Skip to content

Al-Qur'an Surat Al-Kahf Ayat 61

Al-Kahf Ayat ke-61 ~ Quran Terjemah Perkata (Word By Word) English-Indonesian dan Tafsir Bahasa Indonesia

فَلَمَّا بَلَغَا مَجْمَعَ بَيْنِهِمَا نَسِيَا حُوْتَهُمَا فَاتَّخَذَ سَبِيْلَهٗ فِى الْبَحْرِ سَرَبًا ( الكهف : ٦١)

falammā
فَلَمَّا
But when
maka tatkala
balaghā
بَلَغَا
they reached
keduanya sampai
majmaʿa
مَجْمَعَ
the junction
pertemuan
baynihimā
بَيْنِهِمَا
between them
antara keduanya (kedua lautan)
nasiyā
نَسِيَا
they forgot
keduanya lupa
ḥūtahumā
حُوتَهُمَا
their fish
ikan keduanya
fa-ittakhadha
فَٱتَّخَذَ
and it took
lalu ia (ikan) mengambil
sabīlahu
سَبِيلَهُۥ
its way
jalannya
فِى
into
di
l-baḥri
ٱلْبَحْرِ
the sea
lautan
saraban
سَرَبًا
slipping away
lompat

Transliterasi Latin:

Fa lammā balagā majma'a bainihimā nasiyā ḥụtahumā fattakhaża sabīlahụ fil-baḥri sarabā (QS. 18:61)

English Sahih:

But when they reached the junction between them, they forgot their fish, and it took its course into the sea, slipping away. (QS. [18]Al-Kahf verse 61)

Arti / Terjemahan:

Maka tatkala mereka sampai ke pertemuan dua buah laut itu, mereka lalai akan ikannya, lalu ikan itu melompat mengambil jalannya ke laut itu. (QS. Al-Kahf ayat 61)

Tafsir Ringkas Kemenag
Kementrian Agama RI

Maka ketika mereka, yakni Nabi Musa dan pembantunya sampai ke suatu tempat yang merupakan pertemuan dua laut itu, mereka lupa ikannya, yaitu bekal yang mereka bawa dalam perjalanan. Ketika keduanya lupa akan bekal yang mereka bawa, lalu ikan itu tiba-tiba hidup kemudian melompat dan mengambil jalannya ke laut itu menceburkan diri dan hilang tak dapat ditemukan lagi. Sungguh menakjubkan peristiwa itu. Persitiwa tersebut merupakan pertanda yang telah diketahui sebelumnya oleh Nabi Musa bahwa apa yang dituju telah dekat dan yang dicari hampir ditemukan.

Tafsir Lengkap Kemenag
Kementrian Agama RI

Dalam ayat ini, Allah menceritakan bahwa setelah Nabi Musa dan Yusya sampai ke pertemuan dua laut, mereka berhenti, tetapi tidak tahu bahwa tempat itulah yang harus dituju. Sebab, Allah tidak memberi tahu dengan pasti tempat itu. Hanya saja Allah memberi petunjuk ketika ditanya oleh Nabi Musa sebelum berangkat, sebagaimana sabda Rasul saw ketika menceritakan pertanyaan Nabi Musa itu :
Ya Tuhanku, bagaimana saya dapat menemukannya? Allah berfirman, "Bawalah seekor ikan dan masukkan pada sebuah kampil, manakala ikan itu hilang, di situlah tempatnya." (Riwayat al-Bukhari dari Ubay bin Ka'ab)

Di atas sebuah batu besar di tempat itu, Nabi Musa dan muridnya merasa mengantuk dan lelah. Keduanya pun tertidur dan lupa pada ikannya. Ketika itu, ikan yang ada dalam kampil tersebut hidup kembali dan menggelepar-gelepar, lalu keluar dan meluncur menuju laut. Padahal kampil waktu itu ada di tangan Yusya. Kejadian ini, yaitu ikan mati menjadi hidup kembali, merupakan mukjizat bagi Nabi Musa a.s..
Setelah bangun tidur, mereka pun melanjutkan perjalanan. Yusya pun lupa tidak menceritakan kepada Nabi Musa kejadian yang aneh tentang ikan yang sudah mati hidup kembali.

