Skip to content

Al-Qur'an Surat Al-Isra' Ayat 60

Al-Isra' Ayat ke-60 ~ Quran Terjemah Perkata (Word By Word) English-Indonesian dan Tafsir Bahasa Indonesia

وَاِذْ قُلْنَا لَكَ اِنَّ رَبَّكَ اَحَاطَ بِالنَّاسِۗ وَمَا جَعَلْنَا الرُّءْيَا الَّتِيْٓ اَرَيْنٰكَ اِلَّا فِتْنَةً لِّلنَّاسِ وَالشَّجَرَةَ الْمَلْعُوْنَةَ فِى الْقُرْاٰنِ ۗ وَنُخَوِّفُهُمْۙ فَمَا يَزِيْدُهُمْ اِلَّا طُغْيَانًا كَبِيْرًا ࣖ ( الاسراۤء : ٦٠)

wa-idh
وَإِذْ
And when
dan ketika
qul'nā
قُلْنَا
We said
Kami berfirman
laka
لَكَ
to you
kepadamu
inna
إِنَّ
"Indeed
sesungguhnya
rabbaka
رَبَّكَ
your Lord
Tuhanmu
aḥāṭa
أَحَاطَ
has encompassed
meliputi
bil-nāsi
بِٱلنَّاسِۚ
the mankind"
dengan manusia
wamā
وَمَا
And not
dan tidak
jaʿalnā
جَعَلْنَا
We made
Kami menjadikan
l-ru'yā
ٱلرُّءْيَا
the vision
mimpi
allatī
ٱلَّتِىٓ
which
yang
araynāka
أَرَيْنَٰكَ
We showed you
Kami perlihatkan kepadamu
illā
إِلَّا
except
melainkan
fit'natan
فِتْنَةً
(as) a trial
ujian
lilnnāsi
لِّلنَّاسِ
for mankind
bagi manusia
wal-shajarata
وَٱلشَّجَرَةَ
and the tree
dan pohon
l-malʿūnata
ٱلْمَلْعُونَةَ
the accursed
terkutuk
فِى
in
dalam
l-qur'āni
ٱلْقُرْءَانِۚ
the Quran
Al-Qur'an
wanukhawwifuhum
وَنُخَوِّفُهُمْ
And We threaten them
dan Kami menakuti mereka
famā
فَمَا
but not
maka/tetapi tidak
yazīduhum
يَزِيدُهُمْ
it increases them
menambah mereka
illā
إِلَّا
except
melainkan
ṭugh'yānan
طُغْيَٰنًا
(in) transgression
kedurhakaan
kabīran
كَبِيرًا
great
besar

Transliterasi Latin:

Wa iż qulnā laka inna rabbaka aḥāṭa bin-nās, wa mā ja'alnar-ru`yallatī araināka illā fitnatal lin-nāsi wasy-syajaratal-mal'ụnata fil-qur`ān, wa nukhawwifuhum fa mā yazīduhum illā ṭugyānang kabīrā (QS. 17:60)

English Sahih:

And [remember, O Muhammad], when We told you, "Indeed, your Lord has encompassed the people." And We did not make the sight which We showed you except as a trial for the people, as was the accursed tree [mentioned] in the Quran. And We threaten [i.e., warn] them, but it increases them not except in great transgression. (QS. [17]Al-Isra verse 60)

Arti / Terjemahan:

Dan (ingatlah), ketika Kami wahyukan kepadamu: "Sesungguhnya (ilmu) Tuhanmu meliputi segala manusia". Dan Kami tidak menjadikan mimpi yang telah Kami perlihatkan kepadamu, melainkan sebagai ujian bagi manusia dan (begitu pula) pohon kayu yang terkutuk dalam Al Quran. Dan Kami menakut-nakuti mereka, tetapi yang demikian itu hanyalah menambah besar kedurhakaan mereka. (QS. Al-Isra' ayat 60)

