Skip to content

Al-Qur'an Surat Yusuf Ayat 24

Yusuf Ayat ke-24 ~ Quran Terjemah Perkata (Word By Word) English-Indonesian dan Tafsir Bahasa Indonesia

وَلَقَدْ هَمَّتْ بِهٖۙ وَهَمَّ بِهَا ۚ لَوْلَآ اَنْ رَّاٰى بُرْهَانَ رَبِّهٖۗ كَذٰلِكَ لِنَصْرِفَ عَنْهُ السُّوْۤءَ وَالْفَحْشَاۤءَۗ اِنَّهٗ مِنْ عِبَادِنَا الْمُخْلَصِيْنَ ( يوسف : ٢٤)

walaqad
وَلَقَدْ
And certainly
dan sesungguhnya
hammat
هَمَّتْ
she did desire
ia bermaksud/suka
bihi
بِهِۦۖ
him
dengannya/kepadanya
wahamma
وَهَمَّ
and he would have desired
dan dia bermaksud/suka
bihā
بِهَا
her
dengannya/kepadanya
lawlā
لَوْلَآ
if not
kalau tidak
an
أَن
that
bahwa
raā
رَّءَا
he saw
dia melihat
bur'hāna
بُرْهَٰنَ
the proof
tanda-tanda
rabbihi
رَبِّهِۦۚ
(of) his Lord
Tuhannya
kadhālika
كَذَٰلِكَ
Thus
demikianlah
linaṣrifa
لِنَصْرِفَ
that We might avert
karena kami hendak memalingkan
ʿanhu
عَنْهُ
from him
daripadanya
l-sūa
ٱلسُّوٓءَ
the evil
keburukan
wal-faḥshāa
وَٱلْفَحْشَآءَۚ
and the immorality
dan perbuatan keji
innahu
إِنَّهُۥ
Indeed he
sesungguhnya ia
min
مِنْ
(was) of
dari/termasuk
ʿibādinā
عِبَادِنَا
Our slaves
hamba/hamba Kami
l-mukh'laṣīna
ٱلْمُخْلَصِينَ
the sincere
orang-orang yang ikhlas

Transliterasi Latin:

Wa laqad hammat bihī wa hamma bihā, lau lā ar ra`ā bur-hāna rabbih, każālika linaṣrifa 'an-hus-sū`a wal-faḥsyā`, innahụ min 'ibādinal-mukhlaṣīn (QS. 12:24)

English Sahih:

And she certainly determined [to seduce] him, and he would have inclined to her had he not seen the proof [i.e., sign] of his Lord. And thus [it was] that We should avert from him evil and immorality. Indeed, he was of Our chosen servants. (QS. [12]Yusuf verse 24)

Arti / Terjemahan:

Sesungguhnya wanita itu telah bermaksud (melakukan perbuatan itu) dengan Yusuf, dan Yusufpun bermaksud (melakukan pula) dengan wanita itu andaikata dia tidak melihat tanda (dari) Tuhannya. Demikianlah, agar Kami memalingkan dari padanya kemungkaran dan kekejian. Sesungguhnya Yusuf itu termasuk hamba-hamba Kami yang terpilih. (QS. Yusuf ayat 24)

Tafsir Ringkas Kemenag
Kementrian Agama RI

Dan sungguh, perempuan itu telah berkehendak kepadanya, yakni Nabi Yusuf untuk melayani nafsu birahinya. Dan Nabi Yusuf pun berkehendak kepadanya, sekiranya dia tidak melihat tanda dari Tuhannya, niscaya dia akan terjatuh dalam perbuatan maksiat. Demikianlah, Kami kuatkan keimanannya sehingga Kami palingkan darinya perilaku keburukan dan kekejian. Sungguh, dia-Nabi Yusuf-termasuk hamba Kami yang terpilih untuk mengemban risalah Allah dan selalu taat kepada perintah-Nya.

Tafsir Lengkap Kemenag
Kementrian Agama RI

Istri al-Aziz tidak mau berhenti, karena ia menganggap Yusuf sebagai budak yang harus melaksanakan keinginan dan perintahnya. Bila Yusuf menolak, istri al-Aziz akan mencelakakannya. Tetapi dari pihak Yusuf, ia telah bertekad pula untuk menolaknya karena perbuatan itu melanggar agama, mengkhianati tuannya yang telah berjasa dan berbuat baik kepadanya dan merusak kehormatannya dan kehormatan tuannya. Yusuf dan istri al-Aziz masing-masing telah mempunyai tekad yang bertolak belakang antara satu sama lainnya.

