Al-Qur'an Surat An-Nahl Ayat 59
An-Nahl Ayat ke-59 ~ Quran Terjemah Perkata (Word By Word) English-Indonesian dan Tafsir Bahasa Indonesia
يَتَوٰرٰى مِنَ الْقَوْمِ مِنْ سُوْۤءِ مَا بُشِّرَ بِهٖۗ اَيُمْسِكُهٗ عَلٰى هُوْنٍ اَمْ يَدُسُّهٗ فِى التُّرَابِۗ اَلَا سَاۤءَ مَا يَحْكُمُوْنَ ( النحل : ٥٩)
- yatawārā
- يَتَوَٰرَىٰ
- He hides himself
- ia menyembunyikan diri
- mina
- مِنَ
- from
- dari
- l-qawmi
- ٱلْقَوْمِ
- the people
- kaum
- min
- مِن
- (because) of
- dari
- sūi
- سُوٓءِ
- the evil
- seburuk-buruk
- mā
- مَا
- of what
- apa
- bushira
- بُشِّرَ
- he has been given good news
- dikabarkan
- bihi
- بِهِۦٓۚ
- about
- dengannya/kepadanya
- ayum'sikuhu
- أَيُمْسِكُهُۥ
- Should he keep it
- apakah ia akan memelihara
- ʿalā
- عَلَىٰ
- in
- atas/dengan
- hūnin
- هُونٍ
- humiliation
- kehinaan
- am
- أَمْ
- or
- atau
- yadussuhu
- يَدُسُّهُۥ
- bury it
- ia menguburkan
- fī
- فِى
- in
- didalam
- l-turābi
- ٱلتُّرَابِۗ
- the dust?
- tanah
- alā
- أَلَا
- Unquestionably
- ingatlah
- sāa
- سَآءَ
- evil
- alangkah buruknya
- mā
- مَا
- (is) what
- apa
- yaḥkumūna
- يَحْكُمُونَ
- they decide
- mereka tetapkan
Transliterasi Latin:
Yatawarā minal-qaumi min sū`i mā busysyira bih, a yumsikuhụ 'alā hụnin am yadussuhụ fit-turāb, alā sā`a mā yaḥkumụn(QS. 16:59)
English Sahih:
He hides himself from the people because of the ill of which he has been informed. Should he keep it in humiliation or bury it in the ground? Unquestionably, evil is what they decide. (QS. [16]An-Nahl verse 59)
Arti / Terjemahan:
Ia menyembunyikan dirinya dari orang banyak, disebabkan buruknya berita yang disampaikan kepadanya. Apakah dia akan memeliharanya dengan menanggung kehinaan ataukah akan menguburkannya ke dalam tanah (hidup-hidup)?. Ketahuilah, alangkah buruknya apa yang mereka tetapkan itu. (QS. An-Nahl ayat 59)
Tafsir Ringkas Kemenag
Kementrian Agama RI
Dia lalu menyembunyikan diri dari orang banyak disebabkan kabar buruk yang disampaikan kepadanya berupa kelahiran anak perempuan. Dalam keadaan demikian, dia bingung apakah dia akan memeliharanya dengan menanggung malu dan kehinaan dalam diri, martabat, dan kehormatannya, atau akan membenamkannya hidup-hidup ke dalam tanah? Ingatlah, alangkah buruknya putusan yang mereka tetapkan itu.
Tafsir Lengkap Kemenag
Kementrian Agama RI
Allah swt menjelaskan lebih lanjut perilaku orang-orang musyrik pada saat mereka mendapatkan anak perempuan. Mereka menarik diri dari masyarakatnya karena mendapat kabar buruk dengan kelahiran anak perempuan itu. Mereka bersembunyi dari orang banyak karena takut mendapat hinaan, dan tidak menginginkan ada orang yang mengetahui aib yang menimpa dirinya. Kemudian terbayang dalam pikiran mereka apakah anak yang mendatangkan aib itu akan dipelihara dengan menanggung kehinaan yang berkepanjangan, karena anak perempuan itu tidak berhak mendapat warisan dan penghargaan masyarakat, serta hanya sebagai pelayan laki-laki, atau apakah mereka akan menguburnya ke dalam tanah hidup-hidup. Kebiasaan mereka mengubur anak perempuan hidup-hidup itu dipandang sebagai dosa besar yang harus mereka pertanggungjawabkan di hari perhitungan, karena perbuatan itu bertentangan dengan nurani manusia dan akal sehat.
