Skip to content

Al-Qur'an Surat Al-Anbiya' Ayat 53

Al-Anbiya' Ayat ke-53 ~ Quran Terjemah Perkata (Word By Word) English-Indonesian dan Tafsir Bahasa Indonesia

قَالُوْا وَجَدْنَآ اٰبَاۤءَنَا لَهَا عٰبِدِيْنَ ( الانبياۤء : ٥٣)

qālū
قَالُوا۟
They said
mereka berkata
wajadnā
وَجَدْنَآ
"We found
kami dapati
ābāanā
ءَابَآءَنَا
our forefathers
bapak-bapak kami
lahā
لَهَا
of them
kepadanya
ʿābidīna
عَٰبِدِينَ
worshippers"
orang-orang yang menyembah

Transliterasi Latin:

Qālụ wajadnā ābā`anā lahā 'ābidīn (QS. 21:53)

English Sahih:

They said, "We found our fathers worshippers of them." (QS. [21]Al-Anbya verse 53)

Arti / Terjemahan:

Mereka menjawab: "Kami mendapati bapak-bapak kami menyembahnya". (QS. Al-Anbiya' ayat 53)

Tafsir Ringkas Kemenag
Kementrian Agama RI

Mereka menjawab pertanyaan pemuda Ibrahim yang logis dan masuk akal itu dengan jawaban pembelaan terhadap tradisi yang sudah mengakar, “Kami mendapati nenek moyang kami, dari generasi ke gene-rasi memproduksi dan menyembahnya.”  

Tafsir Lengkap Kemenag
Kementrian Agama RI

Dalam ayat ini dijelaskan bahwa Azar dan kaumnya menjawab pertanyaan Ibrahim dengan pernyataan bahwa mereka menyembah patung hanyalah sekedar mengikuti perbuatan nenek moyang mereka. Jawaban tersebut menunjukkan berbagai kelemahan. Pertama, mereka tidak dapat menjawab pertanyaan Ibrahim dengan menggunakan alasan-alasan yang masuk akal, yang didasarkan atas kebenaran. Kedua, mereka dalam hidup beragama hanya didasarkan rasa ta'ashshub (fanatik) kepada tradisi nenek moyang, bukan berdasarkan keyakinan dan pemikiran yang sehat. Ketiga, mereka menutup diri terhadap hal-hal yang berbeda dari kebiasaan mereka, walaupun nyata kebenarannya. Seolah-olah telinga mereka telah tersumbat, dan hati mereka telah tertutup rapat.
Sikap ta'ashshub (fanatik) dan taklid buta adalah ciri khas orang-orang yang tidak mampu mempertahankan prinsip mereka dengan bukti yang benar dan hujjah yang kuat, karena memang prinsip yang mereka anut itu tidak benar. Mereka menganutnya hanya sekedar menjaga tradisi yang mereka pusakai dari nenek moyang. Sikap tersebut sangat menghambat kemajuan manusia, dan menjerumuskan mereka kepada keingkaran terhadap kebenaran, bahkan membawa kepada kekufuran terhadap Allah.
Dalam kalangan kaum Muslimin kita dapati orang-orang yang taklid buta terhadap satu mazhab, atau terhadap seorang imam, sehingga mereka tak mau menerima kebenaran yang datang dari orang lain. Sikap semacam itu bertentangan dengan ajaran agama Islam, yang selalu menganjurkan agar manusia menggunakan akal pikirannya dalam mencari kebenaran.
Para imam dari berbagai mazhab fiqh Islam melarang para pengikutnya untuk bertaklid buta kepadanya, dan menganjurkan agar mereka terbuka menerima pendapat orang lain, bila ternyata pendapat itu lebih benar dari pendapat yang dianutnya.

Tafsir al-Jalalain
Jalaluddin al-Mahalli dan Jalaluddin as-Suyuthi

(Mereka menjawab, "Kami mendapatkan bapak-bapak kami menyembahnya") maka kami mengikuti mereka.

Tafsir Ibnu Katsir
Ismail bin Umar Al-Quraisyi bin Katsir

Firman Allah Swt.:

Mereka menjawab, "Kami mendapati bapak-bapak kami menyembahnya."

Mereka tidak mempunyai suatu alasan pun selain perbuatan bapak-bapak mereka yang sesat. Karena itulah dalam firman selanjutnya disebutkan:

Sesungguhnya kalian dan bapak-bapak kalian berada dalam kesesatan yang nyata.

Tafsir Quraish Shihab
Muhammad Quraish Shihab

Mereka menjawab, "Kami melihat nenek moyang kami mengagungkan dan menyembahnya, maka kami pun mengikuti jejak mereka."