Al-Qur'an Surat Asy-Syu'ara' Ayat 187
Asy-Syu'ara' Ayat ke-187 ~ Quran Terjemah Perkata (Word By Word) English-Indonesian dan Tafsir Bahasa Indonesia
فَاَسْقِطْ عَلَيْنَا كِسَفًا مِّنَ السَّمَاۤءِ اِنْ كُنْتَ مِنَ الصّٰدِقِيْنَ ۗ ( الشعراۤء : ١٨٧)
- fa-asqiṭ
- فَأَسْقِطْ
- Then cause to fall
- maka jatuhkanlah
- ʿalaynā
- عَلَيْنَا
- upon us
- atas kami
- kisafan
- كِسَفًا
- fragments
- potongan-potongan
- mina
- مِّنَ
- of
- dari
- l-samāi
- ٱلسَّمَآءِ
- the sky
- langit
- in
- إِن
- if
- jika
- kunta
- كُنتَ
- you are
- kamu adalah
- mina
- مِنَ
- of
- dari/termasuk
- l-ṣādiqīna
- ٱلصَّٰدِقِينَ
- the truthful"
- orang-orang yang benar
Transliterasi Latin:
Fa asqiṭ 'alainā kisafam minas-samā`i ing kunta minaṣ-ṣādiqīn(QS. 26:187)
English Sahih:
So cause to fall upon us fragments of the sky, if you should be of the truthful." (QS. [26]Ash-Shu'ara verse 187)
Arti / Terjemahan:
Maka jatuhkanlah atas kami gumpalan dari langit, jika kamu termasuk orang-orang yang benar. (QS. Asy-Syu'ara' ayat 187)
Tafsir Ringkas Kemenag
Kementrian Agama RI
Mereka dengan pongahnya balik menantang Nabi Syuaib agar bisa mendatangkan siksaan kepada mereka. Maka cepat jatuhkanlah siksaan Tuhanmu kepada kami berupa gumpalan apa saja dari langit, baik berupa batu atau lainnya, jika engkau termasuk orang-orang yang benar bahwa engkau adalah utusan Allah.
Tafsir Lengkap Kemenag
Kementrian Agama RI
Sekalipun Syuaib telah mengingatkan kaumnya, tetapi mereka tetap ingkar dan kafir. Bahkan mereka mencela Syuaib dan memandang ringan ancaman Allah yang disampaikan kepada mereka dengan menyatakan bahwa: pertama, Syuaib termasuk salah seorang yang kena sihir, yang mengatakan dan melakukan sesuatu hanya berdasarkan khayalan dan angan-angan belaka. Syuaib seorang manusia biasa seperti mereka, tidak memiliki kelebihan apa pun dari mereka, dan bahkan ia seorang yang rusak akalnya.
Mereka mendustakan Syuaib, dan tidak percaya sedikit pun bahwa dia adalah rasul Allah yang diutus kepada mereka. Oleh karena itu, mereka mengingkari Nabi Syuaib, menghalangi orang lain mendatanginya, dan mengancam orang-orang yang beriman kepadanya. Akan tetapi, Syuaib terus menasihati dan mengingatkan mereka. Syuaib adalah nabi yang sangat pintar berdebat dengan kaumnya. Dalil-dalil dan argumennya amat kuat, sehingga para mufasir menjulukinya dengan Khathib al-Anbiya' (ahli pidato di antara para nabi).
Namun demikian, penduduk Madyan tetap membangkang dan menyangkal seruan Syuaib. Kadang-kadang mereka mengatakan bahwa mereka tidak paham apa yang dikatakannya, padahal seruan itu sudah jelas dan terang. Kadang-kadang mereka mengatakan bahwa Syuaib orang lemah, seakan-akan mereka mengira bahwa kekuatanlah yang menjadi ukuran kebenaran dan keadilan. Kadang-kadang mereka mengancam akan membunuh Syuaib, dan mengusir para pengikutnya yang beriman dari negeri itu apabila Syuaib dan orang-orang yang beriman itu tidak kembali kepada agama mereka.
