Skip to content

Al-Qur'an Surat Asy-Syu'ara' Ayat 138

Asy-Syu'ara' Ayat ke-138 ~ Quran Terjemah Perkata (Word By Word) English-Indonesian dan Tafsir Bahasa Indonesia

وَمَا نَحْنُ بِمُعَذَّبِيْنَ ۚ ( الشعراۤء : ١٣٨)

wamā
وَمَا
And not
dan tidak
naḥnu
نَحْنُ
we
kami
bimuʿadhabīna
بِمُعَذَّبِينَ
(are) the ones to be punished"
dengan orang-orang yang diazab

Transliterasi Latin:

Wa mā naḥnu bimu'ażżabīn (QS. 26:138)

English Sahih:

And we are not to be punished." (QS. [26]Ash-Shu'ara verse 138)

Arti / Terjemahan:

Dan kami sekali-kali tidak akan di "azab". (QS. Asy-Syu'ara' ayat 138)

Tafsir Ringkas Kemenag
Kementrian Agama RI

Dan dengan pongahnya mereka berkata lagi, "Dan Kami sama sekali tidak akan di azab oleh Allah di akhirat kelak." Mereka menganggap bahwa kenikmatan yang mereka miliki adalah bentuk kasih sayang Allah kepada mereka, maka di akhirat pun mereka yakin tidak akan disiksa.

Tafsir Lengkap Kemenag
Kementrian Agama RI

Selanjutnya mereka mengatakan bahwa agama yang mereka anut adalah agama nenek moyang yang telah diwariskan kepada mereka. Mereka yakin tidak akan diazab karena mengikuti agama nenek moyang itu.
Pada ayat yang lain diterangkan bahwa Hud menantang kaumnya yang semakin ingkar itu dengan menyeru mereka agar melakukan usaha untuk membunuhnya dilakukan bersama-sama. Hud juga menyuruh mereka untuk mengikutkan dewa-dewa yang mereka sembah, seandainya mereka benar-benar percaya akan kemampuan dewa-dewa itu melakukan sesuatu yang mereka inginkan. Seakan-akan Hud berkata kepada mereka, "Bersatulah kamu sekalian dengan dewa-dewa yang kamu sembah itu untuk membunuhku, dan laksanakanlah pembunuhan itu sekarang juga, jangan ditangguhkan lagi. Aku tidak takut sedikit pun dibunuh karena aku bertawakal kepada Allah, Tuhanku dan Tuhanmu yang sebenarnya. Makhluk apa pun yang ada di bumi ini selalu dijaga, dipelihara, dan dikuasai oleh Allah dan perkataan-Nya selalu benar dan lurus."
Tantangan yang dikemukakan Hud kepada kaumnya adalah bukti bahwa dia seorang rasul yang diutus Allah. Andaikata ia bukan seorang rasul, dia tidak akan berani melakukan tantangan yang demikian terhadap kaumnya yang lebih kuat tubuhnya dan lebih kejam sifatnya.

Tafsir al-Jalalain
Jalaluddin al-Mahalli dan Jalaluddin as-Suyuthi

(Dan kami sekali-kali tidak akan diazab").

Tafsir Ibnu Katsir
Ismail bin Umar Al-Quraisyi bin Katsir

Adapun firman Allah Swt.:

(agama kami) ini tidak lain hanyalah adat kebiasaan orang dahulu. (Asy-Syu'ara': 137)

Sebagian ulama ada yang membacanya khalqu, bukan khuluqu.

Ibnu Mas'ud telah mengatakan, dan juga Al-Aufi dan Ibnu Abbas, serta Alqamah dan Mujahid, bahwa mereka bermaksud "tiada lain apa yang kamu sampaikan kepada kami hanyalah kebiasaan orang dahulu," seperti yang dikatakan oleh orang-orang musyrik dari kaum Quraisy:

Dan mereka berkata, "Dongengan-dongengan orang-orang dahulu dimintanya supaya dituliskan, maka dibacakanlah dongengan itu kepadanya setiap pagi dan petang.” (Al-Furqan: 5)

Dan orang-orang kafir berkata, "Al-Qur’an ini tidak lain hanyalah kebohongan yang diada-adakan oleh Muhammad, dan dia dibantu oleh kaum yang lain; maka sesungguhnya mereka telah berbuat suatu kezaliman dan dusta yang besar. Dan mereka berkata, "Dongengan-dongengan orang-orang dahulu.” (Al-Furqan: 4-5)

Dan firman Allah Swt.:

Dan apabila dikatakan kepada mereka, "Apakah yang telah diturunkan Tuhanmu?” Mereka menjawab, "Dongengan-dongengan orang-orang dahulu.” (An-Nahl: 24)

Ulama yang lainnya lagi membacanya khuluqul awwalin, yang artinya agama mereka dan tradisi yang biasa mereka lakukan itu adalah kebiasaan orang dahulu dari kalangan nenek moyang mereka. Dengan kata lain, dapat disebutkan bahwa kami mengikuti mereka dan menelusuri jejak mereka; kami hidup sebagaimana mereka hidup, dan kami mati sebagaimana mereka mati, tiada hari berbangkit dan tiada hari akhirat. Karena itulah mereka mengatakan:

dan kami sekali-kali tidak akan diazab. (Asy-Syu 'ara': 138)

Ali ibnu AbuTalhah telah meriwayatkan dari Ibnu Abbas sehubungan dengan makna firman-Nya: (agama kami) ini tidak lain hanyalah adat kebiasaan orang dahulu. (Asy-Syu'ara': 137) Yaitu agama orang-orang dahulu.

Hal yang sama dikatakan oleh Ikrimah, Ata Al-Khurrasani, Qatadah, dan Abdur Rahman ibnu Zaid ibnu Aslam, lalu dipilih oleh Ibnu Jarir.

Tafsir Quraish Shihab
Muhammad Quraish Shihab

Dan kami tidak akan diazab karena telah melakukan semua itu."