Al-Qur'an Surat Asy-Syu'ara' Ayat 146
Asy-Syu'ara' Ayat ke-146 ~ Quran Terjemah Perkata (Word By Word) English-Indonesian dan Tafsir Bahasa Indonesia
اَتُتْرَكُوْنَ فِيْ مَا هٰهُنَآ اٰمِنِيْنَ ۙ ( الشعراۤء : ١٤٦)
- atut'rakūna
- أَتُتْرَكُونَ
- Will you be left
- apakah kamu akan dibiarkan
- fī
- فِى
- in
- dalam
- mā
- مَا
- what
- apa (disini)
- hāhunā
- هَٰهُنَآ
- (is) here
- dengan aman
- āminīna
- ءَامِنِينَ
- secure
- orang-orang yang aman
Transliterasi Latin:
A tutrakụna fī mā hāhunā āminīn(QS. 26:146)
English Sahih:
Will you be left in what is here, secure [from death], (QS. [26]Ash-Shu'ara verse 146)
Arti / Terjemahan:
Adakah kamu akan dibiarkan tinggal disini (di negeri kamu ini) dengan aman, (QS. Asy-Syu'ara' ayat 146)
Tafsir Ringkas Kemenag
Kementrian Agama RI
Apakah kamu mengira akan dibiarkan tinggal di sini di negeri kamu ini dengan segala kenikmatannya, dengan aman, tanpa harus bertanggung jawab terhadap Tuhan yang menciptakan kamu?
Tafsir Lengkap Kemenag
Kementrian Agama RI
Nabi Saleh mengingatkan mereka akan nikmat Allah yang telah dilimpahkan kepada mereka, yaitu:
1. Mereka hidup dengan aman di negeri mereka, bebas dari gangguan musuh, dan memperoleh kebahagiaan serta ketenteraman hidup.
2. Mereka mempunyai tanah pertanian yang subur, binatang ternak yang banyak, dan memiliki sumber air yang dapat dimanfaatkan untuk membuat kanal-kanal irigasi yang teratur. Mereka hidup sebagai petani, penggembala, saudagar, dan penggali logam dari dalam tanah. Oleh karena itu, negeri mereka menjadi indah, dipenuhi tanaman yang menyenangkan mata orang yang memandangnya. Bahkan di antara mereka ada yang mengatakan bahwa negeri merekalah sebenarnya surga yang dijanjikan Allah.
3. Mereka diberi kemampuan memahat gunung batu untuk dijadikan tempat tinggal.
Itulah berbagai nikmat Allah yang telah dilimpahkan kepada kaum Samud. Mereka seharusnya mensyukuri nikmat yang telah diberikan Allah itu, tetapi semakin hari mereka semakin sombong. Mereka merasa bahwa kebahagiaan dan kenikmatan itu hanya karena usaha mereka sendiri, bukan karena nikmat Allah. Oleh karena itu, mereka tidak percaya akan adanya hari Kiamat. Hidup yang sebenarnya menurut mereka adalah hidup di dunia ini dan mereka menginginkan agar kekal di dunia.
Kaum Samud tidak lagi memikirkan bagaimana nasib mereka nanti, seandainya pada suatu waktu, Allah secara tiba-tiba mencabut semua kebahagiaan dan kemakmuran mereka dan menukarnya dengan malapetaka yang dahsyat. Semua itu bisa dilakukan Allah karena keingkaran dan kesombongan mereka sendiri.
Ayat ini mengandung makna bagaimana dengan bekal akal yang kuat maka manusia dapat memahat batu gunung untuk dijadikan tempat tinggal sebagaimana yang dilakukan oleh kaum Samud. Pada saat ini, teknologi alat-alat pemahat sudah berkembang dan dimanfaatkan manusia untuk memenuhi kebutuhan mereka, antara lain untuk memotong dan membelah batu gunung yang keras. Peralatan-peralatan tersebut sepenuhnya digerakkan oleh tenaga mesin atau robot. Bahkan manusia telah mampu menciptakan teknologi pemahatan super-canggih di mana objek dipotong atau dibelah dengan sinar laser. Hasilnya sangat halus dan tepat. Dengan alat mutakhir ini, batuan granit yang sangat keras pun menjadi mudah dibelah atau dipotong. Itulah hasil pikiran manusia.
Tafsir al-Jalalain
Jalaluddin al-Mahalli dan Jalaluddin as-Suyuthi
(Adakah kalian akan dibiarkan tinggal di sini bergelimangan) dengan kebaikan-kebaikan (dengan aman).
Tafsir Ibnu Katsir
Ismail bin Umar Al-Quraisyi bin Katsir
Tafsir ayat ini tidak diterangkan secara terpisah pada kitab aslinya.
Tafsir Quraish Shihab
Muhammad Quraish Shihab
Lalu Shâlih menolak keyakinan bahwa mereka akan kekal dalam kenikmatan yang ada, serta terhindar dari azab, kepunahan dan kematian.