Allah swt berfirman:
Dan apabila bayi-bayi perempuan yang dikubur hidup-hidup ditanya, karena dosa apa dia dibunuh? (at-Takwir/81: 8-9)
Di akhir ayat, Allah swt menyatakan bahwa alangkah buruknya apa yang mereka tetapkan dan simpulkan itu, yaitu mereka malu memperoleh anak perempuan sehingga menyembunyikan dirinya dari orang banyak. Begitu malunya mereka sehingga mereka merasa harus memilih apakah akan tetap memelihara anak perempuan itu tetapi dengan menanggung malu, atau mereka kubur hidup-hidup. Allah menegaskan bahwa pandangan mereka mengenai anak perempuan itu sangat keliru.
Tafsir al-Jalalain
Jalaluddin al-Mahalli dan Jalaluddin as-Suyuthi
(Ia menyembunyikan dirinya) menghilang (dari orang banyak) dari pandangan kaumnya (disebabkan buruknya berita yang disampaikan kepadanya) karena ia takut akan mendapat celaan, sedangkan ia dalam keadaan bingung untuk melakukan tindakan selanjutnya sebagai pemecahannya. (Apakah dia akan memeliharanya) yakni membiarkannya tanpa dibunuh (dengan menanggung kehinaan) hina dan direndahkan (ataukah akan menguburkannya ke dalam tanah hidup-hidup) seumpamanya ia memendam anak perempuan itu ke dalam tanah. (Ketahuilah, alangkah buruknya) alangkah jeleknya (apa yang mereka tetapkan itu) keputusan mereka itu karena mereka telah menisbatkan kepada Tuhan yang menciptakan mereka mempunyai anak-anak perempuan padahal anak-anak perempuan itu kedudukannya di kalangan mereka serendah itu.
Tafsir Ibnu Katsir
Ismail bin Umar Al-Quraisyi bin Katsir
Firman Allah Swt.:
Ia menyembunyikan dirinya dari orang banyak.
Maksudnya, tidak suka bila dirinya dilihat oleh orang-orang.
...disebabkan buruknya berita yang disampaikan kepadanya. Apakah dia akan memeliharanya dengan menanggung kehinaan ataukah akan menguburkannya ke dalam tanah (hidup-hidup)?
Yakni jika dia membiarkan anak perempuannya hidup, berarti dia membiarkannya hidup terhina, dia tidak memberikan hak waris kepadanya, tidak pula memperhatikannya, dia lebih mengutamakan anak laki-laki daripada anak perempuan.
..ataukah akan menguburkannya ke dalam tanah (hidup-hidup).
Yaitu mengebumikannya hidup-hidup, seperti yang biasa mereka lakukan di masa Jahiliah. Maka apakah yang tidak mereka sukai itu dan mereka menolaknya buat diri mereka, lalu mereka menjadikannya buat Allah?
Ketahuilah, alangkah buruknya apa yang mereka tetapkan itu.
Alangkah buruknya apa yang mereka katakan itu, alangkah buruknya apa yang mereka bagikan itu, dan alangkah buruknya apa yang mereka nisbatkan kepada-Nya. Makna ayat ini sama dengan ayat lain yang mengatakan:
Padahal apabila salah seorang di antara mereka diberi kabar gembira dengan apa yang dijadikan sebagai misal bagi Allah Yang Maha Pemurah, jadilah mukanya hitam pekat, sedangkan dia amat menahan sedih. (Az Zukhruf:17)
Tafsir Quraish Shihab
Muhammad Quraish Shihab
Lalu ia berusaha untuk bersembunyi dari penglihatan orang, agar tidak tampak kesedihan yang menimpa dirinya karena kelahiran anak yang dikabarkan kepadanya itu. Ia pun diliputi kebimbangan antara tetap membiarkan anak itu hidup dan menanggung kehinaan sebagaimana yang ia kira, atau menguburkannya hidup-hidup. Perhatikanlah, hai orang yang mendengar, alangkah buruknya perbuatan mereka! Sungguh amat buruk ketetapan mereka yang menyatakan bahwa apa yang mereka benci adalah milik Allah.