Skip to content

Al-Qur'an Surat Asy-Syu'ara' Ayat 227

Asy-Syu'ara' Ayat ke-227 ~ Quran Terjemah Perkata (Word By Word) English-Indonesian dan Tafsir Bahasa Indonesia

اِلَّا الَّذِيْنَ اٰمَنُوْا وَعَمِلُوا الصّٰلِحٰتِ وَذَكَرُوا اللّٰهَ كَثِيْرًا وَّانْتَصَرُوْا مِنْۢ بَعْدِ مَا ظُلِمُوْا ۗوَسَيَعْلَمُ الَّذِيْنَ ظَلَمُوْٓا اَيَّ مُنْقَلَبٍ يَّنْقَلِبُوْنَ ࣖ ( الشعراۤء : ٢٢٧)

illā
إِلَّا
Except
kecuali
alladhīna
ٱلَّذِينَ
those who
orang-orang yang
āmanū
ءَامَنُوا۟
believe
beriman
waʿamilū
وَعَمِلُوا۟
and do
dan mereka berbuat/beramal
l-ṣāliḥāti
ٱلصَّٰلِحَٰتِ
righteous deeds
kebajikan/saleh
wadhakarū
وَذَكَرُوا۟
and remember
dan mereka mengingat
l-laha
ٱللَّهَ
Allah
Allah
kathīran
كَثِيرًا
much
banyak
wa-intaṣarū
وَٱنتَصَرُوا۟
and defend themselves
dan mereka mendapat pertolongan
min
مِنۢ
after
dari
baʿdi
بَعْدِ
after
sesudah
مَا
after
apa
ẓulimū
ظُلِمُوا۟ۗ
they were wronged
mereka teraniaya
wasayaʿlamu
وَسَيَعْلَمُ
And will come to know
dan pasti akan mengetahui
alladhīna
ٱلَّذِينَ
those who
orang-orang yang
ẓalamū
ظَلَمُوٓا۟
have wronged
(mereka) zalim
ayya
أَىَّ
(to) what
dimana/mana
munqalabin
مُنقَلَبٍ
return
tempat kembali
yanqalibūna
يَنقَلِبُونَ
they will return
mereka kembali

Transliterasi Latin:

Illallażīna āmanụ wa 'amiluṣ-ṣāliḥāti wa żakarullāha kaṡīraw wantaṣarụ mim ba'di mā ẓulimụ, wa saya'lamullażīna ẓalamū ayya mungqalabiy yangqalibụn (QS. 26:227)

English Sahih:

Except those [poets] who believe and do righteous deeds and remember Allah often and defend [the Muslims] after they were wronged. And those who have wronged are going to know to what [kind of] return they will be returned. (QS. [26]Ash-Shu'ara verse 227)

Arti / Terjemahan:

Kecuali orang-orang (penyair-penyair) yang beriman dan beramal saleh dan banyak menyebut Allah dan mendapat kemenangan sesudah menderita kezaliman. Dan orang-orang yang zalim itu kelak akan mengetahui ke tempat mana mereka akan kembali. (QS. Asy-Syu'ara' ayat 227)

Tafsir Ringkas Kemenag
Kementrian Agama RI

Pada ayat ini diterangkan kriteria penyair yang dikecualikan dari penyair yang disebut di atas. Kecuali orang-orang penyair-penyair yang beriman dengan iman yang benar dan berbuat kebajikan yang sesuai dengan ketentuan syariah dan banyak mengingat Allah, baik siang maupun malam, dan mendapat kemenangan setelah terzalimi karena menjawab puisi-puisi orang-orang kafir. Pada akhir surah ini Allah memberikan peringatan keras terhadap orang-orang kafir. "Dan orang-orang yang zalim kelak yaitu pada hari kebangkitan, akan tahu ke tempat mana mereka akan kembali. Mereka akan kembali ke neraka.

Tafsir Lengkap Kemenag
Kementrian Agama RI

Ayat ini menerangkan bahwa syair dan penyair yang baik dan bermanfaat itu ialah yang mempunyai sifat-sifat di bawah ini:
1. Beriman kepada Allah.
2. Beramal saleh.
3. Menyebut dan mengagungkan nama Allah, sehingga menambah kemantapan imannya kepada kebesaran dan keesaan-Nya.
4. Mendorong orang-orang yang beriman untuk berjihad, menegakkan agama Allah, melepaskan diri dari penganiayaan orang-orang yang memusuhi mereka dan agama-Nya.