Tafsir Ringkas Kemenag
Kementrian Agama RI

Selanjutnya Allah mengingatkan kepada Nabi Muhammad agar tidak ragu-ragu menyampaikan risalah-Nya, dan tidak bersedih hati karena penolakan orang-orang kafir terhadap ayat-ayat Allah. Dan ingatlah ketika Kami wahyukan kepadamu, wahai Nabi Muhammad, "Sungguh, ilmu dan kekuasaan Tuhanmu meliputi seluruh manusia." Sampaikanlah ini kepada semua manusia dan janganlah bersedih hati karena penolakan mereka terhadap ayat-ayat Kami. Dan ketahuilah Kami tidak menjadikan mimpi, atau penglihatan dalam keadaan sadar, yang telah Kami perlihatkan kepadamu, pada malam Isra Mikraj melainkan sebagai ujian bagi manusia agar menjadi jelas siapa di antara mereka yang percaya dan siapa yang tidak percaya dan begitu pula apa yang Kami wahyukan kepadamu tentang pohon yang terkutuk dalam Al-Qur'an agar menjadi ujian bagi manusia siapa di antara mereka yang percaya dan siapa yang tidak percaya. Dan dengan kedua macam tanda itu Kami menakut-nakuti mereka, supaya mereka beriman tetapi yang demikian itu hanyalah menambah besar kedurhakaan mereka.

Tafsir Lengkap Kemenag
Kementrian Agama RI

Abu Ya'la dari Ummi Hani meriwayatkan bahwa pagi hari setelah Isra', sebagian orang-orang Quraisy memperolok-olokkan Rasulullah dan meminta buktinya. Lalu beliau menggambarkan keadaan Baitul Maqdis serta menceritakan kepada mereka tentang kisah isra'. Kemudian Walid bin Mugirah berkata, Orang ini adalah penyihir." Maka turunlah ayat ini.
Allah swt memberi dukungan kepada Rasulullah dalam melaksanakan tugas-tugas kerasulannya dan akan melindunginya dari tipu daya orang-orang yang mengingkari risalahnya dengan mengingatkan Rasul dan mewahyukan kepadanya bahwa ilmu Tuhan meliputi segala hal ihwal manusia. Maksudnya ialah Allah Mahakuasa terhadap seluruh hamba-Nya. Mereka berada di bawah genggaman-Nya sehingga tidak dapat bergerak kecuali menurut ketentuan-Nya. Allah berkuasa melindungi Rasul-Nya dari orang-orang yang memusuhinya, sehingga mereka tidak mungkin secara semena-mena menyakiti hatinya.
Allah swt berfirman:

Dan Allah memelihara engkau dari (gangguan) manusia. (al-Ma'idah/5: 67)

Menurut keterangan al-Hasan, Allah swt akan menghalangi setiap usaha mereka untuk membunuh Nabi. Allah swt berfirman:

Dan (ingatlah), ketika orang-orang kafir (Quraisy) memikirkan tipu daya terhadapmu (Muhammad) untuk menangkap dan memenjarakanmu atau membunuhmu, atau mengusirmu. Mereka membuat tipu daya dan Allah menggagalkan tipu daya itu. Allah adalah sebaik-baik pembalas tipu daya. (al-Anfal/8: 30)

Allah menjelaskan juga pengingkaran orang-orang Quraisy terhadap apa yang diperlihatkan kepada Nabi Muhammad pada malam Isra' dan Mi'raj, seperti pohon zaqqum yang tumbuh di neraka. Hal ini sebagai ujian, siapakah di antara umatnya yang benar-benar beriman dan siapa yang ingkar. Mereka yang benar-benar beriman bertambah kuat imannya, akan tetapi mereka yang imannya hanya di mulut saja, bertambah ingkar. Pohon zaqqum yang disebutkan dalam Al-Qur'an juga menjadi ujian kepada mereka, pada saat mereka mendengar kaum Muslimin membacakan ayat:

Sungguh pohon zaqqum itu, makanan bagi orang yang banyak dosa. (ad-Dukhan/44: 43-44)

