Al-Qur'an Surat Yusuf Ayat 83
Yusuf Ayat ke-83 ~ Quran Terjemah Perkata (Word By Word) English-Indonesian dan Tafsir Bahasa Indonesia
قَالَ بَلْ سَوَّلَتْ لَكُمْ اَنْفُسُكُمْ اَمْرًاۗ فَصَبْرٌ جَمِيْلٌ ۗعَسَى اللّٰهُ اَنْ يَّأْتِيَنِيْ بِهِمْ جَمِيْعًاۗ اِنَّهٗ هُوَ الْعَلِيْمُ الْحَكِيْمُ ( يوسف : ٨٣)
- qāla
- قَالَ
- He said
- (Yaqub) berkata
- bal
- بَلْ
- "Nay
- bahkan/hanya
- sawwalat
- سَوَّلَتْ
- have enticed
- memandang baik
- lakum
- لَكُمْ
- you
- bagi kalian
- anfusukum
- أَنفُسُكُمْ
- your souls
- diri kalian sendiri
- amran
- أَمْرًاۖ
- something
- perkara
- faṣabrun
- فَصَبْرٌ
- so patience
- maka kesabaran
- jamīlun
- جَمِيلٌۖ
- (is) beautiful
- yang baik
- ʿasā
- عَسَى
- Perhaps
- mudah-mudahan
- l-lahu
- ٱللَّهُ
- Allah
- Allah
- an
- أَن
- will bring them to me
- agar
- yatiyanī
- يَأْتِيَنِى
- will bring them to me
- mendatangkan kepadaku
- bihim
- بِهِمْ
- will bring them to me
- dengan mereka
- jamīʿan
- جَمِيعًاۚ
- all
- semuanya
- innahu
- إِنَّهُۥ
- Indeed, He
- sesungguhnya
- huwa
- هُوَ
- He
- Dia
- l-ʿalīmu
- ٱلْعَلِيمُ
- (is) the All-Knower
- Maha Mengetahui
- l-ḥakīmu
- ٱلْحَكِيمُ
- All-Wise"
- Maha Bijaksana
Transliterasi Latin:
Qāla bal sawwalat lakum anfusukum amrā, fa ṣabrun jamīl, 'asallāhu ay ya`tiyanī bihim jamī'ā, innahụ huwal-'alīmul-ḥakīm(QS. 12:83)
English Sahih:
[Jacob] said, "Rather, your souls have enticed you to something, so patience is most fitting. Perhaps Allah will bring them to me all together. Indeed, it is He who is the Knowing, the Wise." (QS. [12]Yusuf verse 83)
Arti / Terjemahan:
Ya'qub berkata: "Hanya dirimu sendirilah yang memandang baik perbuatan (yang buruk) itu. Maka kesabaran yang baik itulah (kesabaranku). Mudah-mudahan Allah mendatangkan mereka semuanya kepadaku; sesungguhnya Dialah Yang Maha Mengetahui lagi Maha Bijaksana". (QS. Yusuf ayat 83)
Tafsir Ringkas Kemenag
Kementrian Agama RI
Anak-anak Nabi Yakub, selain Bunyamin dan saudara tertua mereka, bertolak menuju Kanaan. Setiba di Kanaan mereka menceritakan kepada Nabi Yakub peristiwa yang mereka alami dan tuduhan yang ditujukan kepada Bunyamin. Dia (Nabi Yakub) berkata, "Sebenarnya dalam hati kecilku hanya dirimu sendiri yang memandang baik atau memandang ringan urusan yang buruk itu; bahwa kalian tidak menepati janji untuk menjaga Bunyamin. Maka kesabaranku adalah kesabaran yang baik. Aku bermohon kepada Allah mudah-mudahan Allah mendatangkan mereka semuanya, baik Bunyamin, saudara tertuamu, maupun Yusuf kepadaku. Sungguh, Dialah Tuhan Yang Maha Mengetahui, Mahabijaksana."
Tafsir Lengkap Kemenag
Kementrian Agama RI
Setelah berhadapan dengan putra-putranya yang memberi laporan seperti yang diamanatkan oleh Yahuda, Nabi Yakub berkata, "Hanya dirimu sendirilah yang memandang baik perbuatan yang buruk itu, dan mengapa kamu mengatakan bahwa yang mencuri harus dijadikan hamba sahaya selama satu tahun, padahal ketentuan itu hanya ada pada syariat kita dan tidak ada dalam perundang-undangan mereka. Maka kesabaran yang baik itulah kesabaranku yang tidak diliputi oleh kejengkelan dan kemarahan. Mudah-mudahan Allah mendatangkan mereka semuanya kepadaku (Yusuf, Bunyamin, dan Yahuda), karena sesungguhnya Dialah Tuhan Yang Maha Mengetahui dan Mahabijaksana."
