Skip to content

Al-Qur'an Surat Al-Kahf Ayat 97

Al-Kahf Ayat ke-97 ~ Quran Terjemah Perkata (Word By Word) English-Indonesian dan Tafsir Bahasa Indonesia

فَمَا اسْطَاعُوْٓا اَنْ يَّظْهَرُوْهُ وَمَا اسْتَطَاعُوْا لَهٗ نَقْبًا ( الكهف : ٩٧)

famā
فَمَا
So not
tidaklah
is'ṭāʿū
ٱسْطَٰعُوٓا۟
they were able
mereka dapat
an
أَن
to
bahwa
yaẓharūhu
يَظْهَرُوهُ
scale it
mereka mendakinya
wamā
وَمَا
and not
dan tidak
is'taṭāʿū
ٱسْتَطَٰعُوا۟
they were able
mereka dapat
lahu
لَهُۥ
in it
padanya
naqban
نَقْبًا
(to do) any penetration
membuat lubang

Transliterasi Latin:

Fa masṭā'ū ay yaẓ-harụhu wa mastaṭā'ụ lahụ naqbā (QS. 18:97)

English Sahih:

So they [i.e., Gog and Magog] were unable to pass over it, nor were they able [to effect] in it any penetration. (QS. [18]Al-Kahf verse 97)

Arti / Terjemahan:

Maka mereka tidak bisa mendakinya dan mereka tidak bisa (pula) melobanginya. (QS. Al-Kahf ayat 97)

Tafsir Ringkas Kemenag
Kementrian Agama RI

Seiring selesainya pembangunan dinding yang kuat dan tinggi itu, maka mereka, yaitu Yakjuj dan Makjuj dan bangsa lain, tidak akan dapat mendakinya karena bentuk dinding itu yang tinggi dan tegak, dan mereka tidak akan dapat pula melubanginya karena dinding itu begitu tebal dan kuat.

Tafsir Lengkap Kemenag
Kementrian Agama RI

Dan tatkala Yakjuj dan Makjuj mengadakan penyerbuan ke tempat tersebut, mereka tidak bisa mendakinya karena tingginya yang luar biasa dan mereka tidak bisa pula melubanginya karena keras dan tebal sekali.

Tafsir al-Jalalain
Jalaluddin al-Mahalli dan Jalaluddin as-Suyuthi

(Maka mereka tidak dapat) yakni Yakjuj dan Makjuj itu (mendakinya) memanjat tembok itu karena terlalu tinggi dan terlalu licin (dan mereka tidak dapat pula melubanginya) karena tembok itu terlalu kuat dan tebal sekali.

Tafsir Ibnu Katsir
Ismail bin Umar Al-Quraisyi bin Katsir

Allah Swt. menceritakan tentang Ya-juj dan Ma-juj, bahwa sesungguhnya mereka tidak mampu naik ke atas bendungan (dinding) itu, tidak mampu pula melubangi bawahnya, maka masing-masing diungkapkan dengan bahasa yang sesuai dengan maknanya. Lalu disebutkanlah oleh firman-Nya:

Maka mereka tidak dapat mendakinya dan mereka tidak dapat (pula) melubanginya.

Hal ini menunjukkan bahwa mereka tidak mampu melubangi dan tidak dapat berbuat sesuatu pun terhadap dinding itu.

Adapun mengenai hadis yang diriwayatkan oleh Imam Ahmad, bahwa:

telah menceritakan kepada kami Ruh, telah menceritakan kepada kami Sa'id ibnu Abu Arubah, dari Qatadah, telah menceritakan kepada kami Abu Rafi', dari Abu Hurairah, dari Rasulullah Saw. yang mengatakan: bahwa sesungguhnya Ya-juj dan Ma-juj benar-benar menggali bendungan itu setiap malam, manakala mereka hampir menembusnya, terbitlahlah sinar matahari, pemimpin mereka berkata, "Marilah kita pulang, besok kita lanjutkan lagi galian ini." Akan tetapi, pada malam berikutnya bendungan itu utuh kembali dan lebih kuat daripada semula. Mereka terus melakukan hal itu, dan apabila Allah berkehendak mengeluarkan mereka ke masyarakat manusia, dan mereka melihat sinar matahari, maka pemimpin mereka berkata.”Marilah kita pulang, besok kita lanjutkan galian ini. Insya Allah.'' Ternyata mereka mengucapkan kalimat 'Insya Allah. Maka pada malam berikutnya saat mereka kembali, ternyata mereka menjumpai hasil galiannya tetap ada seperti saat mereka meninggalkannya. Lalu mereka menggalinya dan berhasil menjebol bendungan itu, kemudian mereka menuju ke khalayak ramai manusia. Mereka menghirup air sehingga kering, dan manusia berlindung dari serangan mereka di benteng-bentengnya. Kemudian Ya-juj dan Ma-juj membidikkan anak-anak panah mereka ke arah langit, lalu anak-anak panah mereka jatuh kembali dengan membawa cairan seperti darah. Maka mereka berkata, "Kita berhasil mengalahkan bumi dan menang atas penduduk langit." Maka Allah menimpakan penyakit di leher-leher mereka berupa ulat, sehingga ulat-ulat itu membunuh mereka semua. Selanjutnya Rasulullah Saw. bersabda: Demi Tuhan yang jiwa Muhammad berada di dalam genggaman kekuasaan-Nya, sesungguhnya hewan-hewan di bumi benar-benar menjadi gemuk-gemuk dan hidup senang karena daging dan darah bangkai Ya-uij dan Ma-juj.