Mereka memperselisihkannya; orang yang imannya kuat, bertambah kuat imannya, tetapi orang yang mengingkari kerasulan Muhammad saw bertambah kekafirannya. Abu Jahal, misalnya, termasuk orang yang mengingkarinya. Ketika itu ia berkata, "Sebenarnya anak Abu Kabsyah (Muhammad saw) mengancam kamu dengan ancaman neraka, yang bahan bakarnya batu, kemudian ia mengira di neraka itu tumbuh pohon, padahal kamu tahu bahwa api itu membakar pohon." 'Abdullah bin az-Zibara ber-kata, "Sebenarnya Muhammad menakut-nakuti kami dengan pohon zaqqum itu tiada lain kecuali kurma dan keju, maka telanlah." Mereka lalu makan kurma dan keju itu.
Orang-orang musyrik Quraisy tidak mempercayai bahwa di neraka ada tumbuh-tumbuhan yang disebut pohon zaqqum, karena mereka beranggapan bahwa api memusnahkan segalanya. Mereka tidak mengetahui bahwa di dunia ini juga terdapat keajaiban-keajaiban yang mencengangkan, terlebih-lebih lagi di akhirat. Misalnya di dunia ada semacam serat yang tak terbakar oleh api (asbes). Bahan ini sering dipergunakan untuk bahan baju yang tahan api. Bumi ini mengandung api (yaitu magma) di dalam perut bumi yang akan terlihat pada saat gunung api meletus, tetapi di atasnya tumbuh pohon-pohon yang menghijau. Kayu atau batu pun dapat mengeluarkan api pada saat digosok-gosokkan. Di dalam air pun terdapat unsur oksigen yang menyebabkan api menyala. Singkatnya, hati orang-orang kafir Quraisy tidak mau menerima kebenaran Al-Qur'an. Keingkaran mereka kepada ar-ru'ya (mimpi atau yang dilihat Nabi saw pada waktu isra') dan pohon zaqqum merupakan bukti yang jelas akan keingkaran mereka.
Allah swt berfirman:

Sungguh, Kami menjadikannya (pohon zaqqum itu) sebagai azab bagi orang-orang zalim. Sungguh, itu adalah pohon yang keluar dari dasar neraka Jahim, mayangnya seperti kepala-kepala setan. (ash-shaffat/37: 63-65)

Di akhir ayat ditegaskan bahwa Allah hendak mengingatkan mereka akan siksaan-Nya, tetapi yang demikian itu hanya akan menambah mereka bergelimang dalam kedurhakaan dan kesesatan.

Tafsir al-Jalalain
Jalaluddin al-Mahalli dan Jalaluddin as-Suyuthi

(Dan) ingatlah (ketika Kami wahyukan kepadamu, "Sesungguhnya Rabbmu meliputi segala manusia.") yakni ilmu dan kekuasaan-Nya meliputi mereka, dengan demikian maka mereka berada di dalam genggaman kekuasaan-Nya. Maka sampaikanlah kepada mereka jangan sekali-kali engkau merasa takut terhadap seseorang pun karena Rabbmu akan memelihara dirimu dari mereka. (Dan Kami tidak menjadikan rukyah yang telah Kami perlihatkan kepadamu) secara kenyataan pada malam isra (melainkan sebagai batu ujian bagi manusia) bagi penduduk Mekah karena mereka ternyata mendustakannya sedang sebagian yang lainnya yang telah beriman menjadi murtad sewaktu hal itu diceritakan kepadanya (dan begitu pula pohon kayu yang terkutuk di dalam Alquran) yaitu pohon zaqqum yang tumbuh di dasar neraka Jahim; Kami jadikan kisah itu sebagai batu ujian bagi keimanan mereka. Karena mereka mengatakan bahwa api itu membakar pohon apa saja, mengapa pohon zaqqum dapat tumbuh di dalamnya? (Dan Kami takuti mereka) dengan pohon zaqqum itu (tetapi yang demikian itu tidak menambah kepada mereka) untuk takut (melainkan hanyalah kedurhakaan yang besar saja.)

Tafsir Ibnu Katsir
Ismail bin Umar Al-Quraisyi bin Katsir

Allah Swt. berfirman kepada Rasul-Nya yang di dalamnya terkandung anjuran agar ia menyampaikan risalah-Nya (kepada umat manusia) dan memberitahukan kepadanya bahwa Allah Swt. memeliharanya dari gang­guan manusia. Sesungguhnya Allah Mahakuasa atas manusia, dan mere­ka semuanya berada di dalam genggaman kekuasaan-Nya serta tunduk di bawah keperkasaan dan kekuatan-Nya.

Mujahid, Urwah ibnuz Zubair, Al-Hasan, Qatadah, dan lain-lainnya mengatakan sehubungan dengan makna firman-Nya:

Dan (ingatlah) ketika Kami wahyukan kepadamu, "Sesungguh­nya (ilmu) Tuhanmu meliputi segala manusia."
Yakni Allah memelihara kamu dari gangguan mereka.

