Al-Qur'an Surat Al-Anbiya' Ayat 68
Al-Anbiya' Ayat ke-68 ~ Quran Terjemah Perkata (Word By Word) English-Indonesian dan Tafsir Bahasa Indonesia
قَالُوْا حَرِّقُوْهُ وَانْصُرُوْٓا اٰلِهَتَكُمْ اِنْ كُنْتُمْ فٰعِلِيْنَ ( الانبياۤء : ٦٨)
- qālū
- قَالُوا۟
- They said
- mereka berkata
- ḥarriqūhu
- حَرِّقُوهُ
- "Burn him
- bakarlah dia
- wa-unṣurū
- وَٱنصُرُوٓا۟
- and support
- dan tolonglah
- ālihatakum
- ءَالِهَتَكُمْ
- your gods
- Tuhan-Tuhanmu
- in
- إِن
- if
- jika
- kuntum
- كُنتُمْ
- you are
- kalian adalah
- fāʿilīna
- فَٰعِلِينَ
- doers"
- melakukan/bertindak
Transliterasi Latin:
Qālụ ḥarriqụhu wanṣurū ālihatakum ing kuntum fā'ilīn(QS. 21:68)
English Sahih:
They said, "Burn him and support your gods – if you are to act." (QS. [21]Al-Anbya verse 68)
Arti / Terjemahan:
Mereka berkata: "Bakarlah dia dan bantulah tuhan-tuhan kamu, jika kamu benar-benar hendak bertindak". (QS. Al-Anbiya' ayat 68)
Tafsir Ringkas Kemenag
Kementrian Agama RI
Tanggapan Ibrahim yang tegas dan lugas tersebut direspon oleh para pembesar Kota Ur, Kaldea dengan sangat marah. Mereka berkata, “Bakarlah dia, Ibrahim, hidup-hidup di tengah alun-alun, dan bantulah tuhan-tuhan kamu dengan menyiapkan kayu bakar yang cukup untuk membakar dia selama satu bulan, jika kamu benar-benar hendak berbuat untuk tuhan kamu.”
Tafsir Lengkap Kemenag
Kementrian Agama RI
Pada ayat ini diterangkan bahwa setelah mereka kehabisan akal dan alasan untuk menjawab ucapan Ibrahim, dan kemarahan mereka memuncak, maka mereka sepakat untuk membakar Ibrahim, dan membela tuhan-tuhan mereka, jika mereka benar-benar ingin balas dendam.
Dengan demikian mereka memutuskan untuk membinasakan Ibrahim, tindakan itu mereka pandang sebagai cara yang terbaik untuk membela kehormatan tuhan-tuhan mereka, dan untuk melenyapkan rintangan yang menghalangi mereka dalam menyembah patung-patung. Mereka memilih cara yang paling kejam untuk membinasakan Ibrahim, yaitu dengan membakarnya dalam sebuah api unggun. Dengan cara ini Ibrahim dapat dilenyapkan, agar mereka dapat mencapai kemenangan untuk harga diri dan tuhan-tuhan mereka.
Tafsir al-Jalalain
Jalaluddin al-Mahalli dan Jalaluddin as-Suyuthi
(Mereka berkata, "Bakarlah dia) yakni Nabi Ibrahim (dan bantulah tuhan-tuhan kalian) dengan membakar Ibrahim (jika kalian benar-benar hendak bertindak") untuk menolong tuhan-tuhan kalian. Mereka segera mengumpulkan kayu-kayu yang banyak sekali, lalu mereka menyalakannya. Mereka mengikat Nabi Ibrahim, kemudian menaruhnya pada Manjaniq atau alat pelontar yang besar, lalu Nabi Ibrahim dilemparkan ke dalam api yang besar itu. Allah berfirman:
Tafsir Ibnu Katsir
Ismail bin Umar Al-Quraisyi bin Katsir
Setelah Nabi Ibrahim mematahkan hujah kaumnya, menjelaskan kelemahan mereka, serta menampakkan kebenaran dan menghapuskan kebatilan, maka mereka beralih membalasnya dengan menggunakan kekuasaan raja mereka, lalu mereka berkata:
Bakarlah dia dan bantulah tuhan-tuhan kalian, jika kalian benar-benar hendak bertindak.
