Skip to content

Al-Qur'an Surat An-Nahl Ayat 121

An-Nahl Ayat ke-121 ~ Quran Terjemah Perkata (Word By Word) English-Indonesian dan Tafsir Bahasa Indonesia

شَاكِرًا لِّاَنْعُمِهِ ۖاجْتَبٰىهُ وَهَدٰىهُ اِلٰى صِرَاطٍ مُّسْتَقِيْمٍ ( النحل : ١٢١)

shākiran
شَاكِرًا
Thankful
yang mensyukuri
li-anʿumihi
لِّأَنْعُمِهِۚ
for His favors
kepada nikmatnya
ij'tabāhu
ٱجْتَبَىٰهُ
He chose him
Dia memilihnya
wahadāhu
وَهَدَىٰهُ
and guided him
dan Dia memberi petunjuk kepadanya
ilā
إِلَىٰ
to
kepada
ṣirāṭin
صِرَٰطٍ
the way
jalan
mus'taqīmin
مُّسْتَقِيمٍ
straight
lurus

Transliterasi Latin:

Syākiral li`an'umihijtabāhu wa hadāhu ilā ṣirāṭim mustaqīm (QS. 16:121)

English Sahih:

[He was] grateful for His favors. He [i.e., Allah] chose him and guided him to a straight path. (QS. [16]An-Nahl verse 121)

Arti / Terjemahan:

(lagi) yang mensyukuri nikmat-nikmat Allah. Allah telah memilihnya dan menunjukinya kepada jalan yang lurus. (QS. An-Nahl ayat 121)

Tafsir Ringkas Kemenag
Kementrian Agama RI

Nabi Ibrahim bukan sekadar sosok panutan, dia juga senantiasa mensyukuri nikmat-nikmat-Nya baik secara lisan maupun perbuatan. Allah telah memilihnya sebagai teladan dan panutan yang sempurna, baik sebagai imam maupun sebagai nabi dan rasul, dan menunjukinya dengan bimbingan dan petunjuk-Nya ke jalan yang lurus.

Tafsir Lengkap Kemenag
Kementrian Agama RI

Dalam ayat ini, Allah swt memuji hamba-Nya, Ibrahim a.s., sebagai rasul dan khalil-Nya. Beliau adalah imam kaum hunafa atau pemimpin dari orang yang menyukai kebenaran dan bapak dari para nabi. Allah swt menyatakan dalam ayat ini ummah yang berarti pemimpin yang menjadi teladan. Menurut 'Abdullah bin Mas'ud, ummah berarti guru kebijaksanaan. Sedangkan menurut Ibnu Umar, ummah berarti yang mengajar manusia tentang agama mereka.
Gelar demikian menunjukkan bahwa Nabi Ibrahim memiliki beberapa sifat yang mulia. Menurut ayat ini, sifat beliau sebagai berikut:
1.Dialah sebenarnya satu-satunya Imam. Ibnu 'Abbas r.a. berkata, "Se-sungguhnya beliau memiliki kebajikan sama dengan kebajikan yang dimiliki satu umat." Dia pemimpin dari orang-orang yang mengesakan Tuhan. Dia yang menghancurkan patung-patung, menentang orang-orang kafir, dan mencari hakikat Allah Sang Pencipta melalui ayat-ayat-Nya di cakrawala.
2.Dia adalah seorang yang patuh dan tunduk kepada Allah serta melaksanakan segala perintah dan menjauhkan diri dari larangan-Nya.
3.Dia adalah orang yang jauh dari kebatilan, selalu mengikuti kebenaran, dan tidak menyimpang dari kebenaran itu.
4.Dia tidak mengikuti agama kaumnya yang syirik, tetapi seorang yang mengesakan Allah sejak kecil sampai tuanya. Dialah orang yang berani berkata lantang di muka raja yang beragama syirik, sebagaimana diceritakan Allah dalam Al-Qur'an:

Tuhanku ialah Yang menghidupkan dan mematikan. (al-Baqarah/2: 258)

Dia pula yang menyatakan bahwa penyembahan patung dan bintang adalah keliru dengan kata-katanya yang dikutip dalam Al-Qur'an:

Maka ketika bintang itu terbenam dia berkata, "Aku tidak suka kepada yang terbenam." (al-An'am/6: 76)

Dengan penjelasan pribadi Nabi Ibrahim yang demikian, kaum musyrik Quraisy terdesak karena menyatakan bahwa mereka menganut agama Nabi Ibrahim, padahal kenyataannya, ibadah mereka jauh dari yang dicontohkan Nabi Ibrahim. Demikian pula orang Yahudi dan Nasrani yang memuliakan Nabi Ibrahim, ternyata mereka banyak menyimpang dari ajaran tauhid.
Penjelasan Allah tentang Ibrahim mengungkap kebatilan dan kekeliruan kepercayaan mereka.
Firman Allah swt:

Ibrahim bukanlah seorang Yahudi dan bukan (pula) seorang Nasrani, tetapi dia adalah seorang yang lurus, muslim dan dia tidaklah termasuk orang-orang musyrik. (Ali 'Imran/3: 67)

5.Nabi Ibrahim a.s. adalah seorang yang mensyukuri nikmat Allah swt yang dianugerahkan kepadanya, sebagaimana dijelaskan pula dalam firman Allah:

Dan (lembaran-lembaran) Ibrahim yang selalu menyempurnakan janji? (an-Najm/53: 37)

