Al-Qur'an Surat Yusuf Ayat 57
Yusuf Ayat ke-57 ~ Quran Terjemah Perkata (Word By Word) English-Indonesian dan Tafsir Bahasa Indonesia
وَلَاَجْرُ الْاٰخِرَةِ خَيْرٌ لِّلَّذِيْنَ اٰمَنُوْا وَكَانُوْا يَتَّقُوْنَ ࣖ ( يوسف : ٥٧)
- wala-ajru
- وَلَأَجْرُ
- And surely (the) reward
- dan sesungguhnya pahala
- l-ākhirati
- ٱلْءَاخِرَةِ
- (of) the Hereafter
- akhirat
- khayrun
- خَيْرٌ
- (is) better
- lebih baik
- lilladhīna
- لِّلَّذِينَ
- for those who
- bagi orang-orang yang
- āmanū
- ءَامَنُوا۟
- believe
- beriman
- wakānū
- وَكَانُوا۟
- and are
- dan adalah mereka
- yattaqūna
- يَتَّقُونَ
- God conscious
- mereka bertakwa
Transliterasi Latin:
Wa la`ajrul-ākhirati khairul lillażīna āmanụ wa kānụ yattaqụn(QS. 12:57)
English Sahih:
And the reward of the Hereafter is better for those who believed and were fearing Allah. (QS. [12]Yusuf verse 57)
Arti / Terjemahan:
Dan sesungguhnya pahala di akhirat itu lebih baik, bagi orang-orang yang beriman dan selalu bertakwa. (QS. Yusuf ayat 57)
Tafsir Ringkas Kemenag
Kementrian Agama RI
Dan ketahuilah, sungguh pahala akhirat itu pasti lebih baik bagi orang-orang yang beriman dan selalu bertakwa.
Tafsir Lengkap Kemenag
Kementrian Agama RI
Di samping balasan di dunia, Allah menyediakan pula di akhirat balasan yang lebih baik, lebih berharga dan lebih membahagiakan bagi orang-orang yang tetap beriman dan selalu bertakwa kepada-Nya yaitu surga Jannatun naim yang terdapat di dalamnya segala macam nikmat dan kesenangan yang belum pernah terlihat oleh mata, belum pernah terdengar oleh telinga, dan belum pernah terlintas dalam hati manusia.
Tafsir al-Jalalain
Jalaluddin al-Mahalli dan Jalaluddin as-Suyuthi
(Dan sesungguhnya pahala di akhirat itu lebih baik) daripada upah di dunia (bagi orang-orang beriman dan selalu bertakwa.) ketika musim paceklik tiba, musim paceklik itu menimpa pula negeri Kan`an dan negeri Syam.
Tafsir Ibnu Katsir
Ismail bin Umar Al-Quraisyi bin Katsir
Allah Swt. menceritakan bahwa apa yang disimpan-Nya bagi Nabi Yusuf di hari kemudian jauh lebih besar, lebih banyak, dan lebih agung daripada pengaruh dan kekuasaan yang diperolehnya di dunia ini. Perihalnya sama dengan apa yang dialami oleh Nabi Sulaiman a.s. yang disebutkan oleh firman Allah Swt.:
Inilah anugerah Kami, maka berikanlah (kepada orang lain) atau tahanlah (untuk dirimu sendiri) dengan tiada pertanggungjawaban. Dan sesungguhnya dia mempunyai kedudukan yang dekat pada sisi Kami dan tempat kembali yang baik. (Shaad:39-40)
Makna yang dimaksud ialah, Yusuf diangkat oleh Raja Mesir —Ar-Rayyan ibnul Walid— sebagai perdana menteri di negeri Mesir, menggantikan kedudukan orang yang pernah membelinya dahulu, yaitu suami wanita yang pernah menggodanya. Raja Mesir masuk Islam di tangan Nabi Yusuf a.s. Demikianlah menurut Mujahid.
Muhammad ibnu Ishaq mengatakan bahwa ketika Yusuf berkata kepada Raja Mesir:
Jadikanlah aku bendaharawan negara (Mesir), sesungguhnya aku adalah orang yang pandai menjaga lagi berpengetahuan.
Raja berkata kepadanya, "Saya terima," lalu raja mengangkatnya yang menurut pendapat ulama menyebutkan bahwa Yusuf menggantikan kedudukan Qitfir, sedangkan Qitfir sendiri dipecat dari jabatannya.
Allah Swt. berfirman:
Dan demikianlah Kami memberi kedudukan kepada Yusuf di negeri Mesir, (dia berkuasa penuh) pergi menuju ke mana saja ia kehendaki di bumi Mesir itu. Kami melimpahkan rahmat Kami kepada siapa yang Kami kehendaki dan Kami tidak menyia-nyiakan pahala orang-orang yang berbuat baik
Muhammad ibnu Ishaq mengatakan bahwa menurut kisah yang sampai kepadanya —hanya Allah yang lebih mengetahui— Qitfir meninggal dunia di hari-hari itu. Lalu Raja Ar-Rayyan ibnul Walid mengawinkan Yusuf dengan bekas istri Qitfir, yaitu Ra'il. Ketika Rail masuk ke kamar Yusuf, maka Yusuf berkata kepadanya, "Bukankah ini lebih baik daripada apa yang engkau inginkan dahulu?" Menurut mereka, Ra'il berkata kepada Yusuf, "Hai orang yang dipercaya, janganlah engkau mencelaku, sesungguhnya aku seperti apa yang engkau lihat sendiri adalah seorang wanita yang cantik jelita lagi bergelimang di dalam kemewahan kerajaan dan duniawi, sedangkan bekas suamiku dahulu tidak dapat menggauli wanita. Dan keadaanmu seperti apa yang dijadikan oleh Allah dalam keadaan demikian ganteng dan tampannya (sehingga membuatku tergoda karenanya)."
Mereka menduga bahwa ketika Yusuf menggaulinya menjumpainya dalam keadaan masih perawan, dan melahirkan anak darinya dua orang lelaki, yaitu Ifrasim ibnu Yusuf dan Maisya ibnu Yusuf. Lalu Ifrasim melahirkan Nun —orang tua Yusya' ibnu Nun— dan Rahmah, istri Nabi Ayyub a.s.
Al-Fudail ibnu Iyad mengatakan bahwa istri Al-Aziz berdiri di pinggir jalan saat Yusuf sedang lewat, lalu ia berkata, "Segala puji bagi Allah yang telah menjadikan budak seorang raja berkat ketaatannya, dan raja menjadi budak karena kedurhakaannya."
Tafsir Quraish Shihab
Muhammad Quraish Shihab
Sesungguhnya balasan di akhirat nanti lebih mulia dan memuaskan bagi mereka yang beriman kepada Allah dan rasul-rasul-Nya. Mereka selalu menjadikan Allah sebagai pengawasnya, dan takut akan hari pembalasan.