Skip to content

Al-Qur'an Surat Asy-Syu'ara' Ayat 180

Asy-Syu'ara' Ayat ke-180 ~ Quran Terjemah Perkata (Word By Word) English-Indonesian dan Tafsir Bahasa Indonesia

وَمَآ اَسْـَٔلُكُمْ عَلَيْهِ مِنْ اَجْرٍ اِنْ اَجْرِيَ اِلَّا عَلٰى رَبِّ الْعٰلَمِيْنَ ۗ ( الشعراۤء : ١٨٠)

wamā
وَمَآ
And not
dan aku tidak
asalukum
أَسْـَٔلُكُمْ
I ask (of) you
meminta kepadamu
ʿalayhi
عَلَيْهِ
for it
atasnya
min
مِنْ
any
dari
ajrin
أَجْرٍۖ
payment
upah
in
إِنْ
Not
tidak lain
ajriya
أَجْرِىَ
(is) my payment
upahku
illā
إِلَّا
except
kecuali/hanyalah
ʿalā
عَلَىٰ
from
atas
rabbi
رَبِّ
(the) Lord
Tuhan
l-ʿālamīna
ٱلْعَٰلَمِينَ
(of) the worlds
semesta alam

Transliterasi Latin:

Wa mā as`alukum 'alaihi min ajrin in ajriya illā 'alā rabbil-'ālamīn (QS. 26:180)

English Sahih:

And I do not ask you for it any payment. My payment is only from the Lord of the worlds. (QS. [26]Ash-Shu'ara verse 180)

Arti / Terjemahan:

Dan aku sekali-kali tidak minta upah kepadamu atas ajakan itu; upahku tidak lain hanyalah dari Tuhan semesta alam. (QS. Asy-Syu'ara' ayat 180)

Tafsir Ringkas Kemenag
Kementrian Agama RI

Dan aku tidak bermaksud sedikitpun untuk meminta imbalan apa pun baik berupa materi atau jasa, kepadamu atas ajakan itu, imbalanku tidak lain hanyalah dari Tuhan seluruh alam. Dengan tidak adanya imbalan, Nabi Syuaib tidak mempunyai kepentingan apa-apa kecuali untuk kemaslahatan mereka.

Tafsir Lengkap Kemenag
Kementrian Agama RI

(157-159) Ayat ini menerangkan bahwa kaum Samud ingin membuktikan kebenaran ucapan Nabi Saleh, lalu mereka membunuh unta tersebut. Akan tetapi, setelah mereka menyembelih unta itu, terutama setelah melihat tanda-tanda azab Allah akan tiba, mereka menyesal. Terlebih ketika bumi mereka diguncang gempa serta dibarengi sambaran petir dan halilintar yang mengakibatkan rumah-rumah mereka rata dengan tanah.
Di dalam Al-Qur'an terdapat ayat-ayat yang menerangkan berbagai azab yang membinasakan mereka. Ada ayat-ayat yang menerangkan bahwa mereka dibinasakan dengan sa‘iqah (petir) (Fussilat/41: 17 dan ad-dariyat/51: 44). Sementara ayat lain menyebutkan dengan rajfah (guncangan bumi yang amat keras) (al-A‘raf/7: 78). Pada ayat yang lain disebut dengan saihah (suara yang amat keras dari langit) (Hud/11: 67; al-Hijr/15: 83; dan al-Qamar/54: 31). Ada pula yang menyebutkan bahwa mereka dihancurkan dengan Tagiyah (kejadian yang luar biasa) (al-Haqqah/69: 5).
Ayat-ayat ini tidaklah bertentangan karena mereka dibinasakan dengan petir (Sa‘iqah). Adapun guncangan bumi yang amat keras (rajfah), suara keras dari langit (saihah), dan kejadian yang luar biasa (tagiyah) adalah gejala dan sifat dari petir. Demikian hebatnya petir itu sampai mengguncang bumi dan menimbulkan suara yang amat keras. Kesemuanya itu membinasa¬kan mereka dan ini adalah suatu kejadian yang luar biasa. Dalam sekejap mata, mereka telah menjadi tubuh-tubuh yang tiada bergerak, mati dan tersungkur di dalam rumah mereka. Kemudian mereka lenyap dari permukaan bumi, tidak ada yang kelihatan lagi selain tempat tinggal mereka, seakan-akan mereka tidak pernah hidup dan berada di tempat itu. Karena mereka telah dimusnahkan Allah, maka dalam sejarah mereka termasuk salah satu dari bangsa Arab yang telah musnah (al-‘Arab al-Ba‘idah).
Nabi Saleh dan orang-orang yang beriman diselamatkan Allah dari azab itu. Mereka mengungsi ke Ramallah, salah satu kota di Palestina. Di kota ini terdapat kuburan Nabi Saleh yang masih dikenal sampai sekarang. Akan tetapi, ada pula yang mengatakan bahwa kuburan Nabi Saleh berada di Yaman, dan ada pula yang berpendapat di Yordan. Menurut Ibnu Khaldµn, Nabi Saleh menyeru kaumnya kepada agama Allah selama dua puluh tahun dan ia meninggal pada umur lima puluh delapan tahun.
Negeri-negeri kaum Samud dan bangunan-bangunan yang mereka dirikan sampai sekarang masih ada bekasnya. Sarjana-sarjana barat telah banyak berkunjung ke tempat ini. Mereka telah menulis bekas-bekas peninggalan kaum Samud dan rumah-rumah kediaman yang mereka pahat dari gunung-gunung batu itu. Di antaranya adalah C.M. Daughty yang menulis buku dengan judul Arabia Desserta.
Ketika Rasulullah melewati kampung-kampung kaum Samud dalam perjalanan ekspedisi, yaitu Tabuk, beliau bersabda kepada para sahabat:
??? ??????????? ????? ????????? ????????? ???????????????? ?????? ???? ??????????? ????????? ?????? ???? ??????????? ????????? ????? ??????????? ?????????? ???????? ???????????? ?????? ??? ???????????. (???? ??????? ?? ??? ???)
Kamu jangan masuk kampung orang-orang yang telah diazab itu, melainkan dengan menangis, jika tidak dengan menangis, maka janganlah kamu masuk kampung mereka, agar kamu tidak ditimpa azab sebagaimana yang telah menimpa mereka. (Riwayat asy-Syaikhan dari Ibnu ‘Umar).

Peninggalan dan bekas-bekas mereka itu diabadikan di dalam Al-Qur'an untuk menjadi pelajaran. Banyak ayat-ayat Al-Qur'an yang menyuruh orang agar mengadakan perjalanan di bumi, untuk memperhatikan peninggalan-peninggalan dan bekas-bekas kaum yang telah dibinasakan oleh Allah, karena pembangkangan mereka terhadap perintah-Nya, seperti kaum Samud tersebut. Sesungguhnya Allah berbuat kebaikan kepada semua manusia, amat keras azab-Nya dan amat besar rahmat-Nya.

Tafsir al-Jalalain
Jalaluddin al-Mahalli dan Jalaluddin as-Suyuthi

(Dan aku sekali-kali tidak meminta upah kepada kalian atas ajakan itu; tiada lain upahku hanyalah dari Rabb semesta alam).

Tafsir Ibnu Katsir
Ismail bin Umar Al-Quraisyi bin Katsir

Tafsir ayat ini tidak diterangkan secara terpisah pada kitab aslinya.

Tafsir Quraish Shihab
Muhammad Quraish Shihab

Aku tidak mengharapkan imbalan apa-apa dari kalian. Imbalanku akan kudapatkan secara utuh--sesuai dengan amal perbuatanku--dari Tuhan semesta alam."