Skip to content

Al-Qur'an Surat Asy-Syu'ara' Ayat 21

Asy-Syu'ara' Ayat ke-21 ~ Quran Terjemah Perkata (Word By Word) English-Indonesian dan Tafsir Bahasa Indonesia

فَفَرَرْتُ مِنْكُمْ لَمَّا خِفْتُكُمْ فَوَهَبَ لِيْ رَبِّيْ حُكْمًا وَّجَعَلَنِيْ مِنَ الْمُرْسَلِيْنَ ( الشعراۤء : ٢١)

fafarartu
فَفَرَرْتُ
So I fled
maka saya lari
minkum
مِنكُمْ
from you
dari kamu
lammā
لَمَّا
when
ketika
khif'tukum
خِفْتُكُمْ
I feared you
saya takut kepadamu
fawahaba
فَوَهَبَ
But granted
lalu memberikan
لِى
to me
kepadaku
rabbī
رَبِّى
my Lord
Tuhanku
ḥuk'man
حُكْمًا
judgment
hikmah/ilmu
wajaʿalanī
وَجَعَلَنِى
and made me
dan Dia menjadikan aku
mina
مِنَ
of
dari/di antara
l-mur'salīna
ٱلْمُرْسَلِينَ
the Messengers
para rasul

Transliterasi Latin:

Fa farartu mingkum lammā khiftukum fa wahaba lī rabbī ḥukmaw wa ja'alanī minal-mursalīn (QS. 26:21)

English Sahih:

So I fled from you when I feared you. Then my Lord granted me judgement [i.e., wisdom and prophet hood] and appointed me [as one] of the messengers. (QS. [26]Ash-Shu'ara verse 21)

Arti / Terjemahan:

Lalu aku lari meninggalkan kamu ketika aku takut kepadamu, kemudian Tuhanku memberikan kepadaku ilmu serta Dia menjadikanku salah seorang di antara rasul-rasul. (QS. Asy-Syu'ara' ayat 21)

Tafsir Ringkas Kemenag
Kementrian Agama RI

"Lalu aku lari darimu menuju ke negeri Madyan, karena aku takut kepadamu pada pembalasan-mu. Kemudian Tuhanku yang memeliharaku menganugerahkan ilmu yang bermanfaat kepadaku serta Dia menjadikan aku salah seorang di antara para rasul sebagaimana para rasul yang lain sebelumku."

Tafsir Lengkap Kemenag
Kementrian Agama RI

Pada ayat-ayat ini, Allah menerangkan jawaban Musa atas cercaan dan penghinaan Fir'aun terhadapnya, setelah kekakuan pada lidahnya hilang. Musa menjelaskan bahwa pembunuhan yang dilakukannya terhadap tukang roti Fir'aun yang bertengkar dengan seorang dari Bani Israil adalah suatu ketidaksengajaan dan tidak direncanakan. Dia hanya ingin melerai dan memberi pelajaran kepada tukang roti itu agar tidak berlaku kasar dan menghina Bani Israil. Dia memang memukulnya tetapi tidak bermaksud untuk membunuh, karena tidak tahan melihat tukang roti itu begitu sombong dan menghina kaumnya, Bani Israil. Kalau itu dianggap kesalahan, maka Musa mengakui bahwa waktu itu dia betul-betul khilaf.
Sekarang dia sudah berubah, Musa telah menjadi rasul yang diberi tugas oleh Allah untuk mengajak Fir'aun dan kaumnya kepada kehidupan beragama yang benar. Musa juga diberi tugas untuk membebaskan Bani Israil dari perbudakan yang tidak benar, yaitu perbudakan manusia oleh manusia.
Jika Fir'aun menyebut-nyebut jasa baiknya yang telah mengasuh Musa dan mendidiknya di istana, hal itu disebabkan kebijaksanaan Fir'aun atas keinginan istrinya untuk menyelamatkannya ketika ia dibuang ibunya ke Sungai Nil. Keluarga Fir'aun kemudian mengambilnya dan memelihara serta membesarkannya. Di sisi lain, Fir'aun telah mengeksploitasi Bani Israil dengan memperlakukan mereka sebagai budak.

Tafsir al-Jalalain
Jalaluddin al-Mahalli dan Jalaluddin as-Suyuthi

(Lalu aku lari meninggalkan kalian ketika aku takut kepada kalian, kemudian Rabbku memberikan kepadaku hikmah) yakni ilmu (serta Dia menjadikanku salah seorang di antara Rasul-rasul).

