Skip to content

Al-Qur'an Surat Asy-Syu'ara' Ayat 38

Asy-Syu'ara' Ayat ke-38 ~ Quran Terjemah Perkata (Word By Word) English-Indonesian dan Tafsir Bahasa Indonesia

فَجُمِعَ السَّحَرَةُ لِمِيْقَاتِ يَوْمٍ مَّعْلُوْمٍ ۙ ( الشعراۤء : ٣٨)

fajumiʿa
فَجُمِعَ
So were assembled
maka dikumpulkan
l-saḥaratu
ٱلسَّحَرَةُ
the magicians
ahli sihir
limīqāti
لِمِيقَٰتِ
for (the) appointment
pada waktu-waktu
yawmin
يَوْمٍ
(on) a day
hari
maʿlūmin
مَّعْلُومٍ
well-known
diketahui/tertentu

Transliterasi Latin:

Fa jumi'as-saḥaratu limīqāti yaumim ma'lụm (QS. 26:38)

English Sahih:

So the magicians were assembled for the appointment of a well-known day. (QS. [26]Ash-Shu'ara verse 38)

Arti / Terjemahan:

Lalu dikumpulkan ahli-ahli sihir pada waktu yang ditetapkan di hari yang maklum, (QS. Asy-Syu'ara' ayat 38)

Tafsir Ringkas Kemenag
Kementrian Agama RI

Lalu dikumpulkanlah para pesihir pada waktu pagi pada hari yang telah ditentukan, yaitu pada hari raya mereka, di mana mereka berhias diri untuk bersenang-senang (Lihat: Surah Thaha/20: 59).

Tafsir Lengkap Kemenag
Kementrian Agama RI

Pada ayat ini, Allah menerangkan bahwa setelah Fir'aun mendapat saran dari pembesar dan pemuka kaumnya supaya tidak gegabah menindak Musa, dan lebih baik mengumpulkan ahli-ahli sihir, maka Fir'aun melaksanakan saran itu. Ia memerintahkan agar para ahli sihir sudah siap pada waktu yang telah ditetapkan, yaitu pada hari yang diumumkan sebagai hari raya.

Tafsir al-Jalalain
Jalaluddin al-Mahalli dan Jalaluddin as-Suyuthi

(Lalu dikumpulkanlah ahli-ahli sihir pada waktu yang ditetapkan di hari yang maklum) yaitu pada waktu matahari mencapai sepenggalah atau waktu dhuha di hari raya mereka.

Tafsir Ibnu Katsir
Ismail bin Umar Al-Quraisyi bin Katsir

Lalu dikumpulkanlah ahli-ahli sihir pada waktu yang ditetapkan di hari yang maklum, dan dikatakan kepada orang banyak, "Berkumpullah kamu sekalian, semoga kita mengikuti ahli-ahli sihir jika mereka adalah orang-orang yang menang.” Maka tatkala ahli-ahli sihir datang, mereka bertanya kepada Fir’aun, "Apakah kami sungguh-sungguh mendapat upah yang besar jika kami adalah orang-orang yang menang?" Fir’aun menjawab, "Ya. Kalau demikian, sesungguhnya kamu sekalian benar-benar akan menjadi orang yang didekatkan (kepadaku).” Berkatalah Musa kepada mereka, "Lemparkanlah apa yang hendak kalian lemparkan.” Lalu mereka melemparkan tali temali dan tongkat-tongkat mereka dan berkata, "Demi kekuasaan Fir’aun, sesungguhnya kami benar-benar akan menang.” Kemudian Musa melemparkan tongkatnya, maka tiba-tiba ia menelan benda-benda palsu yang mereka ada-adakan itu. Maka tersungkurlah ahli-ahli sihir sambil bersujud (kepada Allah). Mereka berkata, "Kami beriman kepada Tuhan semesta alam, (yaitu) Tuhan Musa dan Harun.”

Allah Swt. menceritakan perdebatan antara Musa a.s. dan orang-orang Qibti dalam surat Al-A'raf, surat Taha, dan surat Asy-Syu'ara' ini. Demikian itu karena orang-orang Qibti bermaksud memadamkan cahaya Allah dengan mulut mereka, maka Allah menolak. Dia tetap akan me­nyempurnakan cahaya-Nya, sekalipun orang-orang kafir tidak menyukainya. Demikianlah perihal kekufuran dan keimanan, tidak sekali-kali keduanya berhadapan dan berbenturan, melainkan iman dapat mengalahkannya.

Sebenarnya Kami melontarkan yang hak kepada yang batil, lalu yang hak itu menghancurkannya, maka dengan serta merta yang batil itu lenyap. Dan kecelakaanlah bagi kalian disebabkan kalian menyifati (Allah dengan sifat-sifat yang tidak layak bagi-Nya). (Al-Anbiya: 18)

Dan katakanlah, "Yang benar telah datang dan yang batil telah lenyap.”(Al-Isra': 81), hingga akhir ayat.

Para ahli sihir datang dari segenap penjuru negeri Mesir, mereka diundang oleh Fir'aun, pada masa itu mereka adalah orang yang paling pandai dan paling pakar dalam ilmu sihir dan paling ahli dalam membuat ilusi pandangan mata orang lain. Para ahli sihir yang dikumpulkan oleh Fir'aun jumlahnya sangat banyak; menurut suatu pendapat jumlah mereka dua belas ribu orang. Menurut pendapat yang lain lima belas ribu orang; menurut pendapat yang lainnya lagi tujuh belas ribu orang. Ada yang mengatakan bahwa jumlah mereka sembilan belas ribu orang, ada yang mengatakan tiga puluh ribu orang lebih, ada yang mengatakan delapan puluh ribu orang, ada pula yang mengatakan lebih dari itu; hanya Allah-lah Yang Maha Mengetahui tentang jumlah mereka yang sebenarnya.

Ibnu Ishaq mengatakan bahwa mereka dapat terhimpunkan berkat usaha empat orang dari kalangan mereka yang merupakan para pemimpin mereka, yaitu Sabur, Azur, Hat-hat, dan Musaffa. Dan orang-orang mencurahkan perhatiannya secara penuh untuk menghadiri pertemuan tersebut. Seseorang dari mereka ada yang mengatakan seperti yang disebutkan oleh firman-Nya:

semoga kita mengikuti ahli-ahli sihir jika mereka adalah orang-orang yang menang. (Asy-Syu'ara': 40)

Mereka tidak mengatakan, "Semoga kita mengikuti yang hak, baik itu berasal dari para ahli sihir ataupun dari Musa." Hal ini tiada lain menunjukkan bahwa rakyat itu mengikuti agama raja (pemimpin) mereka.

Tafsir Quraish Shihab
Muhammad Quraish Shihab

Maka dikumpulkanlah para ahli sihir dari seluruh pelosok negeri. Lalu ditentukan waktu pertemuan mereka dengan Mûsâ pada hari perayaan (yawm al-zînah), pada waktu duha, menjelang tengah hari.