Maksudnya bahwa Nabi Ibrahim itu adalah seorang yang selalu melaksanakan segala perintah Allah. Keterangan Allah tentang sifat ini merupakan sindiran yang tajam kepada orang Quraisy karena mereka mengingkari nikmat Allah, sehingga mereka diazab dengan kelaparan dan ketakutan.
6.Dia sesungguhnya adalah pilihan Allah swt untuk kenabian, sebagaimana firman-Nya:

Dan sungguh, sebelum dia (Musa dan Harun) telah Kami berikan kepada Ibrahim petunjuk, dan Kami telah mengetahui dia. (al-Anbiya'/21: 51)

7.Bahwasanya Allah swt membimbing Ibrahim ke jalan yang lurus, yaitu menyembah hanya kepada-Nya, tiada patut disembah kecuali Dia, dan tidak ada sekutu bagi-Nya. Selanjutnya Ibrahim memberi pengajaran kepada manusia ke jalan tauhid dan mengajak manusia kepada agama Allah.
Firman Allah swt:

Dan ingatlah hamba-hamba Kami: Ibrahim, Ishak dan Yakub yang mempunyai kekuatan-kekuatan yang besar dan ilmu-ilmu (yang tinggi). Sungguh, Kami telah menyucikan mereka dengan (menganugerahkan) akhlak yang tinggi kepadanya yaitu selalu mengingatkan (manusia) kepada negeri akhirat. Dan sungguh, di sisi Kami mereka termasuk orang-orang pilihan yang paling baik. (as-shad/38: 45- 47)

8.Ibrahim dijadikan Allah sebagai nabi kesayangan umat manusia dan diakui oleh semua penganut agama besar di dunia. Orang Yahudi, Nasrani, dan Islam mengakui kenabian Ibrahim a.s. Bahkan orang-orang kafir Quraisy sangat membanggakan doa Nabi Ibrahim agar menjadi kesayangan manusia di kemudian hari.
Firman Allah swt:

(Ibrahim berdoa), "Ya Tuhanku, berikanlah kepadaku ilmu dan masukkanlah aku ke dalam golongan orang-orang yang saleh, dan jadikanlah aku buah tutur yang baik bagi orang-orang (yang datang) kemudian. (asy-Syu'ara'/26: 83-84)

9.Bahwasanya dia di akhirat dimasukkan ke dalam barisan orang-orang saleh dan menempati derajat yang tinggi dalam surga, sesuai dengan permohonannya sendiri.

Demikian beberapa sifat yang sempurna dari pribadi Nabi Ibrahim. Secara singkat dapat dikatakan bahwa beliau mempunyai sifat kepemimpin-an, seorang yang patuh (disiplin), berakhlak mulia (moralis), teguh (konsekwen) dalam kebenaran, seorang muwahhid (monoteis) yang bersih, suka bersyukur dan tahu berterima kasih, seorang guru, dan punya nama yang harum dan masyhur di tengah-tengah umat manusia, dan termasuk orang-orang yang saleh.
Selain sifat-sifat umum seperti tersebut di atas, masih ada sifat Nabi Ibrahim yang sangat menonjol, sebagaimana diterangkan dalam Al-Qur'an, yaitu:
1.Orang yang berhasil menemukan keesaan Allah setelah proses pencarian yang panjang melalui tanda-tanda kekuasaan Allah di cakrawala. Oleh karena itu, beliau digelari dengan Bapak Tauhid (Monoteisme).
2.Orang yang sangat gigih dan ulet dalam menegakkan ketauhidan dan menghancurkan kemusyrikan, tanpa mengenal lelah dan putus asa.
3.Orang yang sangat pasrah dan menyerahkan diri kepada Allah swt. Sebagai contoh kepasrahannya yang sempurna kepada Allah swt ialah pada waktu dia menerima perintah untuk mengurbankan putranya, Ismail as, sedikit pun dia tidak ragu melaksanakannya.

Tafsir al-Jalalain
Jalaluddin al-Mahalli dan Jalaluddin as-Suyuthi

(Lagi yang mensyukuri nikmat-nikmat Allah, Allah telah memilihnya) menjadikannya sebagai pilihan-Nya (dan menunjukkannya kepada jalan yang lurus.)

Tafsir Ibnu Katsir
Ismail bin Umar Al-Quraisyi bin Katsir

Firman Allah Swt.:

...(lagi) mensyukuri nikmat-nikmat Allah.

Yaitu selalu menetapi syukur atas nikmat-nikmat yang telah dilimpahkan oleh Allah kepadanya. Makna ayat ini sama dengan ayat lain yang mengatakan:

dan lembaran-lembaran Ibrahim yang selalu menyempurnakan janji. (An Najm:37)

Artinya, selalu mengerjakan semua yang diperintahkan Allah kepadanya.

Firman Allah Swt.:

...Allah telah memilihnya.

Yakni memilihnya menjadi orang pilihan-Nya, seperti yang disebutkan dalam ayat lain melalui Firman-Nya:

Dan sesungguhnya telah Kami anugerahkan kepada Ibrahim hidayah kebenaran sebelum (Musa dan Harun), dan adalah Kami mengetahui (keadaan)nya. (Al Anbiyaa:51)

Firman Allah Swt.:

Dan menunjukinya kepada jalan yang lurus.

Yaitu menyembah Allah semata, tiada sekutu bagi-Nya, menurut syariat yang diridai-Nya.

Tafsir Quraish Shihab
Muhammad Quraish Shihab

Ibrâhîm senantiasa bersyukur atas nikmat-nikmat Tuhan yang telah diberikan kepadanya. Dengan alasan itulah Allah memilih Ibrâhîm sebagai pengemban misi risalah-Nya. Allah merestui Ibrâhîm untuk meniti jalan lurus menuju kebahagiaan abadi.