Al-Qur'an Surat Asy-Syu'ara' Ayat 1
Asy-Syu'ara' Ayat ke-1 ~ Quran Terjemah Perkata (Word By Word) English-Indonesian dan Tafsir Bahasa Indonesia
طٰسۤمّۤ ( الشعراۤء : ١)
- tta-seen-meem
- طسٓمٓ
- Ta Seem Meem
- Thaa siin miim
Transliterasi Latin:
ṭā sīm mīm(QS. 26:1)
English Sahih:
Ta, Seen, Meem. (QS. [26]Ash-Shu'ara verse 1)
Arti / Terjemahan:
Thaa Siim Miim (QS. Asy-Syu'ara' ayat 1)
Tafsir Ringkas Kemenag
Kementrian Agama RI
Tà Sìn Mìm. Nama-nama huruf yang dengannya Al-Qur’an tersusun. Susunan Al-Qur’an tidak mampu disaingi oleh manusia. Inilah yang menjadikan Al-Qur’an menjadi mukjizat sepanjang zaman.
Tafsir Lengkap Kemenag
Kementrian Agama RI
Lihat keterangan ayat ini pada jilid I yang menerangkan tentang fawatihus-suwar (al-Baqarah/2: 1).
Tafsir al-Jalalain
Jalaluddin al-Mahalli dan Jalaluddin as-Suyuthi
(Thaa Siin Miim) hanya Allah saja yang mengetahui maksudnya.
Tafsir Ibnu Katsir
Ismail bin Umar Al-Quraisyi bin Katsir
Adapun penjelasan mengenai huruf-huruf hijaiyah yang mengawali surat-surat Al-Qur'an, kami telah membahasnya dalam permulaan tafsir surat Al-Baqarah.
Tafsir Quraish Shihab
Muhammad Quraish Shihab
[[26 ~ ASY-SYU'ARA' (PARA PUJANGGA) Pendahuluan: Makkiyyah, 227 ayat ~ Surat ini dibuka dengan menyebutkan kedudukan al-Qur'ân. Setelah itu, pembicaraan beralih kepada ancaman atas orang-orang kafir yang akan disiksa oleh Allah Yang Mahakuasa, dan hiburan untuk Nabi Muhammad saw. dari pendustaan kaumnya dengan mengatakan bahwa perlakuan seperti itu juga dialami oleh beberapa rasul sebelumnya. Maka disebutlah kisah tentang pertemuan Mûsâ dan Hârûn dengan Fir'aun yang membangkang; kisah Ibrâhîm a. s., bapak para nabi; kisah Nûh a. s. bersama kaumnya; kisah Hûd a. s. dengan kabilah 'Ad dan Shâlih a. s. dengan kabilah Tsamûd; kisah Lûth a. s. yang, dalam surat ini, dipaparkan secara lebih panjang; dan kisah Syu'aib a. s. tatkala menghadapi penduduk Aykah. Kisah ketujuh nabi ini, jika dicermati, mencerminkan kesatuan pokok-pokok dasar dakwah seluruh rasul yang diutus kepada umat manusia. Di sisi lain, dari kisah-kisah itu dapat dipetik satu pelajaran bahwa orang-orang kafir menggunakan cara yang praktis sama ketika menolak risalah dan seruan para rasul. Surat ini ditutup, sebagaimana awalnya, dengan menyebutkan kedudukan al-Qur'ân, yang diakhiri dengan menolak anggapan bahwa Nabi Muhammad saw. adalah seorang pujangga dan al-Qur'ân tidak lebih dari kumpulan syair.]] Thâ, Sîn, Mîm. Dengan huruf-huruf ini dijelaskan bahwa al-Qur'ân merupakan suatu mukjizat yang menundukkan manusia. Untaian katanya tersusun dari huruf-huruf sejenis itu, yang masih dalam kemampuan manusia. Karenanya, jika ada yang meragukan bahwa al-Qur'ân benar-benar diturunkan oleh Allah, tentu manusia dapat membuat seperti itu. Tapi sudah pasti, tak ada satu makhluk pun yang dapat membuat seperti al-Qur'ân.