Imam Turmuzi mengetengahkannya melalui hadis Abu Uwwanah, dari Qatadah. Kemudian ia mengatakan bahwa hadis ini garib, tidak dikenal melainkan hanya dari jalur ini, sanadnya jayyid lagi kuat. Akan tetapi, matan (teks) hadis mengandung keganjilan dalam predikat marfu'-nya, karena makna lahiriah ayat menunjukkan bahwa Ya-juj dan Ma-juj tidak mampu menaikinya dan tidak mampu pula melubanginya, mengingat kerasnya bendungan itu serta kekuatan dan kekokohannya.

Akan tetapi, hal yang semisal telah diriwayatkan oleh Ka'bul Ahbar, bahwa Ya-juj dan Ma-juj sebelum keluarnya mendatangi bendungan itu lalu menggerogotinya hingga tiada yang tersisa dari tembok bendungan itu kecuali hanya sedikit. Kemudian mereka berkata, "Besok kita buka bendungan ini." Pada keesokan harinya mereka datang ke bendungan itu yang ternyata telah kembali seperti sediakala dalam keadaan utuh. Kemudian mereka menggerogotinya lagi, hingga tiada yang tersisa kecuali hanya sedikit, lalu mereka mengatakan hal yang sama. Dan pada keesokan harinya mereka menjumpai bendungan itu seperti sediakala. Maka mereka kembali menggerogotinya dan mengatakan, "Besok kita lanjutkan lagi pekerjaan ini." Hanya kali ini mereka sadar dan akhirnya mereka mengucapkan kalimat 'Insya Allah'. Ternyata pada keesokan harinya mereka menjumpai bendungan itu dalam keadaan seperti yang mereka tinggalkan. Akhirnya mereka berhasil membukanya.

Ini merupakan suatu bukti dan barangkali Abu Hurairah menerima kisah ini dari Ka'b karena dia sering duduk bersamanya dan mendengarkan kisah-kisahnya. Lalu Abu Hurairah mengetengahkan kisah ini, sehingga sebagian perawi menduga bahwa hadis ini berpredikat marfu’. Hanya Allah-lah yang lebih mengetahui kebenarannya.

Bukti yang memperkuat pendapat kita yang menyatakan bahwa Ya-juj dan Ma-juj tidak dapat menjebol bendungan itu dan tidak dapat pula melubangi suatu bagian pun darinya, dan bahwa hadis tadi diragukan predikat marfu'-nya, adalah adanya ucapan Imam Ahmad dalam hadis lainnya.

Disebutkan bahwa telah menceritakan kepada kami Sufyan, dari Az-Zuhri, dari Urwah, dari Zainab binti Abu Salamah, dari Habibah binti Ummu Habibah binti Abu Sufyan dari ibunya (Ummu Habibah), dari Zainab binti Jahsy (istri Nabi Saw.). Sufyan mengatakan bahwa hadis ini diriwayatkan oleh empat orang wanita. Zainab binti Jahsy menceritakan bahwa Nabi Saw. bangun dari tidurnya dalam keadaan berwajah merah, lalu bersabda:

"Tidakada Tuhan selain Allah, celakalah orang-orang Arab, karena keburukan yang sudah dekat. Pada hari ini telah terbuka sebagian dari bendungan (yang menyekap) Ya-juj dan Ma-juj selebar ini, "seraya memperagakannya. Saya bertanya, "Wahai Rasulullah, apakah kita binasa, sedangkan di kalangan kita terdapat orang-orang yang saleh?” Rasulullah Saw. menjawab, "Ya, bila telah banyak kekacauan.”

Hadis ini sahih, Imam Bukhari dan Imam Muslim telah sepakat dengan hadis ini dalam pengetengahannya melalui riwayat Az-Zuhri. Akan tetapi, di dalam riwayat Imam Bukhari tidak disebutkan Habibah, dan hanya di dalam riwayat Imam Muslim yang disebutkan. Di dalam hadis ini terdapat banyak hal yang jarang terjadi dalam isnad-nya. Antara lain ialah riwayat Az-Zuhri dari Urwah, padahal kedua-duanya adalah Tabi'in. Hal yang jarang lainnya ialah di dalam sanad hadis ini terdapat empat orang wanita yang sebagian darinya meriwayatkan hadis ini dari sebagian yang lainnya, kemudian mereka semua adalah sahabat. Dua orang wanita di antaranya adalah anak tiri Nabi Saw., sedangkan dua wanita lainnya adalah istri-istri Nabi Saw.

Al-Bazzar mengatakan, telah menceritakan kepada kami Muhammad ibnu Marzuq, telah menceritakan kepada kami Muammal ibnu Ismail, telah menceritakan kepada kami Wahb, dari Ibnu Tawus, dari ayahnya, dari Abu Hurairah, dari Nabi Saw. yang telah bersabda: Pada hari ini telah dibuka sebagian dari bendungan Ya-juj dan Ma-juj selebar ini. Lalu Nabi Saw. mengisyaratkan dengan (jari-jari) tangannya menunjukkan bilangan sembilan puluh sembilan.'

Imam Bukhari dan Imam Muslim mengetengahkan hadis ini melalui Wahb dengan sanad yang sama.

Tafsir Quraish Shihab
Muhammad Quraish Shihab

Para penyerang itu pun tidak dapat mendaki dan melubangi dinding tersebut karena amat tinggi dan kerasnya.