Tafsir al-Jalalain
Jalaluddin al-Mahalli dan Jalaluddin as-Suyuthi

(Sesungguhnya wanita itu telah mempunyai maksud terhadap Yusuf) artinya dia telah bermaksud terhadap Nabi Yusuf supaya menyetubuhinya (dan Yusuf pun bermaksud melakukannya pula dengan wanita itu) artinya Yusuf pun mempunyai keinginan yang sama (andaikata dia tidak melihat tanda dari Rabbnya) menurut Ibnu Abbas r.a. bahwa pada saat yang kritis itu tiba-tiba Nabi Yakub atau ayahnya tampak di hadapannya, lalu memukul dadanya sehingga keluarlah nafsu syahwat yang telah membara itu dari semua ujung-ujung jarinya. Jawab dari lafal laulaa ialah lajaama`ahaa; artinya niscaya Yusuf menyetubuhinya. (Demikianlah) Kami perlihatkan tanda kekuasaan-Ku kepadanya (agar Kami memalingkan daripadanya kemungkaran) perbuatan khianat (dan kekejian) perbuatan zina. (Sesungguhnya Yusuf itu termasuk hamba-hamba Kami yang terikhlas) dalam hal ketaatan. Menurut suatu qiraat dibaca mukhlishiin dengan dikasrahkan huruf lam-nya; artinya sama dengan lafal al-mukhtaariina atau orang-orang yang terpilih.

Tafsir Ibnu Katsir
Ismail bin Umar Al-Quraisyi bin Katsir

Pendapat ulama dan ungkapan mereka (yakni penafsirannya) sehubungan dengan makna ayat ini berbeda-beda. Sehubungan dengan hal ini telah disebutkan banyak riwayat oleh Ibnu Jarir dan lain-lainnya yang bersumber dari Ibnu Abbas, Mujahid, Sa'id ibnu Jubair, dan sejumlah ulama Salaf lainnya.

Menurut suatu pendapat, makna yang dimaksud dengan hamma dalam ayat ini ialah bisikan hati. Demikianlah menurut riwayat Al-Bagawi, dari sebagian ulama ahli tahqiq.

Kemudian Al-Bagawi —sehubungan dengan hal ini— mengetengahkan hadis Abdur Razzaq, dari Ma'mar, dari Hammam, dari Abu Hurairah r.a. yang mengatakan bahwa Rasulullah Saw. pernah bersabda:

Allah Swt. berfirman, "Apabila hamba-Ku berniat melakukan suatu amal kebaikan, maka catatlah untuknya pahala satu amal kebaikan. Jika dia mengerjakannya, maka catatkanlah baginya sepuluh kali lipat amal kebaikannya. Dan jika dia berniat hendak melakukan suatu perbuatan buruk (dosa), lalu dia tidak mengerjakannya, maka catatkanlah satu kebaikan. Karena sesungguhnya dia meninggal­kannya sebab (takut kepada)-Ku, dan jika dia mengerjakannya, maka catatkanlah satu amal keburukan.

Hadis ini diketengahkan di dalam kitab Sahihain dengan berbagai lafaz dan apa yang disebutkan di atas merupakan salah satunya.

Menurut pendapat lain, makna hamma di sini ialah berniat hendak mengerjainya. Dan menurut pendapat yang lainnya, Yusuf berniat menjadikannya sebagai istrinya.

Menurut pendapat lainnya lagi, Yusuf tidak tergiur oleh godaannya. Tetapi bila ditinjau dari segi bahasa, pendapat ini masih perlu dipertim­bangkan kebenarannya, menurut riwayat Ibnu Jarir dan lain-lainnya.

Adapun mengenai tanda yang dilihat oleh Nabi Yusuf, sehubungan dengannya pendapat para ulama berbeda-beda pula. Diriwayatkan dari Ibnu Abbas, Sa'id, Mujahid, Sa'id ibnu Jubair, Muhammad ibnu Sirin, Al-Hasan, Qatadah, Abu Saleh, Ad-Dahhak, Muhammad ibnu Ishaq, dan lain-lainnya, disebutkan bahwa Yusuf melihat gambar ayahnya Ya'qub sedang menggigit jari telunjuknya.

Menurut riwayat lain yang bersumber dari Muhammad ibnu Ishaq, disebutkan bahwa lalu ayah Yusuf memukul dada Yusuf.

