Al-Qur'an Surat An-Naml Ayat 15
An-Naml Ayat ke-15 ~ Quran Terjemah Perkata (Word By Word) English-Indonesian dan Tafsir Bahasa Indonesia
وَلَقَدْ اٰتَيْنَا دَاوٗدَ وَسُلَيْمٰنَ عِلْمًاۗ وَقَالَا الْحَمْدُ لِلّٰهِ الَّذِيْ فَضَّلَنَا عَلٰى كَثِيْرٍ مِّنْ عِبَادِهِ الْمُؤْمِنِيْنَ ( النمل : ١٥)
- walaqad
- وَلَقَدْ
- And verily
- dan sesungguhnya
- ātaynā
- ءَاتَيْنَا
- We gave
- Kami telah memberi
- dāwūda
- دَاوُۥدَ
- Dawood
- Daud
- wasulaymāna
- وَسُلَيْمَٰنَ
- and Sulaiman
- dan Sulaiman
- ʿil'man
- عِلْمًاۖ
- knowledge
- ilmu
- waqālā
- وَقَالَا
- and they said
- dan keduanya mengucapkan
- l-ḥamdu
- ٱلْحَمْدُ
- "Praise be
- segala puji
- lillahi
- لِلَّهِ
- to Allah
- bagi Allah
- alladhī
- ٱلَّذِى
- the One Who
- yang
- faḍḍalanā
- فَضَّلَنَا
- has favored us
- telah melebihkan kami
- ʿalā
- عَلَىٰ
- over
- atas
- kathīrin
- كَثِيرٍ
- many
- kebanyakan
- min
- مِّنْ
- of
- dari
- ʿibādihi
- عِبَادِهِ
- His servants
- hamba-hambanya
- l-mu'minīna
- ٱلْمُؤْمِنِينَ
- the believers"
- orang-orang yang beriman
Transliterasi Latin:
Wa laqad ātainā dāwụda wa sulaimāna 'ilmā, wa qālal-ḥamdu lillāhillażī faḍḍalanā 'alā kaṡīrim min 'ibādihil-mu`minīn(QS. 27:15)
English Sahih:
And We had certainly given to David and Solomon knowledge, and they said, "Praise [is due] to Allah, who has favored us over many of His believing servants." (QS. [27]An-Naml verse 15)
Arti / Terjemahan:
Dan sesungguhnya Kami telah memberi ilmu kepada Daud dan Sulaiman; dan keduanya mengucapkan: "Segala puji bagi Allah yang melebihkan kami dari kebanyakan hamba-hambanya yang beriman". (QS. An-Naml ayat 15)
Tafsir Ringkas Kemenag
Kementrian Agama RI
Setelah menjelaskan kisah Nabi Musa dan Fir’aun, Allah menjelaskan kisah Nabi Daud (1085 SM-1000 SM) dan Nabi Sulaiman (1043 SM-975 SM), untuk menghibur Nabi Muhammad saw. Dan sungguh, Kami telah memberikan anugerah yang besar yaitu ilmu baik ilmu keagamaan atau keduniaan, kepada Dawud dan puteranya Sulaiman. Dan sebagai ungkapan rasa syukur kepada Allah atas semua nikmat-Nya, keduanya berkata dengan kerendahan hati, “Segala puji bagi Allah yang melebihkan kami dari banyak hamba-hamba-Nya yang beriman.” Keduanya, di samping menjadi nabi, suatu kedudukan tertinggi dalam martabat keagamaan, juga menjadi raja, sebuah kedudukan tertinggi dalam jabatan kemanusiaan.
Tafsir Lengkap Kemenag
Kementrian Agama RI
Ayat ini menerangkan bahwa Allah telah menganugerahkan kepada Nabi Daud dan Nabi Sulaiman (putra Nabi Daud) ilmu pengetahuan, baik yang berhubungan dengan pengetahuan tentang Tuhan dan syariat-syariatnya, maupun yang berhubungan dengan pengetahuan umum, seperti kemampuan dan bakat memimpin dan mengatur bangsanya. Kedua nabi ini tidak saja memiliki pengetahuan, tetapi juga mengamalkannya dengan baik. Dengan demikian, ilmu pengetahuan yang dipunyai oleh masing-masing nabi itu tidak hanya berfaedah bagi dirinya sendiri, tetapi juga bagi masyarakat dan umatnya di dunia dan di akhirat kelak.
Karena memperoleh nikmat yang tidak terhingga dari Allah, keduanya mensyukuri nikmat tersebut dengan mengucapkan:
Segala puji bagi Allah yang telah melebihkan kami dari kebanyakan hamba-hamba yang beriman.
Sikap bersyukur Nabi Daud dan Nabi Sulaiman dalam menerima nikmat Allah itu merupakan sikap yang terpuji. Oleh karena itu, para ulama menganjurkan agar kaum Muslimin meneladani sikap tersebut. Mensyukuri nikmat berarti hamba yang menerima nikmat itu benar-benar merasakan bahwa yang diterimanya itu merupakan pernyataan kasih sayang Allah kepadanya dan merasa bahwa ia memang memerlukan nikmat Allah itu. Tanpa nikmat itu, ia tidak akan hidup dan merasakan kebahagiaan. Allah berfirman:
Dan (ingatlah) ketika Tuhanmu memaklumkan, "Sesungguhnya jika kamu bersyukur, niscaya Aku akan menambah (nikmat) kepadamu, tetapi jika kamu mengingkari (nikmat-Ku), maka pasti azab-Ku sangat berat." (Ibrahim/14: 7).
