Al-Qur'an Surat An-Nur Ayat 50
An-Nur Ayat ke-50 ~ Quran Terjemah Perkata (Word By Word) English-Indonesian dan Tafsir Bahasa Indonesia
اَفِيْ قُلُوْبِهِمْ مَّرَضٌ اَمِ ارْتَابُوْٓا اَمْ يَخَافُوْنَ اَنْ يَّحِيْفَ اللّٰهُ عَلَيْهِمْ وَرَسُوْلُهٗ ۗبَلْ اُولٰۤىِٕكَ هُمُ الظّٰلِمُوْنَ ࣖ ( النّور : ٥٠)
- afī
- أَفِى
- Is (there) in
- apakah dalam
- qulūbihim
- قُلُوبِهِم
- their hearts
- hati mereka
- maraḍun
- مَّرَضٌ
- a disease
- penyakit
- ami
- أَمِ
- or
- ataukah
- ir'tābū
- ٱرْتَابُوٓا۟
- do they doubt
- mereka ragu-ragu
- am
- أَمْ
- or
- ataukah
- yakhāfūna
- يَخَافُونَ
- they fear
- mereka takut
- an
- أَن
- that
- bahwa
- yaḥīfa
- يَحِيفَ
- Allah will be unjust
- berlaku tidak adil/zalim
- l-lahu
- ٱللَّهُ
- Allah will be unjust
- Allah
- ʿalayhim
- عَلَيْهِمْ
- to them
- atas mereka
- warasūluhu
- وَرَسُولُهُۥۚ
- and His Messenger?
- dan Rasul-Nya
- bal
- بَلْ
- Nay
- sebenarnya
- ulāika
- أُو۟لَٰٓئِكَ
- those
- mereka itu
- humu
- هُمُ
- [they]
- mereka
- l-ẓālimūna
- ٱلظَّٰلِمُونَ
- (are) the wrongdoers
- orang-orang yang zalim
Transliterasi Latin:
A fī qulụbihim maraḍun amirtābū am yakhāfụna ay yaḥīfallāhu 'alaihim wa rasụluh, bal ulā`ika humuẓ-ẓālimụn(QS. 24:50)
English Sahih:
Is there disease in their hearts? Or have they doubted? Or do they fear that Allah will be unjust to them, or His Messenger? Rather, it is they who are the wrongdoers [i.e., the unjust]. (QS. [24]An-Nur verse 50)
Arti / Terjemahan:
Apakah (ketidak datangan mereka itu karena) dalam hati mereka ada penyakit, atau (karena) mereka ragu-ragu ataukah (karena) takut kalau-kalau Allah dan rasul-Nya berlaku zalim kepada mereka? Sebenarnya, mereka itulah orang-orang yang zalim. (QS. An-Nur ayat 50)
Tafsir Ringkas Kemenag
Kementrian Agama RI
Perilaku mereka sungguh mengherankan. Apakah keberpalingan mereka dari hukum yang ditetapkan oleh Rasulullah itu karena dalam hati mereka ada penyakit, atau karena mereka ragu-ragu terkait keadilan dan kebenaran hukum Rasulullah itu, ataukah karena mereka takut kalau-kalau Allah dan Rasul-Nya berlaku zalim kepada mereka? Sebenarnya, keberpalingan mereka itu adalah kezaliman yang nyata karena mereka itu adalah orang-orang yang zalim dengan sesungguhnya.
Tafsir Lengkap Kemenag
Kementrian Agama RI
Kemudian Allah mengemukakan pertanyaan mengenai sebab-sebab yang menjadikan orang-orang munafik itu bersifat demikian. Apakah karena memang dalam hati mereka ada penyakit sehingga mereka selalu ragu terhadap segala putusan yang merugikan mereka walaupun bukti-bukti dan dalil-dalil menguatkan putusan itu? Ataukah memang mereka pada dasarnya ragu-ragu terhadap kerasulan dan kenabian Muhammad saw. Ataukah mereka khawatir Allah dan Rasul-Nya akan berlaku zalim terhadap mereka? Itulah akhlak, tingkah laku, dan sifat-sifat mereka. Sifat-sifat orang yang telah sesat, tidak mau menerima kebenaran bila akan merugikan mereka. Itulah sifat-sifat orang-orang kafir yang telah tersesat. Mereka itulah orang-orang yang zalim yang suka merugikan orang lain dan zalim pula terhadap diri mereka sendiri.
Tafsir al-Jalalain
Jalaluddin al-Mahalli dan Jalaluddin as-Suyuthi
(Apakah di dalam hati mereka ada penyakit) yakni kekafiran (atau karena mereka ragu-ragu) mereka meragukan kenabiannya (ataukah karena mereka takut kalau-kalau Allah dan Rasul-Nya berlaku zalim kepada mereka?) di dalam peradilan, yakni mereka diperlakukan secara aniaya di dalamnya. Tidak (sebenarnya, mereka itulah orang-orang yang zalim) karena mereka berpaling dari peradilan itu.
Tafsir Ibnu Katsir
Ismail bin Umar Al-Quraisyi bin Katsir
Firman Allah Swt.:
Sebenarnya mereka itulah orang-orang yang zalim. (An Nuur:50)
Yaitu pada hakikatnya mereka adalah orang-orang yang zalim dan melampaui batas, Allah dan rasul-Nya bersih dari apa yang mereka duga dan apa yang mereka curigai, yaitu berbuat tidak adil dan lalim dalam memutuskan hukum. Mahatinggi Allah dan rasul-Nya dari perbuatan seperti itu.
Ibnu Abu Hatim mengatakan, telah menceritakan kepada kami ayahku, telah menceritakan kepada kami Musa ibnu Isma'il, telah menceritakan kepada kami Mubarak, telah menceritakan kepada kami Al-Hasan, bahwa dahulu bila seorang lelaki mempunyai persengketaan dengan orang lain, lalu ia dipanggil untuk menghadap kepada Nabi Saw., sedangkan dia dalam keadaan benar. Maka ia datang dengan patuh karena ia mengetahui bahwa Nabi Saw. pasti akan memutuskan kebenaran baginya. Tetapi bila ia berada dalam pihak yang zalim, lalu dipanggil untuk menghadap kepada Nabi Saw., ia berpaling dan mengatakan, "Aku akan pergi meminta peradilan kepada si Fulan." Maka Allah menurunkan ayat ini, dan Nabi Saw. bersabda:
Barang siapa antara dia dan saudaranya terjadi persengketaan, lalu ia dipanggil untuk menghadap kepada peradilan kaum muslim, dan dia menolak tidak mau memenuhinya, maka dia adalah orang yang zalim, tiada hak baginya.
Hadis ini garib dan predikatnya adalah mursal.
Tafsir Quraish Shihab
Muhammad Quraish Shihab
Mengapa mereka bersikap seperti itu dalam berperkara di hadapan Rasul? Apakah itu karena diri mereka menderita kebutaan sehingga mereka tidak tunduk kepada keputusanmu yang benar? Atau karena mereka ragu bahwa Muhammad saw. dapat berlaku adil dalam berkeputusan? Itu semua tidaklah beralasan sama sekali. Merekalah sebenarnya orang-orang yang menzalimi diri mereka dan orang lain, karena kekafiran, kemunafikan dan keberpalingan mereka dari kebenaran.