Skip to content

Al-Qur'an Surat An-Naml Ayat 30

An-Naml Ayat ke-30 ~ Quran Terjemah Perkata (Word By Word) English-Indonesian dan Tafsir Bahasa Indonesia

اِنَّهٗ مِنْ سُلَيْمٰنَ وَاِنَّهٗ بِسْمِ اللّٰهِ الرَّحْمٰنِ الرَّحِيْمِ ۙ ( النمل : ٣٠)

innahu
إِنَّهُۥ
Indeed it
sesungguhnya surat itu
min
مِن
(is) from
dari
sulaymāna
سُلَيْمَٰنَ
Sulaiman
Sulaeman
wa-innahu
وَإِنَّهُۥ
and indeed it (is)
dan sesungguhnya surat itu
bis'mi
بِسْمِ
"In the name
dengan nama
l-lahi
ٱللَّهِ
(of) Allah
Allah
l-raḥmāni
ٱلرَّحْمَٰنِ
the Most Gracious
Maha Pengasih
l-raḥīmi
ٱلرَّحِيمِ
the Most Merciful
Maha Penyayang

Transliterasi Latin:

Innahụ min sulaimāna wa innahụ bismillāhir-raḥmānir-raḥīm (QS. 27:30)

English Sahih:

Indeed, it is from Solomon, and indeed, it is [i.e., reads]: 'In the name of Allah, the Entirely Merciful, the Especially Merciful, (QS. [27]An-Naml verse 30)

Arti / Terjemahan:

Sesungguhnya surat itu, dari SuIaiman dan sesungguhnya (isi)nya: "Dengan menyebut nama Allah Yang Maha Pemurah lagi Maha Penyayang. (QS. An-Naml ayat 30)

Tafsir Ringkas Kemenag
Kementrian Agama RI

Ratu melanjutkan perkataannya, "Sesungguhnya surat itu dari seorang yang bernama Sulaiman yang isinya, 'Dengan nama Allah Yang Maha Pengasih, Maha Penyayang.'

Tafsir Lengkap Kemenag
Kementrian Agama RI

Setelah Ratu Balqis membaca surat Nabi Sulaiman yang disampaikan burung hud-hud itu, ia pun mengumpulkan pemuka-pemuka kaumnya dan mengadakan persidangan. Dalam persidangan itu, Ratu Balqis menyampaikan isi surat tersebut dan meminta pertimbangan kepada yang hadir, "Wahai pemimpin kaumku, aku telah menerima surat yang mulia dan berarti dikirimkan oleh seseorang yang mulia pula."
Dalam ayat ini diterangkan bahwa Ratu Balqis merundingkan dan memusyawarahkan isi surat Sulaiman dengan pemuka-pemuka kaumnya. Sekalipun yang melakukan permusyawaratan itu adalah Ratu Balqis dan pemuka-pemuka kaumnya yang belum beriman, tetapi tindakan Ratu Balqis itu disebut Allah dalam firman-Nya. Hal ini menunjukkan bahwa prinsip musyawarah itu adalah prinsip yang diajarkan Allah kepada manusia dalam menghadapi persoalan-persoalan yang mereka alami dalam kehidupan mereka. Oleh karena itu, siapa pun yang melakukannya, maka tindakan itu adalah tindakan yang dipuji Allah.
Dalam ayat ini disebutkan bahwa surat Sulaiman yang dikirimkan kepada Ratu Balqis itu disebut kitabun karim (surat yang mulia). Hal ini menunjukkan bahwa surat Nabi Sulaiman itu adalah surat yang mulia dan berharga karena:
1. Surat itu ditulis dalam bahasa yang baik dan memakai stempel sebagai tanda surat resmi.
2. Surat itu berasal dari Sulaiman, sebagai seorang raja sekaligus nabi.
3. Surat tersebut dimulai dengan Bismillahir Rahmanir Rahim.
Menurut suatu riwayat, surat Sulaiman tersebut merupakan surat yang pertama kali dimulai dengan basmalah. Cara membuat surat seperti yang dilakukan Nabi Sulaiman ini adalah cara yang baik untuk dicontoh oleh setiap kaum Muslimin ketika membuat surat.
Ada beberapa hal yang terjadi berkat keistimewaan surat Sulaiman, di antaranya ialah:
1. Surat itu disampaikan burung hud-hud dalam waktu yang singkat kepada Ratu Saba'.
2. Kemampuan burung hud-hud menerima pesan dan menangkap pembicaraan dalam perundingan Ratu Saba' dengan pembesar-pembesarnya.
3. Surat itu dapat pula dimengerti dan dipahami oleh penduduk negeri Saba'.
4. Para utusan pemuka kaum Saba' dapat menyatakan pendapat mereka dengan bebas. Tidak ada sesuatu pun yang menghalangi mereka mengemukakan pendapat masing-masing. Dengan demikian, hasil perundingan itu adalah hasil yang sesuai dengan pikiran dan pendapat rakyat negeri Saba'.