Al-Aufi telah meriwayatkan dari Ibnu Abbas, bahwa Yusuf melihat bayangan tuannya. Hal yang sama dikatakan oleh Muhammad ibnu Ishaq menurut riwayat sebagian di antara mereka, bahwa sesungguhnya tanda yang dilihat oleh Yusuf adalah bayangan tuannya —Qiftir— saat Qitfir mendekati pintu.

Ibnu Jarir mengatakan, telah menceritakan kepada kami Abu Kuraib, telah menceritakan kepada kami Waki', dari Amu Maudud, ia pernah mendengar Muhammad ibnu Ka'b Al-Qurazi mengatakan bahwa Yusuf mengangkat pandangan matanya ke atap rumah, tiba-tiba di atap rumah itu terdapat tulisan firman-Nya yang mengatakan:

Dan janganlah kalian mendekati zina, sesungguhnya zina itu adalah suatu perbuatan yang keji. Dan suatu jalan yang buruk. (Al Israa':32)

Hal yang sama telah diriwayatkan oleh Abu Ma'syar Al-Madani, dari Muhammad ibnu Ka'b.

Abdullah ibnu Wahb mengatakan, telah menceritakan kepadaku Nafi' ibnu Yazid, dari Abu Sakhr yang mengatakan bahwa ia pernah mendengar Al-Qurazi mengatakan sehubungan dengan makna tanda yang dilihat oleh Yusuf. Tanda tersebut merupakan tiga ayat dari Kitabullah, yaitu firman-Nya:

Padahal sesungguhnya bagi kalian ada (malaikat-malaikat) yang mengawasi (pekerjaan kalian). (Al-Infithar: 10)

Kamu tidak berada dalam suatu keadaan., hingga akhir ayat.

Maka apakah Tuhan yang menjaga setiap diri terhadap apa yang diperbuatnya. (Ar Ra'du:33), hingga akhir ayat.

Nafi' mengatakan bahwa ia pernah mendengar Abu Hilal mengatakan hal yang sama seperti yang dikatakan oleh Al-Qurazi, tetapi ia me­nambahkan ayat yang keempat, yaitu firman-Nya:

Dan janganlah kalian dekati zina.

Al-Auza'i mengatakan bahwa Yusuf melihat suatu ayat dari Kitabullah di tembok rumah itu yang melarangnya berbuat hal itu.

Ibnu Jarir mengatakan, pendapat yang benar ialah yang mengatakan bahwa Yusuf melihat suatu tanda dari tanda-tanda Allah yang mencegah­nya untuk melangsungkan niatnya. Mungkin saja tanda itu berupa gambar ayahnya, Nabi Ya'qub, mungkin berupa gambar tuannya, mungkin pula yang dilihatnya berupa tulisan larangan pada tembok rumah itu yang melarangnya berbuat demikian. Tetapi tidak ada bukti yang kuat yang menentukan sesuatu dari tanda-tanda tersebut. Maka yang benar ialah bila dimutlakkan sesuai dengan apa yang disebutkan oleh Allah Swt. dalam ayat ini.

Firman Allah Swt.:

Demikianlah, agar Kami memalingkan daripadanya kemungkaran dan kekejian.

Yakni sebagaimana Kami memperlihatkan kepadanya suatu tanda yang memalingkannya dari apa yang diniatkannya, demikian pula Kami menjaganya dari perbuatan keji dan mungkar dalam semua urusannya.

Sesungguhnya Yusuf itu termasuk hamba-hamba Kami yang terpilih.

Yakni termasuk orang yang terpilih, disucikan, dan didekatkan kepada­Nya, semoga salawat dan salam Allah terlimpahkan kepadanya.

Tafsir Quraish Shihab
Muhammad Quraish Shihab

Wanita itu telah bermaksud melakukan perbuatan itu dengan Yûsuf. Yûsuf pun demikian juga, andaikata ia tidak melihat sinar cahaya Allah yang benar. Akhirnya Yûsuf tidak mengikuti kecenderungan dan hawa nafsunya dan terhindar dari maksiat, perbuatan khianat serta tetap dalam kesuciannya. Demikianlah kami buat Yûsuf tegar dalam kesuciannya agar ia Kami palingkan dari kejahatan khianat dan zina. Sesungguhnya Yûsuf termasuk dalam hamba-hamba Allah yang ikhlas dalam sikap beragama mereka kepada-Nya.