Allah mengangkat Nabi Daud sebagai seorang kepala negara dan rasul Allah. Sebagai kepala negara, Allah menganugerahkan kepada Nabi Daud segala macam ilmu yang diperlukan. Di antara keutamaan dan ilmu yang dikaruniakan itu ialah:
1. Allah menundukkan gunung dan burung kepada Daud. Gunung dan burung itu bertasbih bersama Daud pagi dan petang. Allah berfirman:
Sungguh, Kamilah yang menundukkan gunung-gunung untuk bertasbih bersama dia (Daud) pada waktu petang dan pagi, dan (Kami tundukkan pula) burung-burung dalam keadaan terkumpul. Masing-masing sangat taat (kepada Allah). (sad/38: 18-19).
2. Allah menganugerahkan kepada Daud pengetahuan melunakkan besi, sehingga ia dapat membuat baju besi dan keperluan lain, untuk memperkuat pemerintahan dan kerasulannya. Allah berfirman:
... dan Kami telah melunakkan besi untuknya. (Saba'/34: 10).
3. Allah telah menguatkan kerajaan Daud dan menganugerahinya hikmah dan kebijaksanaan, sehingga ia dapat menyelesaikan dengan mudah perselisihan dan perkara yang diajukan kepadanya. Allah berfirman:
Dan Kami kuatkan kerajaannya dan Kami berikan hikmah kepadanya serta kebijaksanaan dalam memutuskan perkara. (sad/38: 20).
Menurut al-Baidhawi, yang dimaksud dengan firman Allah, "Dan Kami perkuat kerajaannya" ialah, "Kami (Allah) telah memperkuatnya dengan kekebalan, memenangkan peperangan, dan banyak mempunyai tentara.
4. Allah menurunkan kepadanya kitab Zabur, sehingga beliau termasuk salah seorang dari empat orang rasul yang diturunkan kitab kepadanya. Allah berfirman:
"... Dan sungguh, Kami telah memberikan kelebihan kepada sebagian nabi-nabi atas sebagian (yang lain), dan Kami berikan Zabur kepada Daud." (al-Isra'/17: 55).
5. Allah memberikan kesanggupan kepadanya memahami pembicaraan burung, sebagaimana yang diterangkan pada ayat berikut.
Tafsir al-Jalalain
Jalaluddin al-Mahalli dan Jalaluddin as-Suyuthi
(Dan sesungguhnya Kami telah memberikan kepada Daud dan Sulaiman) yakni anak Daud (ilmu) tentang peradilan di antara manusia dan bahasa burung serta lain-lainnya (dan keduanya mengucapkan) sebagai tanda syukur mereka kepada Allah, ("Segala puji bagi Allah yang telah melebihkan kami) dengan kenabian dan ditundukkannya jin, manusia dan setan-setan (dari kebanyakan hamba-hamba-Nya yang beriman").
Tafsir Ibnu Katsir
Ismail bin Umar Al-Quraisyi bin Katsir
Allah Swt. menceritakan tentang nikmat yang telah dilimpahkan-Nya kepada kedua orang hamba-Nya yang telah diangkat-Nya menjadi nabi, yaitu Nabi Daud dan putranya (Nabi Sulaiman a.s.) Yakni nikmat-nikmat yang berlimpah, bakat-bakat yang luar biasa, sifat-sifat yang indah, dan kebahagiaan di dunia dan akhirat, kerajaan, pengaruh yang kuat di dunia, dan kenabian serta risalah agama. Untuk itulah maka disebutkan oleh firman-Nya:
Dan sesungguhnya Kami telah memberi ilmu kepada Daud dan Sulaiman, dan keduanya mengucapkan, "Segala puji bagi Allah yang melebihkan kami dari kebanyakan hamba-hamba-Nya yang beriman." (An Naml:15)
Ibnu Abu Hatim mengatakan, telah diceritakan dari Ibrahim ibnu Yahya ibnu Hisyam, bahwa telah menceritakan kepadaku ayahku, dari kakekku yang telah menceritakan bahwa Khalifah Umar ibnu Abdul Aziz pernah berkirim surat yang isinya sebagai berikut: Sesungguhnya Allah tidak memberikan suatu nikmat kepada seseorang hamba, lalu hamba yang bersangkutan memuji kepada Allah atas nikmat itu, melainkan pujiannya itu lebih utama daripada nikmat-Nya. Seandainya engkau tidak mengetahui hal ini kecuali melalui apa yang disebutkan di dalam Kitabullah. Allah telah berfirman: Dan sesungguhnya Kami telah memberi ilmu kepada Daud dan Sulaiman, dan keduanya mengucapkan, "Segala puji bagi Allah yang melebihkan kami dari kebanyakan hamba-hamba-Nya yang beriman.” (An Naml:15) Maka nikmat manakah yang lebih utama daripada apa yang telah diberikan kepada Daud dan Sulaiman a.s.?
Tafsir Quraish Shihab
Muhammad Quraish Shihab
Itulah kisah tirani Fir'aun karena merasa dirinya seorang raja. Kini lihatlah penguasa yang adil, yang memadukan antara kenabian dan kekuasaan, pada diri Dâwûd dan putranya, Sulaymân, 'alayhimâ al-salâm. Kami telah mengajarkan kepada mereka ilmu yang luas menyangkut pengetahuan agama dan pengetahuan tentang hukum. Mereka berdua menegakkan keadilan, memuji Allah yang telah memberikan karunia kepada mereka sebagai kelebihan mereka atas hamba-hamba lain yang jujur dan tunduk pada kebenaran.