Tafsir al-Jalalain
Jalaluddin al-Mahalli dan Jalaluddin as-Suyuthi
(Yakub berkata, "Bahkan telah menggoda) menganggap baik (kalian diri kalian sendiri perbuatan buruk itu) kemudian kalian mengerjakan perbuatan itu lagi. Nabi Yakub menuduh mereka seperti tuduhannya terhadap mereka mengenai peristiwa yang menimpa Nabi Yusuf dahulu. (Maka kesabaran yang baik itu) adalah kesabaranku. (Mudah-mudahan Allah mendatangkan mereka kepadaku) yaitu Yusuf dan saudaranya (semuanya; sesungguhnya Dialah Yang Maha Mengetahui) tentang keadaanku (lagi Maha Bijaksana.") di dalam perbuatan-Nya.
Tafsir Ibnu Katsir
Ismail bin Umar Al-Quraisyi bin Katsir
Ya'qub berkata kepada mereka seperti perkataannya ketika mereka datang dengan membawa baju gamis Yusuf yang berlumuran darah palsu di masa lalu:
Hanya diri kalian sendirilah yang memandang baik perbuatan (yang buruk) itu. Maka kesabaran yang baik itulah (kesabaranku).
Muhammad ibnu Ishaq mengatakan, "Ketika mereka datang kepada ayah mereka (Nabi Ya'qub) dan menceritakan kepadanya semua yang terjadi, maka dalam diri Nabi Ya'qub terdetik rasa curiga. Ia menduga bahwa mereka telah melakukan hal yang sama seperti apa yang mereka lakukan terhadap Yusuf dahulu. Untuk itulah ia berkata:
Hanya diri kalian sendirilah yang memandang baik perbuatan (yang buruk) itu. Maka kesabaran yang baik itulah (kesabaranku).'
Sebagian ulama mengatakan bahwa mengingat perbuatan mereka di masa lalu seperti itu, maka apa yang terjadi pada mereka saat itu disimpulkan sama dengan perbuatan mereka yang terdahulu, dan benarlah apa yang dikatakan Ya'qub:
Hanya diri kalian sendirilah yang memandang baikperbuatan (yang buruk) itu. Maka kesabaran yang baik itulah (kesabaranku).
Kemudian Nabi Ya'qub memohon kepada Allah semoga Dia mengembalikan ketiga anaknya, yaitu Yusuf, saudaranya Bunyamin, dan anak tertuanya (yaitu Rubel) yang tinggal di negeri Mesir menunggu keputusan Allah Swt. mengenai nasib dirinya. Adakalanya ayahnya memaafkannya, lalu memerintahkannya untuk pulang, dan adakalanya ia harus berusaha menculik saudaranya untuk dipulangkan kepada ayahnya. Dalam doanya itu Nabi Ya'qub berkata:
Mudah-mudahan Allah mendatangkan mereka semuanya kepadaku, sesungguhnya Dialah Yang Maha Mengetahui.
Yakni Allah Swt. Maha Mengetahui tentang keadaanku.
...lagi Mahabijaksana.
dalam semua perbuatan, keputusan, dan takdir-Nya.
Tafsir Quraish Shihab
Muhammad Quraish Shihab
Anak-anak Ya'qûb itu kembali menemui ayahnya dan memberitahukannya sesuai apa yang dipesankan kakak mereka. Ya'qûb amat sedih mendengar kabar itu. Lebih sedih lagi, karena kehilangan anak keduanya. Ia tidak merasa lega dengan pengakuan tak bersalah mereka yang menyebabkan hilangnya anak itu. Ya'qûb merasa sangat terpukul dengan apa yang dulu diperbuat anak-anaknya terhadap Yûsuf, lalu menuduh mereka secara terang-terangan dan mengatakan, "Niat kalian untuk menjaga anakku itu tidak benar. Kalian lebih terdorong oleh hawa nafsu yang ingin mengenyahkan ia seperti yang dulu kalian lakukan terhadap Yûsuf. Kalau bukan karena putusan hukum yang kalian ucapkan bahwa sanksi seorang pencuri adalah dijadikan budak, pembesar kerajaan itu tentu tidak akan menahan anakku, dan tentu kakak kalian tidak akan menetap di Mesir. Aku tidak punya jalan lain kecuali berduka dengan cara terpuji, sambil mengharap Allah akan mengembalikan seluruh anakku. Dia Mahatahu keadaanku dan keadaan mereka. Dia memiliki kebijaksanaan yang tinggi, dan dalam kerangka kebijaksanaan itulah Dia berbuat dan mengatur segala sesuatu untukku.