menyerahkan teteknya kepada Musa, dan Musa langsung menghisapnya, yang mana hal tersebut membuat mereka sangat gembira.

Kemudian dikirimlah seorang pembawa berita gembira kepada istri Fir'aun, lalu istri Fir'aun memanggil ibu Musa untuk menghadap kepadanya. Setelah ibu Musa sampai di istana istri Raja Fir'aun, maka ia diperlakukan dengan baik dan dihormati serta diberinya hadiah yang berlimpah, sedangkan istri Fir'aun tidak mengetahui bahwa sebenarnya dia adalah ibu bayi itu yang sesungguhnya. Yang diketahui oleh istri Fir'aun hanyalah Musa cocok dengan teteknya.

Kemudian Asiah istri Fir'aun meminta kepada Aminah ibu Musa untuk tinggal di istana sambil menyusui bayi itu, tetapi ibu Musa menolak dengan alasan bahwa sesungguhnya dia mempunyai suami dan banyak anak, ia tidak mampu tinggal di istana meninggalkan mereka. Tetapi jika istri Fir'aun menyetujui, ia mau menyusuinya di rumahnya sendiri. Akhirnya istri Fir'aun menyetujui usulnya dan memberinya perbelanjaan, pakaian, hubungan yang akrab, perlakuan yang baik, dan hadiah yang berlimpah.

Pada akhirnya ibu Musa pulang ke rumahnya dengan membawa anaknya dengan hati yang puas lagi disukai. Ternyata Allah telah menggantinya dengan rasa aman yang pada sebelumnya ia selalu dicekam oleh rasa takut, dan Allah memberinya kemuliaan dan kedudukan serta rezeki yang mengalir secara berlimpah. Karena itulah di dalam sebuah hadis disebutkan:

Perumpamaan orang yang beramal karena mengharapkan rida Allah dalam amal kebaikannya adalah seperti ibu Musa, ia menyusui anaknya dan menerima upahnya.

Padahal jarak antara keadaan yang sulit dan keadaan yang menggembira­kan hanyalah sehari semalam atau lebih dari itu, hanya Allah-lah Yang Maha Mengetahui. Mahasuci Allah Yang di tangan (kekuasaan)Nyalah keputusan terakhir. Segala sesuatu yang dikehendaki-Nya pasti terjadi, dan segala sesuatu yang tidak dikehendaki-Nya pasti tidak akan terjadi. Dialah Allah yang menjadikan bagi orang yang bertakwa kepada-Nya jalan kemudahan sesudah mengalami kesusahan, dan jalan keluar sesudah kesempitan.

Tafsir Quraish Shihab
Muhammad Quraish Shihab

Allah tidak mengizinkan bayi itu untuk menyusu pada wanita lain, sebelum pada akhirnya mereka ditunjukkan kepada seorang ibundanya sendiri. Keluarga Fir'aun merasa cemas dengan hal itu. Saudara perempuan Mûsâ pun berkata kepada mereka, "Maukah kalian aku tunjukkan kepada sebuah keluarga yang akan memelihara, menyusui, mendidik dan menjaganya dengan baik?"