Al-Qur'an Surat Asy-Syu'ara' Ayat 50
Asy-Syu'ara' Ayat ke-50 ~ Quran Terjemah Perkata (Word By Word) English-Indonesian dan Tafsir Bahasa Indonesia
قَالُوْا لَا ضَيْرَ ۖاِنَّآ اِلٰى رَبِّنَا مُنْقَلِبُوْنَ ۚ ( الشعراۤء : ٥٠)
- qālū
- قَالُوا۟
- They said
- mereka berkata
- lā
- لَا
- "No
- tidak
- ḍayra
- ضَيْرَۖ
- harm
- kemudaratan
- innā
- إِنَّآ
- Indeed we
- sesungguhnya kami
- ilā
- إِلَىٰ
- to
- kepada
- rabbinā
- رَبِّنَا
- our Lord
- Tuhan kami
- munqalibūna
- مُنقَلِبُونَ
- (will) return
- orang-orang yang kembali
Transliterasi Latin:
Qālụ lā ḍaira innā ilā rabbinā mungqalibụn(QS. 26:50)
English Sahih:
They said, "No harm. Indeed, to our Lord we will return. (QS. [26]Ash-Shu'ara verse 50)
Arti / Terjemahan:
Mereka berkata: "Tidak ada kemudharatan (bagi kami); sesungguhnya kami akan kembali kepada Tuhan kami, (QS. Asy-Syu'ara' ayat 50)
Tafsir Ringkas Kemenag
Kementrian Agama RI
Namun ancaman Fir’aun tidak menyurutkan tekad mereka untuk terus beriman kepada Allah. Demikianlah hati jika sudah tenteram dengan keimanan tidak akan mudah goyah dengan ancaman apa pun. Para pesihir itu bahkan berani berterus terang dengan keimanan mereka. Mereka berkata, “Tidak ada sama sekali yang kami takutkan dengan semua yang engkau ancamkan kepada kami, karena pada akhirnya kami semua akan mati, kami akan kembali kepada Tuhan kami dan kami harus mempertanggungjawabkan perbuatan kami di hadapan Tuhan kami.
Tafsir Lengkap Kemenag
Kementrian Agama RI
Ancaman Fir'aun yang cukup berat itu, tidak digubris sama sekali oleh para ahli sihir itu. Mereka bahkan berharap dapat merasakan ancaman itu karena bagi mereka semua orang yang hidup pada suatu waktu pasti mati, tidak ada daya upaya untuk mengelak daripadanya. Firman Allah:
Setiap yang bernyawa akan merasakan mati. (al-Anbiya'/21: 35)
Dan firman-Nya:
Katakanlah, "Sesungguhnya kematian yang kamu lari dari padanya, ia pasti menemui kamu," (al-Jumu'ah/62: 8)
Mereka itu hanya memikirkan dua hal, sebagai penghibur hati mereka:
Pertama, mereka akan kembali kepada ajaran Tuhan semesta alam, Tuhan yang disembah Musa dan Harun dan mengikuti agama Nabi Musa a.s. Dengan demikian, mereka akan selamat dari azab akhirat yang amat pedih dan berkepanjangan, yang jauh lebih berat dibanding dengan siksaan yang diancamkan Fir'aun kepada mereka.
Kedua, mereka sangat mengharapkan agar Tuhan semesta alam mau mengampuni dosa mereka karena melakukan perbuatan sihir dan kekafiran. Merekalah yang pertama kali beriman kepada Tuhan yang disembah Musa, dari sekian banyak orang yang turut menyaksikan adu kekuatan itu.
Tafsir al-Jalalain
Jalaluddin al-Mahalli dan Jalaluddin as-Suyuthi
(Mereka berkata, "Tidak ada kemudaratan) tidak mengapa bagi kami jika hal tersebut ditimpakan kepada kami (sesungguhnya kami kepada Rabb kami) sesudah kami mati dengan cara apa pun (akan kembali) yakni kembali kepada-Nya di akhirat nanti.
Tafsir Ibnu Katsir
Ismail bin Umar Al-Quraisyi bin Katsir
Kemudian Fir'aun mengancam akan memotong tangan dan kaki mereka, lalu menyalib mereka. Maka mereka menjawab, seperti yang disebutkan oleh firman-Nya:
Tidak ada kemudaratan (bagi kami). (Asy-Syu'ara': 50)
Yakni tiada halangan dan tiada mudarat bagi kami, serta kami tidak peduli dengan ancaman itu.
sesungguhnya kami akan kembali kepada Tuhan kami. (Asy-Syu'ara': 50)
Yaitu kembali kami hanya kepada Allah Swt., dan Dia tidak akan menyia-nyiakan pahala orang yang berbuat baik dalam amalnya. Tiada sesuatu pun dari apa yang engkau lakukan terhadap kami samar bagi-Nya, dan Dia kelak akan membalas kami dengan pembalasan yang sempurna atas hal tersebut
Tafsir Quraish Shihab
Muhammad Quraish Shihab
Para ahli sihir berkata, "Siksaan yang akan kamu lakukan kepada kami, sebagaimana ancamanmu, tidak akan membahayakan kami. Sebab, kami akan kembali kepada Tuhan untuk mendapatkan ganjaran-Nya, suatu ganjaran dan akhir yang baik.