Al-Qur'an Surat Al-Isra' Ayat 106
Al-Isra' Ayat ke-106 ~ Quran Terjemah Perkata (Word By Word) English-Indonesian dan Tafsir Bahasa Indonesia
وَقُرْاٰنًا فَرَقْنٰهُ لِتَقْرَاَهٗ عَلَى النَّاسِ عَلٰى مُكْثٍ وَّنَزَّلْنٰهُ تَنْزِيْلًا ( الاسراۤء : ١٠٦)
- waqur'ānan
- وَقُرْءَانًا
- And the Quran
- dan Al-Qur'an
- faraqnāhu
- فَرَقْنَٰهُ
- We have divided
- Kami pisah-pisahkannya
- litaqra-ahu
- لِتَقْرَأَهُۥ
- that you might recite it
- supaya kamu membacakannya
- ʿalā
- عَلَى
- to
- atas/kepada
- l-nāsi
- ٱلنَّاسِ
- the people
- manusia
- ʿalā
- عَلَىٰ
- at
- atas
- muk'thin
- مُكْثٍ
- intervals
- berangsur-angsur
- wanazzalnāhu
- وَنَزَّلْنَٰهُ
- And We have revealed it
- dan Kami turunkannya
- tanzīlan
- تَنزِيلًا
- (in) stages
- turun-menurun/terus-menerus
Transliterasi Latin:
Wa qur`ānan faraqnāhu litaqra`ahụ 'alan-nāsi 'alā mukṡiw wa nazzalnāhu tanzīlā(QS. 17:106)
English Sahih:
And [it is] a Quran which We have separated [by intervals] that you might recite it to the people over a prolonged period. And We have sent it down progressively. (QS. [17]Al-Isra verse 106)
Arti / Terjemahan:
Dan Al Quran itu telah Kami turunkan dengan berangsur-angsur agar kamu membacakannya perlahan-lahan kepada manusia dan Kami menurunkannya bagian demi bagian. (QS. Al-Isra' ayat 106)
Tafsir Ringkas Kemenag
Kementrian Agama RI
Selanjutnya dijelaskan tentang cara turunnya Al-Qur'an. Dan Al-Qur'an Kami turunkan berangsur-angsur, ayat demi ayat dalam masa lebih kurang 23 tahun, tidak Kami turunkan secara sekaligus agar engkau wahai Nabi Muhammad membacakannya kepada manusia perlahan-lahan, dengan demikian dapat dipahami tuntunannya dengan sebaik-baiknya dan mudah dihafalkan, dan Kami menurunkannya secara bertahap sesuai dengan kebutuhan dan kemaslahatan manusia.
Tafsir Lengkap Kemenag
Kementrian Agama RI
Dalam ayat ini Allah swt menerangkan bahwa Al-Qur'an diwahyu-kan kepada Nabi Muhammad saw secara berangsur-angsur sebagian demi sebagian, agar ia dapat membacakannya kepada umatnya, serta memberi pemahaman secara perlahan-lahan. Ayat Al-Qur'an pertama kali diwahyukan di bulan Ramadan, pada malam qadar, kemudian seterusnya diturunkan kepada Nabi berangsur-angsur sesuai dengan kebutuhan dan peristiwa yang terjadi dalam tempo kurang dari duapuluh tiga tahun. Dengan penurunan secara berangsur-angsur itu, umat Islam memperoleh keutamaan dan manfaat yang besar, antara lain:
Pertama: Kaum Muslimin mudah menghafalnya ketika diturunkan.
Kedua: Kaum Muslimin berkesempatan untuk memahami setiap kelompok ayat yang diturunkan, karena jangkauan maknanya yang luas memerlukan waktu yang cukup untuk memahaminya agar mendapat pemahaman yang tepat dan benar.
Ketiga: Kaum Muslimin tidak mengalami kegoncangan jiwa yang berarti dalam menghadapi berbagai perubahan yang dibawa oleh Islam. Sebelum kedatangan agama Islam, mereka menganut kepercayaan animis yang bermacam-macam, dan tidak memiliki peraturan dan tata kehidupan yang dipatuhi. Penurunan Al-Qur'an secara berangsur-angsur mempermudah mereka menyesuaikan diri dengan ajaran-ajaran yang baru, baik ajaran yang berhubungan dengan akidah, maupun yang berhubungan dengan ibadah dan kemasyarakatan.
