Skip to content

Al-Qur'an Surat Asy-Syu'ara' Ayat 12

Asy-Syu'ara' Ayat ke-12 ~ Quran Terjemah Perkata (Word By Word) English-Indonesian dan Tafsir Bahasa Indonesia

قَالَ رَبِّ اِنِّيْٓ اَخَافُ اَنْ يُّكَذِّبُوْنِ ۗ ( الشعراۤء : ١٢)

qāla
قَالَ
He said
(Musa) berkata
rabbi
رَبِّ
"My Lord!
ya Tuhanku
innī
إِنِّىٓ
Indeed I
sesungguhnya aku
akhāfu
أَخَافُ
[I] fear
takut
an
أَن
that
bahwa
yukadhibūni
يُكَذِّبُونِ
they will deny me
mereka akan mendustakan aku

Transliterasi Latin:

Qāla rabbi innī akhāfu ay yukażżibụn (QS. 26:12)

English Sahih:

He said, "My Lord, indeed I fear that they will deny me (QS. [26]Ash-Shu'ara verse 12)

Arti / Terjemahan:

Berkata Musa: "Ya Tuhanku, sesungguhnya aku takut bahwa mereka akan mendustakan aku. (QS. Asy-Syu'ara' ayat 12)

Tafsir Ringkas Kemenag
Kementrian Agama RI

Setelah mendengar perintah dari Allah, dia yakni Nabi Musa berkata, “Ya Tuhanku yang memelihara diriku, aku tahu kezaliman mereka perilaku dan sifat mereka yang sangat buruk. Oleh karena itu sungguh, aku takut mereka akan mendustakan aku ketika aku menyampaikan pesan-pesan-Mu.

Tafsir Lengkap Kemenag
Kementrian Agama RI

Pada ayat ini, Allah menerangkan bagaimana tanggapan Musa a.s. terhadap perintah Tuhannya. Musa a.s. menyadari sepenuhnya bahwa dia harus melaksanakan perintah Allah karena merupakan tugasnya sebagai rasul. Akan tetapi, Musa a.s. membayangkan bagaimana kaum Fir'aun itu telah tersesat dari jalan yang benar. Ia juga tahu bagaimana keras dan kasarnya sikap mereka terhadap orang yang menentang kepercayaan mereka, sedangkan dia sendiri merasa sebagai seorang yang lemah tak berdaya. Musa merasa sangat khawatir kalau kaum Fir'aun itu menuduhnya sebagai seorang pembohong dan pendusta. Apalagi jika terjadi perdebatan yang sengit dengan Fir'aun dan kaumnya, Musa yang tidak begitu fasih lidahnya akan menjadi gugup dalam memberikan alasan yang tepat dan kuat, sehingga menjadi sempitlah dadanya ketika menghadapi mereka.
Musa mengadukan semua yang dirasakannya kepada Allah dan memohon agar Dia mengangkat Harun a.s., saudaranya, menjadi rasul untuk membantu dan menolongnya. Harun adalah seorang yang fasih lidahnya dan pandai mengungkapkan apa yang ada dalam hatinya dengan bahasa yang baik dan menarik. Hal ini disebutkan pula pada ayat lain:
Dia (Musa) berkata, "Ya Tuhanku, lapangkanlah dadaku, dan mudahkanlah untukku urusanku, dan lepaskanlah kekakuan dari lidahku, agar mereka mengerti perkataanku, dan jadikanlah untukku seorang pembantu dari keluargaku, (yaitu) Harun, saudaraku, teguhkanlah kekuatanku dengan (adanya) dia, dan jadikanlah dia teman dalam urusanku. (thaha/20: 25-32).

Demikian pula disebutkan dalam firman-Nya yang lain yaitu:
Dan saudaraku Harun, dia lebih fasih lidahnya daripada aku, maka utuslah dia bersamaku sebagai pembantuku untuk membenarkan (perkataan)ku; sungguh, aku takut mereka akan mendustakanku." (al-Qasas/28: 34).

Musa merasa khawatir kalau dia menghadapi Fir'aun dan kaumnya seorang diri karena pernah membunuh seorang Qibthi (penduduk Mesir asli) dengan tidak sengaja. Hal itu terjadi ketika Musa melihat perkelahian yang terjadi antara orang Qibthi itu dengan seorang Bani Israil. Ia berniat membantu anggota kaumnya tersebut dan memukul orang Qibthi itu dengan kuat sehingga jatuh dan langsung meninggal. Musa khawatir akan dibunuh oleh kaum Fir'aun karena peristiwa tersebut, sehingga dia tidak dapat menyampaikan dakwahnya. Akan tetapi, seandainya Harun di sampingnya dan dia mati terbunuh, maka saudaranya itu dapat melanjutkan risalahnya. Jadi permintaan Musa supaya Harun diangkat menjadi rasul untuk membantunya bukan karena ia takut mati dalam menyampaikan dakwah dan risalahnya, tetapi agar dakwah dan risalahnya itu jangan terhenti kalau dia meninggal, karena dilanjutkan oleh saudaranya, Harun.

Tafsir al-Jalalain
Jalaluddin al-Mahalli dan Jalaluddin as-Suyuthi

(Berkata) Musa, ("Ya Rabbku! Sesungguhnya aku takut bahwa mereka akan mendustakan aku).

Tafsir Ibnu Katsir
Ismail bin Umar Al-Quraisyi bin Katsir

Tafsir ayat ini tidak diterangkan secara terpisah pada kitab aslinya.

Tafsir Quraish Shihab
Muhammad Quraish Shihab

Mûsâ berkata, "Wahai Tuhanku, aku sungguh khawatir mereka tidak akan menerima risalahku ini, karena sikap pongah dan membangkang yang ada pada mereka.