Skip to content

Al-Qur'an Surat Al-Isra' Ayat 29

Al-Isra' Ayat ke-29 ~ Quran Terjemah Perkata (Word By Word) English-Indonesian dan Tafsir Bahasa Indonesia

وَلَا تَجْعَلْ يَدَكَ مَغْلُوْلَةً اِلٰى عُنُقِكَ وَلَا تَبْسُطْهَا كُلَّ الْبَسْطِ فَتَقْعُدَ مَلُوْمًا مَّحْسُوْرًا ( الاسراۤء : ٢٩)

walā
وَلَا
And (do) not
dan jangan
tajʿal
تَجْعَلْ
make
kamu jadikan
yadaka
يَدَكَ
your hand
tanganmu
maghlūlatan
مَغْلُولَةً
chained
terbelenggu
ilā
إِلَىٰ
to
kepada
ʿunuqika
عُنُقِكَ
your neck
lehermu
walā
وَلَا
and not
dan jangan
tabsuṭ'hā
تَبْسُطْهَا
extend it
kamu mengulurkannya
kulla
كُلَّ
(to its) utmost
segala/habis-habis
l-basṭi
ٱلْبَسْطِ
reach
uluran
fataqʿuda
فَتَقْعُدَ
so that you sit
maka kamu akan duduk/menjadi
malūman
مَلُومًا
blameworthy
tercela
maḥsūran
مَّحْسُورًا
insolvent
penyesalan

Transliterasi Latin:

Wa lā taj'al yadaka maglụlatan ilā 'unuqika wa lā tabsuṭ-hā kullal-basṭi fa taq'uda malụmam maḥsụrā (QS. 17:29)

English Sahih:

And do not make your hand [as] chained to your neck or extend it completely and [thereby] become blamed and insolvent. (QS. [17]Al-Isra verse 29)

Arti / Terjemahan:

Dan janganlah kamu jadikan tanganmu terbelenggu pada lehermu dan janganlah kamu terlalu mengulurkannya karena itu kamu menjadi tercela dan menyesal. (QS. Al-Isra' ayat 29)

Tafsir Ringkas Kemenag
Kementrian Agama RI

Dan janganlah engkau jadikan tanganmu terbelenngu pada lehermu, yakni janganlah enggan mengulurkan tanganmu memberikan bantuan kepada orang-orang yang membutuhkan bantuan, dan jangan pula engkau terlalu mengulurkannya, yakni janganlah kamu boros dalam membelanjakan harta, karena itu kamu menjadi tercela karena kekikiranmu, dan menyesal karena keborosanmu dalam membelanjakan harta.

Tafsir Lengkap Kemenag
Kementrian Agama RI

Selanjutnya dalam ayat ini, Allah swt menjelaskan cara-cara yang baik dalam membelanjakan harta. Allah menerangkan keadaan orang-orang yang kikir dan pemboros dengan menggunakan ungkapan jangan menjadi-kan tangan terbelenggu pada leher, tetapi juga jangan terlalu mengulurkan-nya. Kedua ungkapan ini lazim digunakan orang-orang Arab. Yang pertama berarti larangan berlaku bakhil atau kikir, sehingga enggan memberikan harta kepada orang lain, walaupun sedikit. Ungkapan kedua berarti melarang orang berlaku boros dalam membelanjakan harta, sehingga melebihi kemampuan yang dimilikinya. Kebiasaan memboroskan harta akan meng-akibatkan seseorang tidak mempunyai simpanan atau tabungan yang bisa digunakan ketika dibutuhkan.
Dari ayat ini dapat dipahami bahwa cara yang baik dalam membelanja-kan harta ialah dengan cara yang hemat, layak dan wajar, tidak terlalu bakhil dan tidak terlalu boros. Terlalu bakhil akan menjadikan seseorang tercela, sedangkan terlalu boros akan mengakibatkan pelakunya pailit atau bangkrut.
Adapun keterangan-keterangan yang didapat dari hadis-hadis Nabi dapat dikemukakan sebagai berikut:
Imam Ahmad dan ahli hadis yang lain meriwayatkan dari Ibnu 'Abbas bahwa Rasulullah saw bersabda:
Tidak akan menjadi miskin orang yang berhemat.

Hadis ini menjelaskan pentingnya berhemat, sehingga Nabi mengatakan bahwa orang yang selalu berhemat tidak akan menjadi beban orang lain atau menjadi miskin.
Imam al-Baihaqi meriwayatkan sebuah hadis dari Ibnu 'Abbas bahwa Rasulullah saw bersabda:
Berlaku hemat dalam membelanjakan harta, separuh dari penghidupan.

Tafsir al-Jalalain
Jalaluddin al-Mahalli dan Jalaluddin as-Suyuthi

(Dan janganlah kamu jadikan tanganmu terbelenggu pada lehermu) artinya janganlah kamu menahannya dari berinfak secara keras-keras; artinya pelit sekali (dan janganlah kamu mengulurkannya) dalam membelanjakan hartamu (secara keterlaluan, karena itu kamu menjadi tercela) pengertian tercela ini dialamatkan kepada orang yang pelit (dan menyesal) hartamu habis ludes dan kamu tidak memiliki apa-apa lagi karenanya; pengertian ini ditujukan kepada orang yang terlalu berlebihan di dalam membelanjakan hartanya.

Tafsir Ibnu Katsir
Ismail bin Umar Al-Quraisyi bin Katsir

Allah Swt. memerintahkan (kepada hamba-hamba-Nya) agar bersikap ekonomis dalam kehidupan, dan mencela sifat kikir, serta dalam waktu yang sama melarang sifat berlebihan.

Tafsir Quraish Shihab
Muhammad Quraish Shihab

Janganlah kamu enggan mengulurkan tangan untuk menginfakkan harta dalam kebaikan, seolah-olah tanganmu terikat di leher dengan belenggu yang terbuat dari besi sehingga tak bisa terulur. Tetapi janganlah pula kamu terlalu mengulurkan tanganmu untuk berlebih-lebihan dalam berinfak. Sebab dengan begitu kamu akan menjadi tercela dan menyesal karena tidak berinfak atau kehabisan harta karena boros dan berlebih-lebihan.