Kaum Syuaib juga mengingatkan masyarakat bahwa mereka akan merugi kalau mengikuti agama Syuaib karena melarang mereka mengurangi takaran dan timbangan. Mereka merasa heran kepada Syuaib yang melarang mereka menyembah sembahan nenek moyang mereka, dan berbuat apa yang mereka sukai terhadap harta mereka. Mereka mencela Syuaib tentang kesalahan-kesalahan yang telah diperbuatnya. Mereka mengejek dengan sinis salat yang dikerjakan Syuaib. Allah berfirman:
Mereka berkata, "Wahai Syuaib! Apakah agamamu yang menyuruhmu agar kami meninggalkan apa yang disembah nenek moyang kami atau melarang kami mengelola harta kami menurut cara yang kami kehendaki? Sesungguhnya engkau benar-benar orang yang sangat penyantun dan pandai." (Hud/11: 87).
Mereka berkata, "Wahai Syuaib! Kami tidak banyak mengerti tentang apa yang engkau katakan itu, sedang kenyataannya kami memandang engkau seorang yang lemah di antara kami. Kalau tidak karena keluargamu, tentu kami telah merajam engkau, sedang engkau pun bukan seorang yang berpengaruh di lingkungan kami." (Hud/11: 91).
Kedua, Jika Syuaib benar-benar seorang nabi dan rasul Allah, maka ia diminta untuk menurunkan kepada mereka (kaum Syuaib) gumpalan-gumpalan dari langit, sebagaimana yang telah diancamkannya. Sikap kaum Syuaib ini sama dengan sikap kaum Quraisy ketika menentang Nabi Muhammad agar beliau memancarkan air dari bumi untuk mereka, mendatangkan sebuah kebun dan kurma serta anggur yang indah, mendatangkan azab dengan menjatuhkan kepingan-kepingan dari langit yang menimpa mereka, atau mendatangkan sebuah rumah emas dan sebagainya. (Baca Surah al-Isra'/17: 90-93).
Tafsir al-Jalalain
Jalaluddin al-Mahalli dan Jalaluddin as-Suyuthi
(Maka jatuhkanlah atas kami gumpalan) dapat dibaca Kasafan dan Kisfan, artinya gumpalan-gumpalan (dari langit, jika kamu termasuk orang-orang yang benar") dalam pengakuan risalahmu itu.
Tafsir Ibnu Katsir
Ismail bin Umar Al-Quraisyi bin Katsir
Maka jatuhkanlah atas kami gumpalan dari langit. (Asy-Syu'ara': 187)
Ad-Dahhak mengatakan bahwa makna yang dimaksud ialah sisi langit, yakni sebagian darinya. Qatadah mengatakan potongan dari langit. Sedangkan As-Saddi mengatakan azab dari langit. Pengertian ayat ini mirip dengan apa yang dikatakan oleh orang-orang Quraisy, yang disitir oleh firman-Nya:
Dan mereka berkata, "Kami sekali-kali tidak percaya kepadamu hingga kamu memancarkan mata air dari bumi untuk kami.” (Al-Isra': 90)
sampai dengan firman-Nya:
"atau kamu jatuhkan langit berkeping-keping atas kami, sebagaimana kamu katakan atau kamu datangkan Allah dan malaikat-malaikat berhadapan muka dengan kami.” (Al-Isra': 92)
Dan firman Allah Swt. yang lainnya, yaitu:
Dan (ingatlah), ketika mereka (orang-orang musyrik) berkata, "Ya Allah, jika betul (Al-Qur'an) ini dialah yang benar dari sisi Engkau, maka hujanilah kami dengan batu dari langit" (Al-Anfal: 32), hingga akhir ayat.
Hal yang sama telah dikatakan pula oleh orang-orang kafir yang jahil dalam surat ini:
Maka jatuhkanlah atas kami gumpalan dari langit. (Asy-Syu'ara': 187)
Tafsir Quraish Shihab
Muhammad Quraish Shihab
Jika kamu benar-benar membawa risalah, mengapa tidak dijatuhkan kepada kami suatu bentuk azab dari langit?" Demikianlah, permintaan ini menyiratkan betapa kukuhnya pengingkaran mereka.