Skip to content

Al-Qur'an Surat Al-Kahf Ayat 33

Al-Kahf Ayat ke-33 ~ Quran Terjemah Perkata (Word By Word) English-Indonesian dan Tafsir Bahasa Indonesia

كِلْتَا الْجَنَّتَيْنِ اٰتَتْ اُكُلَهَا وَلَمْ تَظْلِمْ مِّنْهُ شَيْـًٔاۙ وَّفَجَّرْنَا خِلٰلَهُمَا نَهَرًاۙ ( الكهف : ٣٣)

kil'tā
كِلْتَا
Each
itu kedua
l-janatayni
ٱلْجَنَّتَيْنِ
(of) the two gardens
kedua kebun
ātat
ءَاتَتْ
brought forth
mendatangkan/menghasilkan
ukulahā
أُكُلَهَا
its produce
makanannya/buahnya
walam
وَلَمْ
and not
dan tidak
taẓlim
تَظْلِم
did wrong
aniaya/berkurang
min'hu
مِّنْهُ
of it
daripadanya
shayan
شَيْـًٔاۚ
anything
sesuatu/sedikitpun
wafajjarnā
وَفَجَّرْنَا
And We caused to gush forth
dan Kami pancarkan
khilālahumā
خِلَٰلَهُمَا
within them
sela-sela keduanya
naharan
نَهَرًا
a river
sungai

Transliterasi Latin:

Kiltal-jannataini ātat ukulahā wa lam taẓlim min-hu syai`aw wa fajjarnā khilālahumā naharā (QS. 18:33)

English Sahih:

Each of the two gardens produced its fruit and did not fall short thereof in anything. And We caused to gush forth within them a river. (QS. [18]Al-Kahf verse 33)

Arti / Terjemahan:

Kedua buah kebun itu menghasilkan buahnya, dan kebun itu tiada kurang buahnya sedikitpun, dan Kami alirkan sungai di celah-celah kedua kebun itu, (QS. Al-Kahf ayat 33)

Tafsir Ringkas Kemenag
Kementrian Agama RI

Kedua kebun itu menghasilkan buahnya yang banyak, dan ia tidak menzalimi pemiliknya sedikit pun, tidak pernah berkurang buahnya sepanjang masa dan Kami mengalirkan sungai di celah-celah keduanya untuk menambah keindahannya.

Tafsir Lengkap Kemenag
Kementrian Agama RI

Dalam ayat ini, Allah swt menerangkan tentang keadaan kedua kebun yang penuh dengan buah-buahan sepanjang tahun itu. Pohon-pohonnya selalu rindang dan lebat. Sedikit pun kedua kebun itu tidak pernah mengalami kemunduran dan kekurangan sepanjang musim. Keduanya selalu memberikan hasil yang membawa kemakmuran kepada pemiliknya. Di tengah-tengah kebun itu mengalir sebuah sungai yang setiap waktu dapat mengairi tanah dan ladang-ladang di sekitarnya. Pengairan yang teratur menyebabkan tanaman selalu subur, dan sungai yang mengalir itu benar-benar menambah keindahannya. Itulah kenikmatan besar yang telah dilimpahkan Allah kepada pemiliknya.

Tafsir al-Jalalain
Jalaluddin al-Mahalli dan Jalaluddin as-Suyuthi

(Kedua buah kebun itu) lafal Kiltaa adalah Mufrad yang menunjukkan makna Tatsniyah; ia berkedudukan menjadi Mubtada (menghasilkan). Lafal Aatat ini menjadi Khabar Kiltaa (buahnya) yakni buah-buahannya (dan kebun itu tiada dizalimi) dikurangi (buahnya sedikit pun dan Kami alirkan) artinya, Kami bedahkan (sungai di celah-celah kedua kebun itu) yakni sungai itu mengalir di antara kedua kebun tersebut.

Tafsir Ibnu Katsir
Ismail bin Umar Al-Quraisyi bin Katsir

Sesudah menyebutkan tentang orang-orang musyrik yang sombong, tidak mau berkedudukan sama dengan orang-orang yang lemah lagi miskin dari kalangan kaum muslim karena merasa besar diri dengan harta dan kedudukan yang dimilikinya, maka Allah menyebutkan sebuah perumpa­maan yang menggambarkan kedua golongan tersebut dengan dua orang laki-laki. Salah seorang di antaranya diberi oleh Allah dua buah kebun anggur yang dikelilingi dengan pohon-pohon kurma sebagai pagarnya, dan di antara kedua kebun itu terdapat ladang. Pohon dan tanaman itu menghasilkan buah yang sangat baik, seperti yang disebutkan oleh firman-Nya:

...Kedua buah kebun itu menghasilkan buahnya.

Artinya, masing-masing dari kedua kebun itu menghasilkan buahnya.

...dan kebun itu tiada kurang buahnya sedikit pun.

Yakni hasilnya tiada berkurang barang sedikit pun.

...dan Kami alirkan sungai di celah-celah kedua kebun itu

Yakni sungai-sungai mengalir bercabang-cabang pada kedua kebun itu.

Tafsir Quraish Shihab
Muhammad Quraish Shihab

Kedua kebun itu menghasilkan buah yang banyak, matang dan tidak sedikit pun berkurang. Kami curahkan di antara kebun-kebun itu air sungai yang mengalir.