Al-Qur'an Surat Asy-Syu'ara' Ayat 195
Asy-Syu'ara' Ayat ke-195 ~ Quran Terjemah Perkata (Word By Word) English-Indonesian dan Tafsir Bahasa Indonesia
بِلِسَانٍ عَرَبِيٍّ مُّبِيْنٍ ۗ ( الشعراۤء : ١٩٥)
- bilisānin
- بِلِسَانٍ
- In language
- dengan lisan/bahasa
- ʿarabiyyin
- عَرَبِىٍّ
- Arabic
- Arab
- mubīnin
- مُّبِينٍ
- clear
- yang nyata
Transliterasi Latin:
Bilisānin 'arabiyyim mubīn(QS. 26:195)
English Sahih:
In a clear Arabic language. (QS. [26]Ash-Shu'ara verse 195)
Arti / Terjemahan:
Dengan bahasa Arab yang jelas. (QS. Asy-Syu'ara' ayat 195)
Tafsir Ringkas Kemenag
Kementrian Agama RI
Al-Qur'an yang diturunkan kepadamu, dan penjelasanmu tentangnya itu dengan bahasa Arab yang jelas. dengan demikian, bisa dengan mudah dipahami oleh masyarakat Arab, di mana Al-Qur’an turun pertama kali kepada mereka.
Tafsir Lengkap Kemenag
Kementrian Agama RI
Pada ayat-ayat ini diterangkan bahwa Al-Qur'an yang diturunkan kepada Muhammad adalah kitab suci yang berasal dari Tuhan semesta alam. Diturunkan kepada Muhammad secara berangsur-angsur dengan perantaraan Jibril, malaikat yang bertugas membawa wahyu kepada para rasul. Al-Qur'an itu ditanamkan ke dalam hati Muhammad, maksudnya ialah Al-Qur'an itu dibacakan oleh Jibril sedemikian rupa sehingga Nabi Muhammad memahami betul arti dan maksudnya. Dengan pemahaman dan pengertian yang demikian, maka Nabi Muhammad mudah menyampaikan kepada umatnya dan umatnya mudah pula menerimanya.
Sebagai contoh, ketika Surah al-An'am yang ayatnya berjumlah 165 ayat dan Surah Yusuf sebanyak 111 ayat diturunkan sekaligus, Rasulullah langsung menerima dan menghafalnya. Ini bukti bahwa Al-Qur'an telah dihunjamkan ke hati Rasul oleh malaikat dengan lisannya.
Allah menerangkan bahwa Al-Qur'an itu diturunkan dalam bahasa Arab yang jelas dan fasih serta gaya bahasa yang indah. Di dalamnya terdapat pula ayat-ayat yang menantang orang-orang musyrik Mekah agar membuat ayat-ayat yang lain seperti ayat-ayat Al-Qur'an itu, kalau mereka tidak percaya bahwa Al-Qur'an itu diturunkan dari Allah dan hanyalah buatan Muhammad sendiri. Akan tetapi, mereka tidak mampu menandinginya, walaupun dengan membuat satu surah pun yang sefasih dan seindah gaya bahasa Al-Qur'an. Dengan demikian, tidak ada lagi alasan bagi orang-orang musyrik Mekah itu untuk mengatakan bahwa Al-Qur'an itu hanyalah buatan Muhammad semata. Tegasnya, kendati Al-Qur'an itu diturunkan dalam bahasa Arab, yakni bahasa mereka sendiri, tetapi mereka tidak mampu menandingi ayat-ayatnya. Kalau Muhammad dapat membuat Al-Qur'an, tentu menurut logikanya, mereka juga dapat membuatnya, karena sama-sama bangsa Arab dan sama-sama berbahasa Arab.
Mereka memahami ayat-ayat Al-Qur'an itu, mengetahui keindahan gaya bahasanya, dan meyakini bahwa Al-Qur'an itu bukan bersumber dari manusia. Mereka mengetahui betul sampai di mana batas kemampuan manusia, namun mereka tetap tidak mau beriman kepadanya karena sifat takabur dan keingkaran yang berurat dan berakar pada diri mereka.