Keempat: Sebagian ayat-ayat Al-Qur'an merupakan penjelasan yang berhubungan dengan suatu peristiwa yang terjadi.
Firman Allah swt:
Dan mereka (orang-orang kafir itu) tidak datang kepadamu (membawa) sesuatu yang aneh, melainkan Kami datangkan kepadamu yang benar dan penjelasan yang paling baik. (al-Furqan/25: 33)
Dengan demikian, kaum Muslimin merasakan bahwa mereka selalu mendapat bimbingan dan petunjuk dari Allah swt ketika menghadapi setiap peristiwa yang terjadi di antara mereka.
Bagi Nabi Muhammad saw, penurunan Al-Qur'an secara berangsur-angsur itu amat besar manfaatnya dalam memperteguh hatinya, seperti dijelaskan Allah dalam firman-Nya:
Dan orang-orang kafir berkata, "Mengapa Al-Qur'an itu tidak diturunkan kepadanya sekaligus?" Demikianlah, agar Kami memperteguh hatimu (Mu-hammad) dengannya dan Kami membacakannya secara tartil (berangsur-angsur, perlahan dan benar). (al-Furqan/25: 32)
Pada umumnya ayat-ayat yang diturunkan berkisar antara lima sampai dengan sepuluh ayat sesuai dengan kebutuhan, sebagaimana Umar bin Khaththab berkata:
Diriwayatkan dari Umar r.a., dia berkata, "Pelajarilah Al-Qur'an lima ayat lima ayat. Karena sesungguhnya Jibril menurunkannya lima ayat lima ayat. (Riwayat al-Baihaqi).
Tafsir al-Jalalain
Jalaluddin al-Mahalli dan Jalaluddin as-Suyuthi
(Dan Alquran itu) lafal Alquran ini dinashabkan oleh fi`il yang dijelaskan oleh firman selanjutnya (telah Kami turunkan secara berangsur-angsur) Kami turunkan secara bertahap selama dua puluh tahun atau dua puluh tiga tahun (agar kamu membacakannya perlahan-lahan kepada manusia) secara perlahan-lahan dan tenang supaya mereka dapat memahaminya (dan Kami menurunkannya bagian demi bagian) sedikit demi sedikit sesuai dengan kemaslahatan.
Tafsir Ibnu Katsir
Ismail bin Umar Al-Quraisyi bin Katsir
Firman Allah Swt.:
Dan Al-Qur'an itu telah Kami turunkan dengan berangsur-angsur.
Menurut ulama yang membacanya secara takhfif tanpa tasydid, maknanya ialah Kami turunkan secara sekaligus dari Lauh Mahfuz ke Baitul Izzah di langit yang terdekat, kemudian diturunkan secara berangsur-angsur kepada Rasulullah Saw. sesuai dengan kejadian-kejadian yang dialaminya dalam masa dua puluh tiga tahun. Demikianlah menurut pendapat Ikrimah, dari Ibnu Abbas.
Telah diriwayatkan pula dari Ibnu Abbas bahwa ia membacanya dengan bacaan tasydid, yaitu farraqnahu, yang artinya Kami turunkan Al-Qur'an itu ayat demi ayat seraya dijelaskan dan ditafsirkan. Dalam firman selanjutnya disebutkan:
...agar kamu membacakannya kepada manusia.
Yakni untuk kamu sampaikan kepada manusia dan kamu bacakan kepada mereka.
...secara perlahan-lahan, dan Kami menurunkannya bagian demi bagian.
Maksudnya, sedikit demi sedikit (tidak sekaligus).
Tafsir Quraish Shihab
Muhammad Quraish Shihab
Al-Qur'ân ini telah Kami turunkan secara berangsur-angsur dalam waktu yang cukup lama agar kamu membacakannya secara perlahan-lahan kepada umat manusia, supaya mereka dapat memahaminya. Kami telah menurunkannya sebagian demi sebagian secara pasti, tanpa ada suatu keraguan sedikit pun di dalamnya.