Skip to content

Al-Qur'an Surat Al-Kahf Ayat 90

Al-Kahf Ayat ke-90 ~ Quran Terjemah Perkata (Word By Word) English-Indonesian dan Tafsir Bahasa Indonesia

حَتّٰىٓ اِذَا بَلَغَ مَطْلِعَ الشَّمْسِ وَجَدَهَا تَطْلُعُ عَلٰى قَوْمٍ لَّمْ نَجْعَلْ لَّهُمْ مِّنْ دُوْنِهَا سِتْرًا ۙ ( الكهف : ٩٠)

ḥattā
حَتَّىٰٓ
Until
sehingga
idhā
إِذَا
when
tatkala
balagha
بَلَغَ
he reached
dia sampai
maṭliʿa
مَطْلِعَ
(the) rising place
tempat terbit
l-shamsi
ٱلشَّمْسِ
(of) the sun
matahari
wajadahā
وَجَدَهَا
and he found it
dan dia mendapatkannya
taṭluʿu
تَطْلُعُ
rising
ia terbit
ʿalā
عَلَىٰ
on
atas/pada
qawmin
قَوْمٍ
a community
kaum
lam
لَّمْ
not
tidak
najʿal
نَجْعَل
We made
Kami jadikan
lahum
لَّهُم
for them
bagi mereka
min
مِّن
against it
dari
dūnihā
دُونِهَا
against it
selain ia (matahari)
sit'ran
سِتْرًا
any shelter
menutupi/melindungi

Transliterasi Latin:

ḥattā iżā balaga maṭli'asy-syamsi wajadahā taṭlu'u 'alā qaumil lam naj'al lahum min dụnihā sitrā (QS. 18:90)

English Sahih:

Until, when he came to the rising of the sun [i.e., the east], he found it rising on a people for whom We had not made against it any shield. (QS. [18]Al-Kahf verse 90)

Arti / Terjemahan:

Hingga apabila dia telah sampai ke tempat terbit matahari (sebelah Timur) dia mendapati matahari itu menyinari segolongan umat yang Kami tidak menjadikan bagi mereka sesuatu yang melindunginya dari (cahaya) matahari itu, (QS. Al-Kahf ayat 90)

Tafsir Ringkas Kemenag
Kementrian Agama RI

Zulkarnain melanjutkan perjalanan hingga suatu ketika dia sampai di kawasan timur, yaitu tempat terbit matahari. Di daerah itu didapatinya matahari bersinar di atas suatu kaum yang tidak Kami buatkan suatu pelindung bagi mereka dari terik dan panasnya cahaya matahari itu.

Tafsir Lengkap Kemenag
Kementrian Agama RI

Ayat menjelaskan bahwa Zulkarnain menempuh jalan ke arah Timur. Setelah ia sampai ke pantai Afrika sebelah barat, lalu ia kembali menuju ke arah timur sehingga sampailah ia ke tempat terbitnya matahari di sekitar negeri Tiongkok di mana ia menjumpai segolongan umat manusia yang hidupnya tidak di bawah bangunan rumah dan tidak ada pula pohon-pohon menaunginya dari panasnya matahari. Mereka langsung mendapat sorotan cahaya matahari karena tidak terlindung oleh atap atau bukit-bukit yang berada di sekitarnya. Mereka pada siang hari berada dalam lubang-lubang di bawah tanah dan baru muncul di atas permukaan bumi setelah matahari terbenam, untuk mencari penghidupannya. Keadaan mereka jauh berbeda sekali dengan penghuni dunia yang lainnya, karena mereka hidupnya masih primitif dan tidak mempunyai bangunan untuk tempat tinggal.

Tafsir al-Jalalain
Jalaluddin al-Mahalli dan Jalaluddin as-Suyuthi

(Hingga apabila dia telah sampai ke tempat terbitnya matahari) tempat matahari terbit (dia mendapati matahari itu menyinari segolongan umat) mereka adalah bangsa Zunuj atau orang-orang Indian (yang Kami tidak menjadikan bagi mereka dari sinarnya) yaitu dari sinar matahari (sesuatu yang melindunginya) baik berupa pakaian atau pun atap-atap. Karena sesungguhnya tanah tempat mereka tinggal tidak dapat menopang bangunan, dan mereka hanya mempunyai tempat perlindungan berupa liang-liang, di tempat tersebut mereka masuk bila matahari terbit, dan bila matahari telah tinggi baru mereka keluar dari liang-liang itu.