Kemudian mereka mengumpulkan kayu bakar yang banyak sekali.
As-Saddi menceritakan, sampai-sampai ada seorang wanita yang sakit, lalu ia bernazar bahwa jika ia sembuh dari penyakitnya, ia akan membawakan kayu bakar itu buat membakar Nabi Ibrahim.
Kayu-kayu bakar itu kemudian dikumpulkan di tanah yang legok dan mereka menyalakannya dengan api sehingga terjadilah api yang sangat besar yang belum pernah ada api sebesar itu. Nyala api itu mengeluarkan percikan-percikan yang sangat besar, dan nyalanya sangat tinggi. Ibrahim dimasukkan ke dalam sebuah alat pelontar batu besar atas saran seorang Badui dari kalangan penduduk negeri Persia berbangsa Kurdi. Menurut Syu'aib Al-Jiba'i, nama lelaki itu adalah Haizan, maka Allah membenamkannya ke dalam bumi, dan ia tenggelam terus ke dalam bumi sampai hari kiamat.
Setelah mereka melemparkan Nabi Ibrahim ke dalam nyala api itu, Nabi Ibrahim mengucapkan, "Cukuplah Allah bagiku, Dia adalah sebaik-baik Pelindung."
Seperti yang disebutkan di dalam riwayat yang dikemukakan oleh Imam Bukhari melalui Ibnu Abbas, bahwa Ibnu Abbas pernah berkata, "Cukuplah Allah bagiku, Dia adalah sebaik-baik Pelindung," "Kalimat inilah yang diucapkan oleh Ibrahim ketika ia dilemparkan ke dalam nyala api, juga kalimat yang diucapkan oleh Muhammad Saw. ketika mereka mengatakan, "Sesungguhnya orang-orang kafir Mekah telah menghimpun bala tentara bersekutu untuk menyerang kalian, maka takutlah kalian kepada mereka." Tetapi iman kaum mukmin bertambah tebal, dan mereka mengatakan, "Cukuplah Allah bagi kami. Dia adalah sebaik-baik Pelindung."
Al-Hafiz Abu Ya'la mengatakan, telah menceritakan kepada kami Abu Hisyam, telah menceritakan kepada kami Ishaq ibnu Sulaiman, dari Abu Ja'far dari Asim, dari Abu Saleh, dari Abu Hurairah yang telah berkata bahwa Rasulullah Saw. pernah bersabda: Ketika Ibrahim a.s. dilemparkan ke dalam nyala api, ia mengucapkan "Ya Allah, sesungguhnya Engkau di langit Esa dan saya di bumi seorang diri menyembah-Mu.”
Menurut suatu riwayat, ketika mereka mengikatnya, (Nabi Ibrahim) mengucapkan doa berikut, "Tidak ada Tuhan selain Engkau, Mahasuci Engkau, Bagi-Mu segala puji dan bagi-Mu semua kerajaan, tiada sekutu bagi-Mu." Syu'aib Al-Jiba-i mengatakan bahwa saat itu usia Ibrahim a.s. enam belas tahun, hanya Allah-lah yang lebih mengetahui kebenarannya.
Sebagian ulama Salaf menyebutkan bahwa Malaikat Jibril menampakkan diri kepadanya di langit, lalu Jibril bertanya, "Apakah kamu mempunyai suatu permintaan?" Ibrahim menjawab, "Adapun meminta kepadamu, saya tidak akan mau. Tetapi jika kepada Allah, saya mau."
Tafsir Quraish Shihab
Muhammad Quraish Shihab
Terjadilah pembicaraan di antara sesama mereka. Ada yang mengatakan, "Bakar saja dia dengan api. Jadikan hal itu sebagai wujud pembelaan kalian kepada tuhan, bila kalian benar-benar ingin melakukan sesuatu yang bisa menolong tuhan kalian!"