Tafsir al-Jalalain
Jalaluddin al-Mahalli dan Jalaluddin as-Suyuthi

(Maka tatkala keduanya sampai ke pertemuan dua buah laut itu) yakni tempat bertemunya kedua laut itu (mereka berdua lupa akan ikannya) Yusya' lupa membawanya ketika berangkat, Nabi Musa pun lupa mengingatkannya (maka ia mengambil) yakni ikan itu melompat untuk mengambil (jalannya ke laut itu) Allahlah yang menjadikan jalan itu, yaitu dengan menjadikan baginya (dalam keadaan berlubang) seperti lubang bekasnya, yaitu lubang yang sangat panjang dan tak berujung. Demikian itu karena Allah swt. menahan arus air demi untuk ikan itu, lalu masuklah ikan itu ke dalamnya dengan meninggalkan bekas seperti lubang dan tidak terhapus karena bekasnya membeku.

Tafsir Ibnu Katsir
Ismail bin Umar Al-Quraisyi bin Katsir

Firman Allah Swt.:

Maka tatkala mereka sampai ke pertemuan dua buah laut itu, mereka lalai akan ikannya.

Demikian itu karena si murid tersebut di perintahkan oleh Musa untuk membawa ikan asin, dan dikatakan kepadanya bahwa manakala kamu kehilangan ikan itu, maka dia ada di tempat tersebut.

Keduanya berangkat hingga sampailah di tempat bertemunya dua laut, di tempat itu terdapat sebuah mata air yang disebut 'Ainul Hayat' (mata air kehidupan). Di tempat itu keduanya (Musa dan muridnya) ter­tidur lelap dalam istirahatnya. Ikan yang mereka bawa terkena oleh percikan mata air itu, maka ikan bergerak hidup kembali dalam kantong Yusya' ibnu Nun (murid Nabi Musa a.s.). Lalu ikan melompat dari kantong itu dan menceburkan dirinya ke dalam laut. Yusya' terbangun, sedangkan ikan itu telah terjatuh ke dalam laut (tanpa sepengetahuannya), dan ikan menempuh jalannya di dalam laut, sedangkan air yang dilaluinya tidak bersatu lagi melainkan membentuk terowongan. Karena itulah disebutkan oleh firman-Nya:

...lalu ikan itu melompat mengambil jalannya ke laut (membentuk lubang).

Yakni membentuk jalan yang dilaluinya seperti terowongan dalam tanah.

Ibnu Juraij mengatakan dari Ibnu Abbas, bahwa jalan yang telah di­lalui oleh ikan itu seakan-akan membatu (keras dan tidak menutup seba­gaimana lazimnya benda cair).

Al-Aufi telah meriwayatkan dari Ibnu Abbas, bahwa tidak sekali-kali tubuh ikan itu menyentuh laut melainkan airnya menjadi kering hingga seperti batu bentuknya (bukan benda cair lagi).

Muhammad ibnu Ishaq telah meriwayatkan dari Az-Zuhri, dari Ubai-dillah ibnu Abdullah, dari Ibnu Abbas, dari Ubay ibnu Ka'b yang mengata­kan bahwa Rasulullah Saw. ketika menceritakan kisah ini bersabda, "Air laut (yang telah dilalui ikan) itu sejak manusia ada tidak terbuka selain dari bekas yang dilalui oleh ikan itu. Air laut itu terbuka seperti celah, hingga Musa kembali ke tempat itu dan melihat bekas jalan yang dilalui oleh ikan tersebut." Karena itulah disebutkan oleh firman-Nya: Itulah (tempat) yang cari. (Al Kahfi:64)

Qatadah mengatakan bahwa ikan itu melompat ke laut, lalu mengambil jalannya ke dalam laut. Maka tiadalah bekas air laut yang dilaluinya me­lainkan menjadi beku dan membentuk terowongan.

Tafsir Quraish Shihab
Muhammad Quraish Shihab

Ketika Mûsâ dan pembantunya tiba pada pertemuan dua laut, mereka lupa akan ikan yang mereka bawa atas perintah Allah. Ikan itu jatuh ke laut dan pergi.