Skip to content

Al-Qur'an Surat Asy-Syu'ara' Ayat 19

Asy-Syu'ara' Ayat ke-19 ~ Quran Terjemah Perkata (Word By Word) English-Indonesian dan Tafsir Bahasa Indonesia

وَفَعَلْتَ فَعْلَتَكَ الَّتِيْ فَعَلْتَ وَاَنْتَ مِنَ الْكٰفِرِيْنَ ( الشعراۤء : ١٩)

wafaʿalta
وَفَعَلْتَ
And you did
dan kamu telah berbuat
faʿlataka
فَعْلَتَكَ
your deed
perbuatanmu
allatī
ٱلَّتِى
which
yang
faʿalta
فَعَلْتَ
you did
kamu telah lakukan/perbuat
wa-anta
وَأَنتَ
and you
dan kamu
mina
مِنَ
(were) of
dari/termasuk
l-kāfirīna
ٱلْكَٰفِرِينَ
the ungrateful"
orang-orang kafir/tak membalas budi

Transliterasi Latin:

Wa fa'alta fa'latakallatī fa'alta wa anta minal-kāfirīn (QS. 26:19)

English Sahih:

And [then] you did your deed which you did, and you were of the ungrateful." (QS. [26]Ash-Shu'ara verse 19)

Arti / Terjemahan:

Dan kamu telah berbuat suatu perbuatan yang telah kamu lakukan itu dan kamu termasuk golongan orang-orang yang tidak membalas guna. (QS. Asy-Syu'ara' ayat 19)

Tafsir Ringkas Kemenag
Kementrian Agama RI

Fir’aun melanjutkan bicaranya dengan mengungkit kesalahan Nabi Musa, "Dan engkau, Musa, telah melakukan kesalahan pada perbuatan yang telah engkau lakukan dengan membunuh salah seorang bangsaku dan engkau termasuk orang yang tidak tahu berterima kasih."

Tafsir Lengkap Kemenag
Kementrian Agama RI

Tatkala Musa dan Harun diperkenankan menghadap Fir'aun dan menegaskan kepadanya bahwa mereka berdua adalah rasul Allah Pencipta alam semesta dan meminta supaya Bani Israil dibebaskan dari perbudakan dan diizinkan meninggalkan Mesir, Fir'aun sangat terkejut dan merasa tercengang. Ia menjadi heran mengapa keduanya begitu berani menentang kekuasaannya, sedangkan dia sendiri menganggap dirinya sebagai tuhan bagi rakyatnya, termasuk dalam hal ini Bani Israil. Kemudian Musa dan Harun juga menuntut pembebasan semua Bani Israil dari cengkeraman perbudakan.
Fir'aun heran mengapa Musa sampai berani mengemukakan dua hal yang amat tidak masuk akal itu? Fir'aun mengetahui benar bahwa Musa adalah anak asuhnya sendiri. Semenjak kecil, dia dididik dan dibesarkan dalam istananya. Fir'aun mengetahui pula bahwa setelah dewasa, Musa pernah membunuh seorang rakyatnya yang dekat dengannya, yaitu tukang masaknya sendiri ketika ia berkelahi dengan salah seorang Bani Israil. Fir'aun juga heran mengapa Musa dengan riwayat hidup seperti itu, berani menentang kekuasaannya dan menuntut hal yang tidak masuk akal menurut pendapatnya.
Dengan nada yang keras dan rasa amarah yang tak tertahankan, Fir'aun menjawab, "Bukankah engkau telah kami asuh dan kami didik semenjak kecil? Kami selamatkan kamu dari pembunuhan di mana pada waktu itu kami memerintahkan agar setiap anak laki-laki Bani Israil harus dibunuh. Kami didik dan kami besarkan di istana kami, kami sayangi dan santuni seperti menyayangi dan menyantuni anak kami sendiri. Akan tetapi, sekarang kamu meminta kepada kami dua hal yang tak mungkin terjadi yaitu agar aku turun dari singgasana ketuhananku serta mengakui bahwa kamu adalah rasul dari Tuhan yang tidak kami kenal. Kemudian kamu meminta pula agar Bani Israil yang telah berabad-abad tinggal di negeri Mesir ini dibebaskan dan kamu bawa ke negeri yang kamu anggap tanah leluhurmu. Ini adalah suatu lelucon yang tidak lucu dan suatu kebodohan dan ketololan yang menunjukkan bahwa kamu berdua adalah manusia yang tak berbudi bahkan mungkin manusia yang telah gila."