Diriwayatkan oleh Ibnu Jarir ath-thabari dan Ibnu Abi Syaibah bahwa tatkala ayat di atas turun, datanglah hassan bin sabit, 'Abdullah bin Rawahah, dan Ka'ab bin Malik menghadap Rasulullah. Mereka dalam keadaan menangis dan menyesali diri karena mereka termasuk para penyair. Maka Rasulullah membacakan ayat ini (asy-Syu'ara'/26: 227) kepada mereka.
Sejak permulaan surah ini, Allah telah menerangkan dalil-dalil akal tentang kekuasaan dan kebesaran-Nya melalui kisah para nabi terdahulu dengan umatnya yang dapat menghibur Rasulullah yang sedang gundah karena sikap kaumnya. Kisah-kisah itu juga menerangkan bukti-bukti kebenaran para nabi yang diutus-Nya, perbedaan tukang ramal dengan Rasulullah, membandingkan para penyair dan syair yang buruk dengan para penyair dan syair yang terpuji. Surah ini ditutup dengan peringatan keras yang ditujukan kepada orang-orang yang menentang agama Allah bahwa mereka kelak akan tahu tempat kembali mereka, yaitu neraka yang tidak terbayangkan pedih siksaannya.

Tafsir al-Jalalain
Jalaluddin al-Mahalli dan Jalaluddin as-Suyuthi

(Kecuali orang-orang yang beriman dan beramal saleh) dari kalangan para penyair itu (dan banyak menyebut Allah) maksudnya syair tidaklah melupakan mereka untuk berzikir kepada Allah (dan mendapat kemenangan) melalui syairnya atas orang-orang kafir (sesudah menderita' kelaliman) artinya sesudah orang-orang kafir menghina mereka melalui syair-syairnya yang ditujukan kepada kaum Mukminin semuanya. Mereka tidak tercela dengan syair mereka itu, karena dalam firman yang lain Allah swt. telah berfirman, "Allah tidak menyukai ucapan buruk yang diucapkan dengan terus terang kecuali orang-orang yang dianiaya." (Q.S. An Nisa 148). Allah telah berfirman pula dalam ayat yang lain, yaitu, "Oleh karena itu barang siapa yang menyerang kalian, maka seranglah ia seimbang dengan serangannya terhadap kalian." (Q.S. 2 Al Baqarah, 194) ("Dan orang-orang yang zalim itu kelak akan mengetahui) yaitu mereka yang zalim dari kalangan para penyair dan lain-lainnya (ke tempat mana) yakni tempat kembali yang mana (mereka akan kembali") sesudah mereka mati nanti.

Tafsir Ibnu Katsir
Ismail bin Umar Al-Quraisyi bin Katsir

Firman Allah Swt.:

dan mendapat kemenangan sesudah menderita kezaliman. (Asy-Syu'ara' : 227)

Ibnu Abbas mengatakan, bahwa mereka menjawab syair orang-orang kafir yang menghina kaum muslim dengan syair mereka. Hal yang sama telah dikatakan oleh Mujahid dan Qatadah serta lain-lainnya yang bukan hanya seorang. Di dalam sebuah hadis sahih disebutkan bahwa Rasulullah Saw. bersabda kepada Hassan ibnu Sabit:

Balaslah mereka —atau— seranglah syair mereka, dan Jibril akan membantumu.

Imam Ahmad mengatakan, telah menceritakan kepada kami Abdur Razzaq, telah menceritakan kepada kami Ma'mar, dari Az-Zuhri, dari Abdur Rahman ibnu Ka'b ibnu Malik, dari ayahnya yang telah mencerita­kan bahwa ia pernah bertanya kepada Nabi Saw., "Sesungguhnya Allah Swt. telah menurunkan di dalam surat Asy-Syu'ara' ayat-ayat yang menyangkut mereka (mengecam mereka)." Maka Rasulullah Saw. menjawab: Sesungguhnya orang mukmin itu berjihad dengan pedang dan lisannya. Demi Tuhan yang jiwaku berada di dalam genggaman kekuasaan-Nya, sungguh apa yang kamu lontarkan melalui syairmu kepada mereka seakan-akan seperti lemparan anak panah.

Firman Alah Swt.:

Dan orang-orang yang zalim itu kelak akan mengetahui ke tempat mana mereka akan kembali. (Asy-Syu'ara': 227)

Semakna dengan apa yang disebutkan oleh firman-Nya dalam ayat lain:

(yaitu) hari yang tidak berguna bagi orang-orang zalim permintaan maafnya. (Al-Mu-min: 52), hingga akhir ayat.

