Al-Qur'an Surat An-Naml Ayat 77
An-Naml Ayat ke-77 ~ Quran Terjemah Perkata (Word By Word) English-Indonesian dan Tafsir Bahasa Indonesia
وَاِنَّهٗ لَهُدًى وَّرَحْمَةٌ لِّلْمُؤْمِنِيْنَ ( النمل : ٧٧)
- wa-innahu
- وَإِنَّهُۥ
- And indeed it
- dan sesungguhnya ia
- lahudan
- لَهُدًى
- (is) surely a guidance
- benar-benar petunjuk
- waraḥmatun
- وَرَحْمَةٌ
- and a mercy
- dan rahmat
- lil'mu'minīna
- لِّلْمُؤْمِنِينَ
- for the believers
- bagi orang-orang yang beriman
Transliterasi Latin:
Wa innahụ lahudaw wa raḥmatul lil-mu`minīn(QS. 27:77)
English Sahih:
And indeed, it is guidance and mercy for the believers. (QS. [27]An-Naml verse 77)
Arti / Terjemahan:
Dan sesungguhnya Al Quran itu benar-benar menjadi petunjuk dan rahmat bagi orang-orang yang beriman. (QS. An-Naml ayat 77)
Tafsir Ringkas Kemenag
Kementrian Agama RI
Dan sungguh, Al-Qur'an itu benar-benar menjadi petunjuk yang sangat jelas menuju kebahagiaan hidup dan sebagai rahmat yang agung bagi orang-orang yang beriman kepadanya.
Tafsir Lengkap Kemenag
Kementrian Agama RI
Pada kedua ayat ini, Allah menerangkan keistimewaan Al-Qur'an sebagai mukjizat terbesar Nabi Muhammad, yaitu:
1.Al-Qur'an memberi kepastian kepada Bani Israil tentang berbagai hal yang telah mereka perselisihkan terutama yang terkait dengan Isa al-Masih putra Maryam. Sebagian Ahli Kitab ada yang menganggapnya sebagai tuhan, ada pula yang memandangnya sebagai anak Allah, dan ada pula yang menganggapnya sebagai oknum ketiga dalam trinitas. Ada pula yang memandangnya sebagai nabi palsu, sebagaimana ibunya, Maryam, dituduh telah melakukan perbuatan zina.
2.Al-Qur'an benar-benar menjadi petunjuk bagi orang-orang beriman karena mengandung berbagai dalil dan bukti yang menunjukkan kebenaran tauhid yang menjadi inti risalah para nabi. Al-Qur'an juga berisi hukum-hukum yang sangat dibutuhkan oleh seluruh umat manusia untuk mencapai kebahagiaan hidup di dunia dan akhirat. Hal ini meyakinkan orang yang membaca Al-Qur'an bahwa kitab ini benar merupakan wahyu dari Allah.
3.Al-Qur'an juga merupakan rahmat bagi orang-orang mukmin. Meskipun Nabi Muhammad itu seorang ummi yang tidak dapat membaca dan menulis, dan belum pernah bergaul dengan pemuka-pemuka Ahli Kitab sebelum menjadi rasul, tetapi karena Al-Qur'an adalah firman Allah yang diwahyukan kepada Nabi Muhammad, maka ia berisi lengkap tentang kisah-kisah dari para nabi dan umat terdahulu sebagaimana diuraikan dalam kitab Taurat dan Injil.
Perselisihan pendapat di kalangan Ahli Kitab memang sudah sangat mendalam dan menyangkut hal-hal yang prinsip seperti pendapat tentang trinitas, adanya Tuhan Bapa dan Tuhan Anak. Ada juga yang menganggap bahwa Isa al-Masih sebagai nabi palsu, nabi terakhir adalah Yusya dan sebagainya.
Jika para Ahli Kitab mempelajari kitab mereka dengan jujur, dan sungguh-sungguh untuk mencari kebenaran tanpa sentimen kebangsaan atau kesukuan, niscaya mereka akan mendapat kesimpulan bahwa nabi yang diisyaratkan dalam Kitab Taurat tidak lain adalah Nabi Muhammad karena sifat-sifat yang disebutkan dalam Kitab Taurat memang sama dengan sifat-sifatnya. Akan tetapi, karena Nabi Muhammad bukan dari keturunan Bani Israil, mereka sukar menerima kebenaran itu. Dalam kitab Perjanjian Lama, kitab Ulangan (Deuteronomium 18: 18) disebutkan demikian, "Bahwa Aku (Tuhan) akan menjadikan bagi mereka itu seorang nabi dari antara segala saudaranya, yang seperti engkau (Musa), dan Aku akan memberi segala firman-Ku dalam mulutnya dan ia pun akan mengatakan kepadanya segala yang Kusuruh akan dia. Bahwa sesungguhnya barang siapa yang tidak mau mendengar segala firman-Ku, yang akan dikatakan olehnya dengan nama-Ku, niscaya Aku menuntutnya kelak kepada orang itu."
Isyarat dari kitab Ulangan itu mengandung pengertian bahwa nabi yang akan diutus Allah setelah Nabi Musa itu ialah dari saudara-saudara Bani Israil, yaitu Bani Ismail atau bangsa Arab, sebab Israil atau Yakub dan Ismail adalah sama-sama keturunan Nabi Ibrahim. Ismail adalah putra Ibrahim dan Yakub adalah putra Ishak, yang juga putra Ibrahim. Nabi yang akan diutus adalah seperti Musa.
Pada ayat ini, Allah menerangkan bahwa Al-Qur'an yang telah diturunkan kepada Nabi Muhammad menjelaskan kepada Bani Israil sebagian besar dari persoalan-persoalan yang mereka perselisihkan. Jika mereka sadar dan insaf serta menjauhkan diri dari ajakan hawa nafsu dan sentimen kesukuan, mereka akan merasakan hak dan kemurnian ajaran Al-Qur'an itu. Akan tetapi, karena terhalang oleh ketakaburan, mereka tetap menolaknya, padahal sudah jelas tampak dalil-dalil kebenarannya.
Tafsir al-Jalalain
Jalaluddin al-Mahalli dan Jalaluddin as-Suyuthi
Dan sesungguhnya Alquran itu benar-benar menjadi petunjuk) dari kesesatan (dan rahmat bagi orang-orang yang beriman) yakni terhindar dari azab.
Tafsir Ibnu Katsir
Ismail bin Umar Al-Quraisyi bin Katsir
Dan sesungguhnya Al-Qur’an ini benar-benar menjadi petunjuk dan rahmat bagi orang-orang yang beriman. (An-Naml: 77)
Yakni petunjuk bagi hati yang beriman kepadanya dan sebagai rahmat bagi mereka yang beriman kepadanya dalam pengamalannya.
Tafsir Quraish Shihab
Muhammad Quraish Shihab
Kitab suci ini adalah petunjuk yang membebaskan manusia dari kesesatan, dan sebagai rahmat yang menyelamatkan orang-orang yang beriman kepadanya dari siksa.