Tafsir al-Jalalain
Jalaluddin al-Mahalli dan Jalaluddin as-Suyuthi

Sesungguhnya surah itu dari Sulaiman dan sesungguhnya isinya) kandungan isi surah itu, ('Dengan menyebut nama Allah Yang Maha Pemurah lagi Maha Penyayang).

Tafsir Ibnu Katsir
Ismail bin Umar Al-Quraisyi bin Katsir

Sesungguhnya surat itu dari Sulaiman dan sesungguhnya (isi)nya, "Dengan menyebut nama Allah Yang Maha Pemurah lagi Maha Penyayang. Bahwa janganlah kamu sekalian berlaku sombong terhadapku dan datanglah kepadaku sebagai orang-orang yang berserah diri.” (An-Naml: 30-31)

Maka mereka mengetahui bahwa surat tersebut berasal dari Nabi Allah Sulaiman a.s. Dan bahwa mereka belum pernah menerima surat seperti itu, memakai gaya bahasa yang berpacamasastra tinggi, ringkas, dan padat, tetapi fasih; karena pengertiannya telah dapat ditangkap hanya dengan sedikit kalimat, tetapi indah.

Para ulama mengatakan bahwa tiada seorang pun yang menulis Bismillahir Rahmanir Rahim sebelum Sulaiman a.s. dalam suratnya.

Ibnu Abu Hatim sehubungan dengan hal ini telah meriwayatkan sebuah hadis di dalam kitab tafsirnya:

bahwa telah menceritakan kepada kami ayahku, telah menceritakan kepada kami Harun ibnul Fadl Abu Ya'la Al-Khayyat, telah menceritakan kepada kami Abu Yusuf, dari Salamah ibnu Saleh, dari Abdul Karim Abu Umayyah, dari Ibnu Buraidah, dari ayahnya yang telah menceritakan bahwa ketika ia sedang berjalan bersama Rasulullah Saw., beliau bersabda, "Sesungguhnya aku mengetahui suatu ayat yang belum pernah diturunkan kepada seorang nabi pun sebelumku setelah Sulaiman ibnu Daud." Saya bertanya, "Wahai Nabi Allah, ayat apakah itu?" Nabi Saw. menjawab, "Aku akan memberitahukannya kepadamu sebelum aku keluar dari masjid." Perawi melanjutkan kisahnya, bahwa Nabi Saw. langsung menuju ke pintu masjid dan melangkahkan sebelah kakinya ke luar masjid, sehingga perawi menduganya lupa. Ternyata Nabi Saw. berpaling ke arahnya, lalu membaca firman-Nya: Sesungguhnya surat itu dari Sulaiman dan sesungguhnya (isi)nya, "Dengan menyebut nama Allah Yang Maha Pemurah lagi Maha Penyayang.” (An-Naml: 30)

Hadis berpredikat garib dan sanadnya daif (lemah).

Maimun ibnu Mihran mengatakan bahwa dahulu Rasulullah Saw. dalam suratnya selalu mengawalinya dengan kalimat, "Dengan menyebut nama-Mu, ya Allah", sebelum ayat ini diturunkan. Setelah ayat ini diturunkan, beliau mengawalinya dengan kalimat "Dengan menyebut nama Allah Yang Maha Pemurah lagi Maha Penyayang ".

Tafsir Quraish Shihab
Muhammad Quraish Shihab

Balqîs membacakan surat itu yang berbunyi: "Dari Sulaymân. Bismillâh al-Rahmân al-Rahîm' (Dengan Nama Allah Pemilik Kebesaran dan Karunia, yang selalu mencurahkan kasih sayang-Nya kepada makhluk ciptaan-Nya).