Di dalam kitab sahih disebutkan bahwa Rasulullah Saw. pernah bersabda:

Hati-hatilah kalian terhadap perbuatan zalim, karena sesungguhnya perbuatan zalim itu kelak akan menjadi kegelapan di hari kiamat.

Qatadah ibnu Da'amah telah mengatakan sehubungan dengan makna firman-Nya: Dan orang-orang yang zalim itu kelak akan mengetahui ke tempat mana mereka akan kembali. (Asy-Syu'ara': 227) Yakni para penyair dan lain-lainnya.

Abu Daud At-Tayalisi mengatakan, telah menceritakan kepada kami Iyas ibnu Abu Tamimah yang men­ceritakan bahwa ia menghadiri majelis Al-Hasan, lalu lewatlah iringan jenazah seorang Nasrani. Maka Al-Hasan membaca firman-Nya: Dan orang-orang yang zalim itu kelak akan mengetahui ke tempat mana mereka akan kembali. (Asy-Syu'ara': 227)

Abdullah ibnu Abu Rabah telah meriwayatkan dari Safwan ibnu Muharriz, bahwa dia apabila membaca ayat ini, maka menangislah ia sehingga aku (perawi) mengatakan bahwa tangisannya itu membuatnya sesak. Dan orang-orang yang zalim itu kelak akan mengetahui ke tempat mana mereka akan kembali. (Asy-Syu'ara': 227)

Ibnu Wahb mengatakan, telah menceritakan kepadaku Ibnu Sirraij Al-Iskandarani, dari sebagian guru-gurunya, bahwa ketika mereka berada di negeri Romawi di suatu malam saat mereka sedang berdiang di api, tiba-tiba datanglah suatu kafilah mendekati mereka, lalu berhenti di hadapan mereka. Ternyata di antara mereka terdapat Fudalah ibnu Ubaid. Maka mereka mempersilakannya bergabung bersama mereka. Saat itu salah seorang teman mereka sedang salat dan membaca firman-Nya: Dan orang-orang yang zalim itu kelak akan mengetahui ke tempat mana mereka akan kembali. (Asy-Syu'ara': 227) Fudalah ibnu Ubaid berkata, "Mereka adalah orang-orang yang merusak rumah-rumah mereka (membinasakan diri mereka sendiri)." Menurut suatu pendapat, yang dimaksud dengan mereka adalah penduduk Mekah. Dan menurut pendapat yang lainnya lagi, mereka adalah orang-orang yang zalim dari kaum musyrik.

Ibnu Abu Hatim telah meriwayatkan dari Yahya ibnu Zakaria ibnu Yahya Al-Wasiti, bahwa telah menceritakan kepadaku Al-Haisam ibnu Mahfuz Abu Sa'd An-Nahdi, telah menceritakan kepada kami Muhammad ibnu Abdur Rahman ibnu Al-Muhabbir, telah menceritakan kepada kami Hisyam ibnu Urwah dari ayahnya, dari Aisyah r.a. yang menceritakan bahwa ayahnya menulis dua baris kalimat dalam surat wasiatnya, yang isinya:

Dengan nama Allah Yang Maha Pemurah lagi Maha Penyayang, berikut ini adalah apa yang diwasiatkan oleh Abu Bakar ibnu Abu Quhafah sebelum tutup usia setelah orang yang kafir beriman dan kezaliman telah terhenti serta orang yang tadinya tidak percaya menjadi percaya, bahwa sesungguhnya aku mengangkat Umar ibnul Khattab sebagai penggantiku untuk memerintah kalian. Jika dia berlaku adil, maka itulah yang sesuai dengan pengetahuanku tentang dirinya dan sesuai dengan harapanku. Dan jika dia berbuat zalim, dan bersikap berubah, maka saya tidak mengetahui hal yang gaib. Dan orang-orang yang zalim itu kelak akan mengetahui ke tempat mana mereka akan kembali.

Tafsir Quraish Shihab
Muhammad Quraish Shihab

Akan tetapi, kalangan penyair yang mengikuti petunjuk-petunjuk ketuhanan dan berbuat kebajikan sehingga memiliki kepribadian yang luhur, dan selalu mengingat Allah dengan penuh rasa khusyuk hingga timbul rasa takutnya kepada Allah, adalah penyair-penyair yang menjadikan syairnya sebagai pelipur lara dan sebagai sarana untuk membela agama dan mempertahankan kebenaran pada saat kebenaran diinjak- injak. Orang-orang yang menzalimi diri sendiri dengan berbuat syirik dan mengejek Rasulullah saw. itu kelak akan tahu akibat buruk mana yang menjadi tempat kembali mereka.