Skip to content

Al-Qur'an Surat Asy-Syu'ara' Ayat 33

Asy-Syu'ara' Ayat ke-33 ~ Quran Terjemah Perkata (Word By Word) English-Indonesian dan Tafsir Bahasa Indonesia

وَنَزَعَ يَدَهٗ فَاِذَا هِيَ بَيْضَاۤءُ لِلنّٰظِرِيْنَ ࣖ ( الشعراۤء : ٣٣)

wanazaʿa
وَنَزَعَ
And he drew out
dan (Musa) menarik
yadahu
يَدَهُۥ
his hand
tangannya
fa-idhā
فَإِذَا
and behold!
maka tiba-tiba
hiya
هِىَ
It
ia/tangan itu
bayḍāu
بَيْضَآءُ
(was) white
putih
lilnnāẓirīna
لِلنَّٰظِرِينَ
for the observers
bagi orang-orang yang melihat

Transliterasi Latin:

Wa naza'a yadahụ fa iżā hiya baiḍā`u lin-nāẓirīn (QS. 26:33)

English Sahih:

And he drew out his hand; thereupon it was white for the observers. (QS. [26]Ash-Shu'ara verse 33)

Arti / Terjemahan:

Dan ia menarik tangannya (dari dalam bajunya), maka tiba-tiba tangan itu jadi putih (bersinar) bagi orang-orang yang melihatnya. (QS. Asy-Syu'ara' ayat 33)

Tafsir Ringkas Kemenag
Kementrian Agama RI

Fir’aun mencoba memengaruhi para pembesarnya agar jangan terpengaruh oleh ajakan Nabi Musa. Fir‘aun, berkata kepada para pemuka di sekelilingnya, “Sesungguhnya dia ini pasti seorang pesihir yang sangat pandai, maka janganlah kamu sekalian tertipu olehnya.

Tafsir Lengkap Kemenag
Kementrian Agama RI

Pada ayat ini, Allah menerangkan bahwa setelah Musa selesai menunjukkan bukti yang nyata itu, Fir'aun berkata, "Apakah masih ada mukjizat selain itu?" Musa menjawab, "Ada." Musa lalu memasukkan tangan ke dalam kantong bajunya, kemudian mengeluarkannya kembali. Tiba-tiba tangan itu bercahaya menerangi keadaan di sekelilingnya, karena cahayanya yang sangat terang. Ibnu 'Abbas berkata, "Ketika Musa mengeluarkan tangan dari dalam bajunya, maka tiba-tiba tangan itu menjadi putih bercahaya menyinari orang-orang yang melihatnya, bagaikan sinar matahari yang menyilaukan penglihatan."

Tafsir al-Jalalain
Jalaluddin al-Mahalli dan Jalaluddin as-Suyuthi

(Dan ia menarik tangannya) mengeluarkannya dari kantong bajunya (maka tiba-tiba tangan itu jadi putih) memancarkan sinar (bagi orang-orang yang melihatnya) berbeda dengan keadaan warna kulit tangan sebelumnya.

Tafsir Ibnu Katsir
Ismail bin Umar Al-Quraisyi bin Katsir

Dan ia menarik tangannya (dari dalam bajunya), maka tiba-tiba tangan itu jadi putih (bersinar) bagi orang-orang yang melihatnya. (Asy-Syu'ara': 33)

Maksudnya, berkilauan seperti sinar rembulan. Maka dengan serta merta karena terdorong oleh sikap angkuhnya, ia mendustakan dan mengingkari hal tersebut, lalu ia berkata kepada orang-orang yang ada di sekelilingnya:

Sesungguhnya Musa itu benar-benar seorang ahli sihir yang pandai. (Asy-Syu'ara': 34), hingga akhir ayat.

Yakni seorang yang pakar dan mahir dalam ilmu sihir. Fir'aun melancarkan hasutannya kepada mereka, bahwa apa yang dikemukakan oleh Musa itu termasuk ilmu sihir, bukan mukjizat. Kemudian dia mengasung mereka dan menggerakkan mereka untuk menentang Musa dan mengingkarinya. Untuk itu ia berkata:

ia hendak mengusir kalian dari negeri kalian sendiri dengan sihirnya. (Asy-Syu'ara': 35), hingga akhir ayat.

Yaitu bermaksud memperoleh simpati hati orang-orang agar mengikutinya dengan melalui pertunjukkannya itu, sehingga para pendukung dan para pembantunya bertambah banyak, dan akhirnya dia akan mengalahkan negeri kalian ini, lalu merebutnya dari tangan kalian. Maka berilah aku saran apa yang harus kulakukan terhadapnya?

Mereka menjawab, "Tundalah (urusan) dia dan saudaranya dan kirimkanlah ke seluruh negeri orang-orang yang akan mengumpulkan (ahli sihir), niscaya mereka akan mendatangkan semua ahli sihir yang pandai kepadamu. (Asy-Syu'ara': 36-37)

Maksudnya, tangguhkanlah urusan dia dan saudaranya itu sebelum kamu menghimpunkan semua pakar tukang sihir dari seluruh kota-kota besar negerimu untuk menghadapinya. Mereka akan mendatangkan hal yang semisal dengan apa yang didatangkannya, dan akhirnya kamulah yang menang dan mendapat dukungan. Maka Fir'aun menyetujui saran dan usul mereka itu. Padahal hal ini merupakan makar dari Allah terhadap mereka untuk menundukkan mereka dalam pertandingan tersebut. Karena semua orang akan berkumpul di suatu lapangan untuk menyaksikannya; dan kelak mukjizat-mukjizat Allah, hujah-hujah, serta bukti-bukti-Nya akan menang di hadapan mata semua manusia di siang hari bolong.

Tafsir Quraish Shihab
Muhammad Quraish Shihab

Mûsâ lalu--sebagai mukjizat kedua--mengeluarkan tangan dari kantongnya. Tangannya itu berubah menjadi sangat putih, indah gemerlapan, sehingga membuat orang-orang yang melihatnya terpana.