Firman Allah Swt.:

Dan Kami tidak manjadikan mimpi yang telah Kami perlihatkan kepadamu, melainkan sebagai ujian bagi manusia., hingga akhir ayat.

Imam bukhari mengatakan, telah menceritakan kepada kami Ali ibnu Abdullah, telah menceritakan kepada kami Sufyan, dari Amr, dari Ikrimah, dari Ibnu Abbas, sehubungan dengan makna firman-Nya: Dan Kami tidak menjadikan mimpi yang telah Kami perlihatkan kepadamu, melainkan sebagai ujian bagi manusia. (Al Israa':60) Bahwa yang dimaksud dengan mimpi dalam ayat ini ialah pemandangan yang diperlihatkan kepada Rasulullah Saw. di malam Isra. dan (begitu pula) pohon kayu yang terkutuk di dalam Al-Qur'an. (Al Israa':60) Yang dimaksud ialah pohon zaqqum.

Dalam permulaan tafsir surat ini telah disebutkan hadis-hadis mengenai Isra secara terperinci.

Dalam kisah Isra disebutkan bahwa ada segolongan orang menjadi murtad dari agama yang hak setelah mendengar kisah ini, karena kisah ini tidak dapat diterima oleh hati dan akal mereka, maka mereka mendusta­kannya. Akan tetapi, Allah menjadikan kisah ini sebagai kekokohan iman dan keyakinan sebagian manusia lainnya: Karena itulah disebutkan oleh firman-Nya:

...melainkan sebagai ujian.

Yakni sebagai cobaan dan ujian buat mereka.

Adapun yang dimaksud dengan pohon yang terkutuk ialah pohon zaqqum. Ketika Rasulullah Saw. menceritakan kepada mereka bahwa beliau telah melihat surga dan neraka serta melihat pula pohon kayu zaqqum, maka dengan spontan mereka mendustakannya. Sehingga Abu Jahal — semoga laknat Allah menimpanya—mengatakan, "Datangkanlah kepada kami buah kurma dan zubdah," lalu Abu Jahal mencampuraduk­kan keduanya menjadi satu dan memakannya seraya berkata, "Marilah kita buat zaqqum, kami tidak mengenal istilah zaqqum kecuali makanan (campuran kurma dan zubdah) ini." Demikianlah menurut riwayat Ibnu Abbas, Masruq, Abu Malik, Al-Hasan Al-Basri, dan lain-lainnya. Dan semua ulama yang mengatakan bahwa mimpi tersebut adalah di malam Isra menafsirkan hal yang sama, yaitu pohon kayu zaqqum (maksudnya pohon yang terkutuk itu adalah pohon zaqqum).

Ibnu Jarir mengatakan bahwa ia pernah mendengar hadis dari Muhammad ibnul Hasan ibnu Zabalah, telah menceritakan kepada kami Abdul Muhaimin ibnu Abbas ibnu Sahl ibnu Sa'd, telah menceritakan kepadaku ayahku, dari kakekku yang pernah menceritakan bahwa Rasulullah Saw. pernah melihat (dalam mimpinya) Bani Fulan sedang berjingkrak-jingkrak seperti kera di atas mimbar beliau. Melihat hal itu Rasulullah Saw. bersedih hati, dan sejak saat itu beliau tidak pernah tertawa sampai beliau wafat. Sehubu­ngan dengan hal tersebut Allah Swt. menurunkan firman-Nya: Dan Kami tidak menjadikan mimpi yang telah Kami perlihatkan kepadamu, melainkan sebagai ujian bagi manusia. (Al Israa':60), hingga akhir ayat.

Sanad hadis ini pun lemah sekali karena Muhammad ibnul Hasan ibnu Zabalah berpredikat matruk, dan gurunya berpredikat daif pula. Karena itulah maka ibnu Jarir memilih bahwa yang dimaksud dengan peristiwa itu terjadi di malam Isra, dan bahwa pohon kayu yang terkuruk adalah pohon zaqqum. Kemudian ibnu Jarir mengatakan, ia memilih pendapat ini dengan alasan karena semua ulama ahli takwil telah sepakat mengata­kan bahwa peristiwa itu terjadi dalam mimpi Nabi Saw. (yakni di malam Isra) dan pohon itu adalah pohon zaqqum.

Firman Allah Swt.:

Dan Kami menakut-nakuti mereka.

