Skip to content

Al-Qur'an Surat Asy-Syu'ara' Ayat 149

Asy-Syu'ara' Ayat ke-149 ~ Quran Terjemah Perkata (Word By Word) English-Indonesian dan Tafsir Bahasa Indonesia

وَتَنْحِتُوْنَ مِنَ الْجِبَالِ بُيُوْتًا فٰرِهِيْنَ ( الشعراۤء : ١٤٩)

watanḥitūna
وَتَنْحِتُونَ
And you carve
dan kamu memahat
mina
مِنَ
of
dari
l-jibāli
ٱلْجِبَالِ
the mountains
gunung-gunung
buyūtan
بُيُوتًا
houses
rumah-rumah
fārihīna
فَٰرِهِينَ
skillfully
dengan rajin

Transliterasi Latin:

Wa tan-ḥitụna minal-jibāli buyụtan fārihīn (QS. 26:149)

English Sahih:

And you carve out of the mountains, homes, with skill. (QS. [26]Ash-Shu'ara verse 149)

Arti / Terjemahan:

Dan kamu pahat sebagian dari gunung-gunung untuk dijadikan rumah-rumah dengan rajin; (QS. Asy-Syu'ara' ayat 149)

Tafsir Ringkas Kemenag
Kementrian Agama RI

dan kamu pahat dengan terampil sebagian gunung-gunung batu yang demikian besar untuk dijadikan rumah-rumah dengan rajin dan kepiawaian; tapi semua itu kamu lakukan dengan penuh kesombongan dan kepongahan, bukan untuk kemanfaatan semata.

Tafsir Lengkap Kemenag
Kementrian Agama RI

Nabi Saleh mengingatkan mereka akan nikmat Allah yang telah dilimpahkan kepada mereka, yaitu:
1. Mereka hidup dengan aman di negeri mereka, bebas dari gangguan musuh, dan memperoleh kebahagiaan serta ketenteraman hidup.
2. Mereka mempunyai tanah pertanian yang subur, binatang ternak yang banyak, dan memiliki sumber air yang dapat dimanfaatkan untuk membuat kanal-kanal irigasi yang teratur. Mereka hidup sebagai petani, penggembala, saudagar, dan penggali logam dari dalam tanah. Oleh karena itu, negeri mereka menjadi indah, dipenuhi tanaman yang menyenangkan mata orang yang memandangnya. Bahkan di antara mereka ada yang mengatakan bahwa negeri merekalah sebenarnya surga yang dijanjikan Allah.
3. Mereka diberi kemampuan memahat gunung batu untuk dijadikan tempat tinggal.
Itulah berbagai nikmat Allah yang telah dilimpahkan kepada kaum Samud. Mereka seharusnya mensyukuri nikmat yang telah diberikan Allah itu, tetapi semakin hari mereka semakin sombong. Mereka merasa bahwa kebahagiaan dan kenikmatan itu hanya karena usaha mereka sendiri, bukan karena nikmat Allah. Oleh karena itu, mereka tidak percaya akan adanya hari Kiamat. Hidup yang sebenarnya menurut mereka adalah hidup di dunia ini dan mereka menginginkan agar kekal di dunia.
Kaum Samud tidak lagi memikirkan bagaimana nasib mereka nanti, seandainya pada suatu waktu, Allah secara tiba-tiba mencabut semua kebahagiaan dan kemakmuran mereka dan menukarnya dengan malapetaka yang dahsyat. Semua itu bisa dilakukan Allah karena keingkaran dan kesombongan mereka sendiri.
Ayat ini mengandung makna bagaimana dengan bekal akal yang kuat maka manusia dapat memahat batu gunung untuk dijadikan tempat tinggal sebagaimana yang dilakukan oleh kaum Samud. Pada saat ini, teknologi alat-alat pemahat sudah berkembang dan dimanfaatkan manusia untuk memenuhi kebutuhan mereka, antara lain untuk memotong dan membelah batu gunung yang keras. Peralatan-peralatan tersebut sepenuhnya digerakkan oleh tenaga mesin atau robot. Bahkan manusia telah mampu menciptakan teknologi pemahatan super-canggih di mana objek dipotong atau dibelah dengan sinar laser. Hasilnya sangat halus dan tepat. Dengan alat mutakhir ini, batuan granit yang sangat keras pun menjadi mudah dibelah atau dipotong. Itulah hasil pikiran manusia.

Tafsir al-Jalalain
Jalaluddin al-Mahalli dan Jalaluddin as-Suyuthi

(Dan kalian pahat sebagian dari gunung-gunung untuk dijadikan rumah-rumah dengan rajin) dengan penuh semangat; menurut suatu qiraat dibaca Farihina, artinya, dengan penuh keangkuhan.

Tafsir Ibnu Katsir
Ismail bin Umar Al-Quraisyi bin Katsir

Firman Allah Swt.:

Dan kamu pahat sebagian dari gunung-gunung untuk dijadikan rumah-rumah dengan rajin. (Asy-Syu'ara': 149)

Ibnu Abbas dan lain-lainnya yang bukan hanya seorang mengatakan bahwa farihin artinya dengan cerdik. Tetapi menurut riwayat lain yang juga bersumber dari Ibnu Abbas, artinya tamak lagi jahat. Pendapat yang terakhir inilah yang dipilih oleh Mujahid dan sejumlah ulama. Tidak ada pertentangan di antara kedua pendapat tersebut, karena sesungguhnya mereka membuat rumah-rumah pahatan di gunung-gunung itu dengan tujuan kesombongan, ketamakan, dan main-main, bukan karena keperluan untuk tempat tinggal. Dan mereka adalah Orang-orang yang ahli dalam hal pahat-memahat seperti yang dapat disaksikan dari bekas peninggalan mereka. Karena itulah nabi mereka berkata kepada mereka:

maka bertakwalah kepada Allah dan taatlah kepadaku. (Asy-Syu'ara': 150)

Yaitu terimalah apa yang manfaatnya kembali kepada kalian di dunia dan di akhirat ini, yaitu menyembah Tuhan kalian yang telah menciptakan dan memberi rezeki kalian. Maksudnya, sembahlah Allah dan esakanlah Dia serta bertasbihlah kepada-Nya setiap pagi dan petang.

Tafsir Quraish Shihab
Muhammad Quraish Shihab

Mereka memahat dengan rajin dan cermat gunung-gunung tinggi untuk dijadikan sebagai tempat kediaman.