Tafsir al-Jalalain
Jalaluddin al-Mahalli dan Jalaluddin as-Suyuthi

(Dan kamu telah berbuat suatu perbuatan yang telah kamu lakukan itu) yaitu membunuh seorang bangsa Kobtik (dan kamu termasuk orang-orang yang tidak tahu membalas budi") yakni termasuk orang-orang yang ingkar terhadap nikmat yang telah kuberikan kepadamu, yaitu dididik dan tidak dijadikan budak.

Tafsir Ibnu Katsir
Ismail bin Umar Al-Quraisyi bin Katsir

Lepaskanlah Bani Israil (pergi) beserta kami. (Asy-Syu'ara': 17)

Yakni bebaskanlah mereka dari perbudakanmu, karena sesungguhnya mereka adalah hamba-hamba Allah yang beriman dan bala tentara-Nya yang ikhlas, sekarang mereka berada di dalam penindasan dan penyiksaanmu yang merendahkan martabat mereka.

Setelah Musa mengatakan demikian, maka Fir'aun berpaling dan sama sekali tidak mengindahkannya, lalu memandang ke arah Musa dengan pandangan yang sinis dan meremehkan seraya berkata seperti yang diceritakan oleh firman-Nya:

Bukankah kami telah mengasuhmu di antara (keluarga) kami, waktu kamu masih kanak-kanak. (Asy-Syu'ara: 18), hingga akhir ayat.

Yakni bukankah kamu orang yang pernah kami asuh di rumah kami dan di atas pelaminan kami, serta kami buat kamu hidup senang selama beberapa tahun. Tetapi setelah itu kamu balas kebaikan itu dengan perbuatanmu itu; kamu telah membunuh seseorang dari kami dan mengingkari kesenangan yang pernah kuberikan kepadamu. Karena itulah Fir'aun mengatakan, seperti yang disitir oleh firman-Nya:

dan kamu termasuk golongan orang-orang yang tidak membalas budi. (Asy-Syu'ara': 19)

Yang dimaksud dengan kafir dalam ayat ini ialah mengingkari nikmat yang pernah diberikan. Demikianlah menurut pendapat Ibnu Abbas dan Abdur Rahman ibnu Zaid ibnu Aslam, lalu dipilih oleh Ibnu Jarir.

Berkata Musa, "Aku telah melakukannya, sedangkan aku di waktu itu termasuk orang-orang yang khilaf.” (Asy-Syu'ara': 20)

Artinya, saat itu aku masih belum diberi wahyu dan belum mendapat nikmat kenabian dan kerasulan.

Ibnu Abbas r.a., Mujahid, Qatadah, dan Ad-Dahhak serta lain-lainnya mengatakan sehubungan dengan makna firman-Nya: sedangkan aku termasuk orang-orang yang khilaf. (Asy-Syu'ara': 20) Yakni termasuk orang-orang yang tidak mengerti.

Ibnu Juraij mengatakan bahwa memang demikianlah bacaan ayat ini menurut qiraat Abdullah ibnu Mas'ud.

Lalu aku lari meninggalkan kalian ketika aku takut kepada kalian. (Asy-Syu'ara': 21), hingga akhir ayat.

Itu adalah kisah dahulu dan sekarang lain lagi, sesungguhnya aku sekarang telah diutus oleh Allah kepadamu. Jika kamu taat kepada-Nya, niscaya kamu selamat; dan jika kamu menentangnya, niscaya kamu binasa. Kemudian Musa berkata, seperti yang disitir oleh firman-Nya:

Budi yang kamu limpahkan kepadaku itu adalah (disebabkan) kamu telah memperbudak Bani Israil. (Asy-Syu'ara': 22)

Yakni kebaikanmu kepadaku dan jerih payahmu mengasuhku adalah imbalan dari perlakuan jahatmu terhadap Bani Israil, kamu memperbudak mereka dengan memaksa mereka kerja berat untuk kepentinganmu dan rakyatmu. Maka apakah dapat mencukupi kebaikanmu kepada seseorang dari mereka untuk menutupi kejahatanmu kepada mereka seluruhnya. Dengan kata lain, dapat diartikan bahwa jasa yang telah kamu sebutkan itu tiada artinya bila dibandingkan dengan kejahatan yang telah kamu lakukan.

Tafsir Quraish Shihab
Muhammad Quraish Shihab

Dan kamu telah melakukan tindak kejahatan yang keji, saat kamu membunuh salah seorang dari kaumku. Kamu pun tidak membalas jasa yang dahulu telah kami berikan kepadamu, dan juga tidak mengayomi rakyatku. Bahkan kamu mencerca tuhan-tuhan kami dengan menganggap dirimu sebagai utusan Tuhan semesta alam."