Tafsir Ibnu Katsir
Ismail bin Umar Al-Quraisyi bin Katsir

Lepaskanlah Bani Israil (pergi) beserta kami. (Asy-Syu'ara': 17)

Yakni bebaskanlah mereka dari perbudakanmu, karena sesungguhnya mereka adalah hamba-hamba Allah yang beriman dan bala tentara-Nya yang ikhlas, sekarang mereka berada di dalam penindasan dan penyiksaanmu yang merendahkan martabat mereka.

Setelah Musa mengatakan demikian, maka Fir'aun berpaling dan sama sekali tidak mengindahkannya, lalu memandang ke arah Musa dengan pandangan yang sinis dan meremehkan seraya berkata seperti yang diceritakan oleh firman-Nya:

Bukankah kami telah mengasuhmu di antara (keluarga) kami, waktu kamu masih kanak-kanak. (Asy-Syu'ara: 18), hingga akhir ayat.

Yakni bukankah kamu orang yang pernah kami asuh di rumah kami dan di atas pelaminan kami, serta kami buat kamu hidup senang selama beberapa tahun. Tetapi setelah itu kamu balas kebaikan itu dengan perbuatanmu itu; kamu telah membunuh seseorang dari kami dan mengingkari kesenangan yang pernah kuberikan kepadamu. Karena itulah Fir'aun mengatakan, seperti yang disitir oleh firman-Nya:

dan kamu termasuk golongan orang-orang yang tidak membalas budi. (Asy-Syu'ara': 19)

Yang dimaksud dengan kafir dalam ayat ini ialah mengingkari nikmat yang pernah diberikan. Demikianlah menurut pendapat Ibnu Abbas dan Abdur Rahman ibnu Zaid ibnu Aslam, lalu dipilih oleh Ibnu Jarir.

Berkata Musa, "Aku telah melakukannya, sedangkan aku di waktu itu termasuk orang-orang yang khilaf.” (Asy-Syu'ara': 20)

Artinya, saat itu aku masih belum diberi wahyu dan belum mendapat nikmat kenabian dan kerasulan.

Ibnu Abbas r.a., Mujahid, Qatadah, dan Ad-Dahhak serta lain-lainnya mengatakan sehubungan dengan makna firman-Nya: sedangkan aku termasuk orang-orang yang khilaf. (Asy-Syu'ara': 20) Yakni termasuk orang-orang yang tidak mengerti.

Ibnu Juraij mengatakan bahwa memang demikianlah bacaan ayat ini menurut qiraat Abdullah ibnu Mas'ud.

Lalu aku lari meninggalkan kalian ketika aku takut kepada kalian. (Asy-Syu'ara': 21), hingga akhir ayat.

Itu adalah kisah dahulu dan sekarang lain lagi, sesungguhnya aku sekarang telah diutus oleh Allah kepadamu. Jika kamu taat kepada-Nya, niscaya kamu selamat; dan jika kamu menentangnya, niscaya kamu binasa. Kemudian Musa berkata, seperti yang disitir oleh firman-Nya:

Budi yang kamu limpahkan kepadaku itu adalah (disebabkan) kamu telah memperbudak Bani Israil. (Asy-Syu'ara': 22)

Yakni kebaikanmu kepadaku dan jerih payahmu mengasuhku adalah imbalan dari perlakuan jahatmu terhadap Bani Israil, kamu memperbudak mereka dengan memaksa mereka kerja berat untuk kepentinganmu dan rakyatmu. Maka apakah dapat mencukupi kebaikanmu kepada seseorang dari mereka untuk menutupi kejahatanmu kepada mereka seluruhnya. Dengan kata lain, dapat diartikan bahwa jasa yang telah kamu sebutkan itu tiada artinya bila dibandingkan dengan kejahatan yang telah kamu lakukan.

Tafsir Quraish Shihab
Muhammad Quraish Shihab

Lalu aku melarikan diri dari kalian karena khawatir kalian akan membunuhku akibat tindakan yang tak kusengaja itu. Tuhan pun kemudian menganugerahkan kepadaku kearifan dan pengetahuan, keutamaan dan kenikmatan, serta menjadikan diriku sebagai salah seorang rasul-Nya."