Tafsir Ibnu Katsir
Ismail bin Umar Al-Quraisyi bin Katsir

Di dalam kisah Israiliyat disebutkan bahwa Zulqarnain hidup selama seribu enam ratus tahun, sebagian besar usianya digunakannya untuk menjelajah minangkori ke seluruh belahan bumi, hingga sampai di belahan timur dan baratnya. Ketika perjalanannya sampai di tempat terbitnya matahari, seperti yang disebutkan oleh firman-Nya:

...dia mendapati matahari itu menyinari segolongan umat yang Kami tidak menjadikan bagi mereka sesuatu yang menghalanginya dari (cahaya) matahari itu.

Maksudnya mereka tidak mempunyai rumah untuk tempat istirahatnya, dan tidak ada pepohonan yang menjadi naungan mereka dari sengatan panas matahari yang sangat panas.

Sa'id ibnu Jubair mengatakan bahwa mereka berkulit merah lagi bertubuh pendek, tempat tinggal mereka di gua-gua, sedangkan penghidupan mereka dari berburu ikan.

Abu Daud At-Tayalisi mengatakan, telah menceritakan kepada kami Sahl ibnu Abu Silt, bahwa ia pernah mendengar Al-Hasan ditanya mengenai makna firman-Nya:

...yang Kami tidak menjadikan bagi mereka sesuatu yang melindunginya dari (cahaya) matahari itu.
Maka Al-Hasan menjawab, "Tanah tempat tinggal mereka tidak dapat menyangga bangunan. Apabila matahari terbit, mereka masuk ke dalam air (menyelam): dan apabila matahari tenggelam, mereka keluar dan merumput sebagaimana hewan ternak." Al-Hasan mengatakan bahwa demikian itu menurut hadis Samurah.

Qatadah mengatakan, telah diceritakan kepada Kami bahwa mereka tinggal di suatu tempat dari belahan bumi ini yang tanahnya tidak dapat menumbuhkan sesuatu pun bagi mereka. Apabila matahari terbit, mereka masuk ke dalam liang-liangnya, dan apabila matahari tenggelam, mereka keluar dan mencari penghidupannya.

Salamah ibnu Kahil mengatakan bahwa mereka tidak mempunyai tempat bersembunyi, apabila matahari terbit, maka sinar matahari langsung mengenai mereka. Seseorang dari mereka mempunyai dua telinga lebar, yang salah satunya digunakan untuk hamparannya, sedangkan yang lain digunakan untuk pakaiannya (selimutnya).

Abdur Razzaq mengatakan, telah menceritakan kepada kami Ma'mar, dari Qatadah sehubungan dengan makna firman-Nya: dia mendapati matahari itu menyinari segolongan umat yang Kami tidak menjadikan bagi mereka sesuatu yang melindunginya dari (cahaya) matahari itu. (Al Kahfi:90) Bahwa mereka adalah orang-orang Indian.

Ibnu Jarir mengatakan sehubungan dengan tafsir firman-Nya:

...dia mendapati matahari itu menyinari segolongan umat yang Kami tidak menjadikan bagi mereka sesuatu yang melindunginya dari (cahaya) matahari itu.
Bahwa mereka sama sekali tidak pernah membuat bangunan apa pun padanya, Zulqarnain tidak membangun suatu bangunan pun padanya. Mereka itu apabila matahari terbit, masuklah mereka ke dalam liang-liang tempat tinggalnya, hingga matahari berada di tengah langit, atau mereka masuk ke dalam laut. Demikian itu karena tanah tempat tinggal mereka tidak berbukit. Suatu ketika datanglah sejumlah pasukan ke tempat mereka, maka para penduduknya berkata kepada pasukan itu, "Janganlah kamu berada di tempat ini ketika matahari dalam keadaan terbit." Pasukan itu berkata, "Kami tidak akan meninggalkan tempat ini sampai matahari terbit, tetapi apakah tulang-tulang ini?." Para penduduk tempat itu berkata,"Ini adalah bekas bangkai suatu pasukan yang berada di tempat ini saat matahari sedang terbit, akhirnya mereka semua mati kepanasan." Ibnu Jarir melanjutkan kisahnya, bahwa akhirnya pasukan itu lari tunggang langgang meninggalkan tempat itu menuju kawasan lainnya.

Tafsir Quraish Shihab
Muhammad Quraish Shihab

Hingga akhirnya ia sampai di tempat matahari terbit--dalam pandangan mata, yaitu pada batas akhir perkampungan. Dia mendapati matahari menyinari suatu kaum yang hidup dengan fitrah asli mereka, tidak ada penutup yang menghalangi mereka dari sengatan panas matahari.