Skip to content

Al-Qur'an Surat Al-Kahf Ayat 80

Al-Kahf Ayat ke-80 ~ Quran Terjemah Perkata (Word By Word) English-Indonesian dan Tafsir Bahasa Indonesia

وَاَمَّا الْغُلٰمُ فَكَانَ اَبَوَاهُ مُؤْمِنَيْنِ فَخَشِيْنَآ اَنْ يُّرْهِقَهُمَا طُغْيَانًا وَّكُفْرًا ۚ ( الكهف : ٨٠)

wa-ammā
وَأَمَّا
And as for
dan adapun
l-ghulāmu
ٱلْغُلَٰمُ
the boy
anak muda
fakāna
فَكَانَ
his parents were
maka adalah
abawāhu
أَبَوَاهُ
his parents were
kedua orang tuanya
mu'minayni
مُؤْمِنَيْنِ
believers
keduanya orang mukmin
fakhashīnā
فَخَشِينَآ
and we feared
maka kami khawatir
an
أَن
that
bahwa
yur'hiqahumā
يُرْهِقَهُمَا
he would overburden them
dia akan mendorong keduanya
ṭugh'yānan
طُغْيَٰنًا
(by) transgression
kedurhakaan
wakuf'ran
وَكُفْرًا
and disbelief
dan kekafiran

Transliterasi Latin:

Wa ammal-gulāmu fa kāna abawāhu mu`minaini fa khasyīnā ay yur-hiqahumā ṭugyānaw wa kufrā (QS. 18:80)

English Sahih:

And as for the boy, his parents were believers, and we feared that he would overburden them by transgression and disbelief. (QS. [18]Al-Kahf verse 80)

Arti / Terjemahan:

Dan adapun anak muda itu, maka keduanya adalah orang-orang mukmin, dan kami khawatir bahwa dia akan mendorong kedua orang tuanya itu kepada kesesatan dan kekafiran. (QS. Al-Kahf ayat 80)

Tafsir Ringkas Kemenag
Kementrian Agama RI

Dan adapun anak yang aku bunuh itu adalah putra dari kedua orang tua mukmin yang kuat dan teguh imannya, dan kami khawatir kalau dia akan memaksa kedua orang tuanya kepada kesesatan dan kekafiran, lalu keduanya tidak kuasa menolak paksaan anaknya itu karena besarnya kasih sayang mereka kepadanya.

Tafsir Lengkap Kemenag
Kementrian Agama RI

Adapun anak yang dibunuh itu, adalah anak yang kafir sedangkan kedua orang tuanya termasuk orang yang sungguh-sungguh beriman. Maka kami khawatir karena kecintaan kedua orang tuanya kepada anak itu keduanya akan tertarik kepada kekafiran. Qatadah berkata, "Kedua orang tuanya gembira ketika anak itu dilahirkan, dan keduanya bersedih ketika anak itu terbunuh." Dan seandainya dia masih hidup akan mengakibatkan kesusahan dan kebinasaan pada kedua orang tuanya. Oleh sebab itu hendaklah setiap orang menerima ketentuan Allah dengan senang hati karena ketentuan Allah bagi seorang mukmin dalam hal yang tidak disukainya adalah lebih baik daripada ketentuan Allah terhadapnya dalam hal-hal yang disukainya. Disebutkan dalam sebuah hadis bahwa Nabi saw bersabda:
"Allah tidak menetapkan kepada seorang mukmin suatu ketetapan, kecuali ketetapan itu terdapat kebaikan baginya." (Riwayat Ahmad dan Abu Ya'la)
Sesuai pula dengan firman Allah:
"Diwajibkan atas kamu berperang, padahal itu tidak menyenangkan bagimu. Tetapi boleh jadi kamu tidak menyenangi sesuatu, padahal itu baik bagimu, dan boleh jadi kamu menyukai sesuatu, padahal itu tidak baik bagimu. Allah mengetahui, sedang kamu tidak mengetahui." (al-Baqarah/2: 216)
Khidir berkata, "Kami telah mengetahui, bahwa anak itu jika sudah dewasa, akan mengajak ibu bapaknya kepada kekafiran dan mereka berdua akan mengikuti ajakannya karena sangat cinta kepada anaknya."

Tafsir al-Jalalain
Jalaluddin al-Mahalli dan Jalaluddin as-Suyuthi

(Adapun anak muda itu, kedua orang tuanya adalah orang-orang Mukmin, dan kami khawatir bahwa dia akan mendorong kedua orang tuanya itu kepada kesesatan dan kekafiran), karena sesungguhnya sebagaimana yang telah disebutkan di dalam hadis sahih Muslim, bahwa anak muda itu telah dicap oleh Allah menjadi orang kafir. Dan seandainya ia hidup niscaya dia akan mendorong kedua orang tuanya kepada kekafiran, disebabkan kecintaan keduanya kepadanya, hingga keduanya pasti akan mengikuti jejak anaknya.

Tafsir Ibnu Katsir
Ismail bin Umar Al-Quraisyi bin Katsir

Dalam keterangan yang lalu telah disebutkan bahwa anak itu bernama Haisur. Di dalam hadis yang diriwayatkan oleh Ibnu Abbas dari Ubay ibnu Ka'b, dari Nabi Saw. yang telah bersabda, disebutkan:

Anak yang dibunuh oleh Khidir telah ditetapkan sejak penciptaannya sabagai orang kafir.

Ibnu Jarir telah meriwayatkannya dari hadis Ishaq, dari Sa'id, dari Ibnu Abbas dengan sanad yang sama.

Allah Swt. menyebutkan dalam firman­Nya:

...maka kedua orang tuanya adalah orang-orang mukmin, dan kami khawatir bahwa dia akan mendorong kedua orang tuanya itu kepada kesesatan dan kekafiran.

Yakni cinta keduanya kepada anaknya ini akan mendorong keduanya mengikuti kekafiran si anak di masa mendatang.

Qatadah mengatakan bahwa kedua orang tua si anak merasa gembira saat kelahiran si anak, dan keduanya merasa sedih terhadapnya saat ia dibunuh. Seandainya anak itu dibiarkan hidup, tentulah akan mendorong keduanya kepada kebinasaan. Karena itu, tersimpulkan suatu pelajaran dari kisah ini bahwa hendaklah seseorang rela dengan takdir Allah, karena sesungguhnya takdir Allah untuk orang-orang mukmin dalam hal yang tidak disukai mengandung kebaikan, lebih baik daripada takdir Allah untuk mereka dalam hal yang disukai. Di dalam sebuah hadis telah disebutkan:

Tiada suatu takdir pun yang diterima oleh seorang mukmin, melainkan takdir itu adalah lebih baik baginya.

Di dalam sebuah firman Allah Swt. disebutkan:

Boleh jadi kalian membenci sesuatu, padahal ia amat baik bagi kalian. (Al Baqarah:216)

Tafsir Quraish Shihab
Muhammad Quraish Shihab

"Sedangkan anak kecil yang aku bunuh itu," katanya melanjutkan, "adalah anak sepasang suami istri yang Mukmin. Aku tahu, bahwa jika anak itu hidup dan tumbuh dewasa, ia akan menyebabkan kedua orangtuanya kafir.