Yakni orang-orang kafir, dengan ancaman dan siksaan serta pembalasan.

tetapi demikian itu hanyalah menambah besar, kedurhakaan mereka. (Al Israa':60)

Artinya, hal tersebut justru menambah mereka tenggelam di dalam keka­firan dan kesesatannya, dan hal seperti ini merupakan penghinaan Allah terhadap mereka.

Tafsir Quraish Shihab
Muhammad Quraish Shihab

Wahai Rasul, ingatlah ketika Allah berfirman kepadamu, "Sesungguhnya Tuhanmu meliputi seluruh manusia. Mereka semua berada dalam genggaman kekuasaan-Nya. Sampaikanlah hal ini kepada mereka. Jangan takut kepada siapa pun, sebab Dia akan melindungimu dari mereka. Keajaiban-keajaiban yang kau saksikan di malam isrâ' itu Kami maksudkan sebagai ujian dan cobaan bagi umat manusia. Dengan keajaiban-keajaiban itu, orang-orang Mukmin akan semakin bertambah keimanannya dan orang-orang kafir akan semakin menjadi kafir. Kami tidak menjadikan pohon tercela yang disebut dalam al-Qur'ân, yaitu pohon zaqqûm yang tumbuh dari neraka, kecuali sebagai ujian juga buat mereka. Sebab mereka pernah mengatakan--dengan nada mengejek, 'Neraka dapat membakar pohon. Bagaimana mungkin ada pohon tumbuh dari neraka?' Kami sengaja membuat mereka takut, akan tetapi mereka malah melampaui batas."

Asbabun Nuzul
Surat Al-Isra' Ayat 60

Diriwayatkan oleh Abu Yala yang bersumber dari Ummu Hani. Diriwayatkan pula oleh Ibnu Mundzir yang bersumber dari al-Hasan. Bahwa setelah Rasulullah diisrakan, beliau menceritakan kejadiannya kepada segolongan kaum musyrikin Quraisy. Akan tetapi mereka mengejek dan memperolok-olok beliau, bahkan meminta bukti kepada beliau. Lalu Nabi menerangkan ciri-ciri Baitul Maqdis dan juga menceritakan kafilah yang dilaluinya. Berkatalah al-Walid bin al-Mughirah: "Orang ini (Muhammad) tukang sihir." Maka Allah menurunkan ayat tersebut di atas (al-Israa: 60) yang menjelaskan bahwa peristiwa tersebut sebagai ujian bagi manusia.

Diriwayatkan oleh Ibnu Marduwaih yang bersumber dari al-Husain bin Ali. Diriwayatkan pula oleh Ibnu Jarir yang bersumber dari Sahl bin Said. Diriwayatkan pula oleh Ibnu Abi Hatim yang bersumber dari Amr bin al-Ash, Yala bin Murrah, dan Said bin al-Musayyab yang sanad-sanadnya dhaif. Hadits Said bin al-Musayyab ini mursal. Bahwa pada suatu pagi Rasulullah saw. Seperti orang yang kebingungan. Ada yang berkata kepada beliau: "Apa yang terjadi pada tuan, ya Rasulullah? Janganlah tuan berduka cita, karena apa yang tuan lihat itu adalah ujian bagi mereka." Maka turunlah ayat tersebut di atas (al-Israa: 60) yang membenarkan adanya ujian tersebut.

Diriwayatkan oleh Ibnu Abi Hatim dan al-Baihaqi di dalam kitab al-Baats, yang bersumber dari Ibnu Abbas bahwa ketika Allah menerangkan Az-Zaqqum (al-Waqiah: 52) sebagai peringatan kepada penghuni kampung Quraisy, berkatalah Abu Jahl kepada kaumnya: "Apakah kalian tahu, apakah az-Zaqqum yang dipakai Muhammad untuk menakut-nakuti kalian?" Mereka berkata: "Kami tidak tahu." Abu Jahl berkata: "(Az-Zaqqum itu) roti pakai mentega. Jika aku menemukannya, pasti aku akan makan sebanyak-banyaknya." Ayat ini (al-Israa: 60) turun berkenaan dengan peristiwa tersebut, yang menegaskan bahwa turunnya peringatan tentang az-Zaqqum, mereka menjadi lebih sesat lagi; dan turun pula ayat lainnya (ad-Dukhaan: 43-44) yang menjelaskan tentang pohon az-Zaqqum itu.