Tafsir al-Jalalain
Jalaluddin al-Mahalli dan Jalaluddin as-Suyuthi
(Dengan bahasa Arab yang jelas) yang terang. Dan menurut qiraat yang lain lafal Nazala dibaca Nazzala dan lafal Ar Ruuhu dibaca Ar Ruuha, sedangkan yang menjadi Fa'ilnya adalah Allah. Maksudnya, Alquran itu diturunkan oleh Allah melalui Ruhul Amin.
Tafsir Ibnu Katsir
Ismail bin Umar Al-Quraisyi bin Katsir
Firman Allah Swt.:
dengan bahasa Arab yang jelas. (Asy-Syu'ara': 195)
Yakni Al-Qur'an ini yang Kami turunkan kepadamu. Kami menurunkannya dengan memakai bahasa Arab yang fasih, sempurna, lagi padat isinya agar jelas lagi terang dan menang atas semua alasan, serta menjadi hujah yang tegak dan dalil yang memberikan petunjuk kepada akal.
Ibnu Abu Hatim mengatakan, telah menceritakan kepada kami ayahku, telah menceritakan kepada kami Abdullah ibnu Abu Bakar Al-Ataki, telah menceritakan kepada kami Abbad ibnu Abbad Al-Mahlabi, dari Musa ibnu Muhammad, dari Ibrahim At-Taimi, dari ayahnya yang mengatakan bahwa ketika Rasulullah Saw. sedang bersama para sahabatnya di hari yang gelap, tiba-tiba beliau Saw. bertanya kepada mereka, "Bagaimanakah pendapatmu tentang permulaan awan itu?" Mereka menjawab, "Alangkah indahnya dan alangkah tebalnya susunan-susunannya." Beliau bertanya lagi, "Bagaimanakah pendapat kalian tentang pilar-pilarnya?" Mereka menjawab, "Alangkah baiknya dan alangkah kokohnya." Beliau bertanya lagi, "Bagaimanakah menurut kalian tentang gerakannya?" Mereka menjawab, "Alangkah indahnya dan alangkah hitam warnanya."Nabi Saw. bertanya lagi, "Bagaimanakah menurut penglihatanmu tentang putaran anginnya?". Mereka menjawab, "Alangkah indahnya dan alangkah bulat putarannya." Beliau Saw. bertanya, "Bagaimanakah menurut penglihatan kalian tentang kilatnya, apakah berkilauan ataukah redup, ataukah benar-benar membelah?" Mereka menjawab, "Tidak, bahkan membelah dengan belahan yang lurus." Maka Rasulullah Saw. bersabda: Insya Allah, membawa kehidupan, akan membawa kehidupan. Maksudnya, bukan awan yang membawa azab. Maka ada seorang lelaki yang berkata, "Wahai Rasulullah, demi ayah dan ibuku (yang menjadi tebusanmu), alangkah fasihnya engkau. Saya belum pernah melihat orang yang lebih fasih darimu dalam bertutur Arab." Rasulullah Saw. menjawab: Suatu keharusan bagiku, sesungguhnya Al-Qur’an diturunkan dengan memakai bahasaku, dan Allah telah berfirman, "Dengan bahasa Arab yang jelas.” (Asy-Syu'ara': 195)
Sufyan As'-Sauri mengatakan bahwa tidak sekali-kali wahyu diturunkan melainkan dengan bahasa Arab, kemudian masing-masing nabi menerjemahkannya kepada kaumnya. Bahasa yang dipakai pada hari kiamat ialah bahasa Suryani; dan barang siapa yang masuk surga, maka ia berbahasa Arab. Demikianlah menurut riwayat Ibnu Abu Hatim.
Tafsir Quraish Shihab
Muhammad Quraish Shihab
Al-Qur'ân itu diturunkan kepadamu melalui Jibrîl dalam bahasa Arab yang jelas makna dan petunjuknya, agar manusia mendapatkan kebaikan, baik agama maupun dunia.