Skip to content

Al-Qur'an Surat Yunus Ayat 32

Yunus Ayat ke-32 ~ Quran Terjemah Perkata (Word By Word) English-Indonesian dan Tafsir Bahasa Indonesia

فَذٰلِكُمُ اللّٰهُ رَبُّكُمُ الْحَقُّۚ فَمَاذَا بَعْدَ الْحَقِّ اِلَّا الضَّلٰلُ ۖفَاَنّٰى تُصْرَفُوْنَ ( يونس : ٣٢)

fadhālikumu
فَذَٰلِكُمُ
For that
maka demikianlah/itulah
l-lahu
ٱللَّهُ
(is) Allah
Allah
rabbukumu
رَبُّكُمُ
your Lord
Tuhan kalian
l-ḥaqu
ٱلْحَقُّۖ
the true
sebenarnya
famādhā
فَمَاذَا
So what (can be)
maka tidak ada
baʿda
بَعْدَ
after
sesudah
l-ḥaqi
ٱلْحَقِّ
the truth
kebenaran
illā
إِلَّا
except
melainkan
l-ḍalālu
ٱلضَّلَٰلُۖ
the error?
kesesatan
fa-annā
فَأَنَّىٰ
So how
maka bagaimana
tuṣ'rafūna
تُصْرَفُونَ
(are) you turned away
kamu dipalingkan

Transliterasi Latin:

Fa żālikumullāhu rabbukumul-ḥaqq, fa māżā ba'dal-ḥaqqi illaḍ-ḍalālu fa annā tuṣrafụn (QS. 10:32)

English Sahih:

For that is Allah, your Lord, the Truth. And what can be beyond truth except error? So how are you averted? (QS. [10]Yunus verse 32)

Arti / Terjemahan:

Maka (Zat yang demikian) itulah Allah Tuhan kamu yang sebenarnya; maka tidak ada sesudah kebenaran itu, melainkan kesesatan. Maka bagaimanakah kamu dipalingkan (dari kebenaran)? (QS. Yunus ayat 32)

Tafsir Ringkas Kemenag
Kementrian Agama RI

Zat yang Maha Pemberi rezeki, Pencipta pendengaran dan penglihatan, yang kuasa menghidupkan dan mematikan, dan Maha Pengatur alam raya, maka itulah Allah, Dialah Tuhan kamu yang sebenarnya; maka tidak ada setelah kebenaran itu melainkan kesesatan, yakni siapa pun yang tidak berkenan mengikuti kebenaran, maka yang ada tinggal kesesatan. Maka mengapa kamu berpaling dari kebenaran?

Tafsir Lengkap Kemenag
Kementrian Agama RI

Kemudian ayat ini mengisyaratkan kepada orang-orang musyrikin Mekah bahwa Zat yang mempunyai sifat-sifat yang telah disebutkan terdahulu ialah Allah Yang memelihara mereka, Dialah Tuhan Yang Hak, Yang Hidup dan menghidupkan. Dan Dialah Yang berhak untuk disembah. Dan Allah memerintahkan kepada Nabi Muhammad saw agar menyatakan kepada mereka bahwa tidak ada Tuhan yang mengurus segala urusan di dunia ini selain Allah.
Allah menyalahkan perbuatan mereka dan meminta pertanggungjawaban mengapa mereka menyeleweng dari agama yang benar yaitu agama tauhid kepada sesuatu yang batil, seolah-olah mereka itu lari dari petunjuk Allah dan mencari jalan yang sesat, padahal mereka mengetahui bukti-bukti kebenaran adanya Allah Tuhan Yang sebenarnya. Apabila mereka telah mengetahui bukti-bukti adanya Allah Pencipta alam maka seharusnya mereka tidak mau menyembah tuhan-tuhan yang lain. Sebab apabila terjadi demikian, berarti pengakuan mereka berbeda dengan perbuatan, dan apa yang terbetik dalam hati mereka tidak sesuai dengan apa yang mereka kerjakan.
Bagi siapa yang bersikap menghambakan dirinya kepada Allah berarti mereka telah menempuh jalan yang benar dan mendapat petunjuk-Nya, karena mereka menyembah Tuhan yang benar. Tetapi orang-orang yang menyembah tuhan-tuhan selain Allah, mereka itulah orang-orang yang sesat, karena mereka menyembah tuhan yang tidak berhak disembah yang mereka anggap sebagai perantara. Setiap orang yang menyembah tuhan-tuhan selain Allah adalah orang-orang musyrik dan bergelimang dalam kebatilan serta terjerumus dalam lembah kesesatan.

Tafsir al-Jalalain
Jalaluddin al-Mahalli dan Jalaluddin as-Suyuthi

(Maka yang demikian itu) Zat Yang menciptakan segala sesuatu itu (adalah Allah, Rabb kalian yang sebenarnya) yang tetap dan wajib kalian sembah (maka tidak ada sesudah kebenaran itu melainkan kesesatan) Istifham atau kata tanya di sini bermakna menetapkan; artinya tidak ada sesudah kebenaran itu melainkan hanya kesesatan belaka. Barang siapa yang menyimpang dari kebenaran yaitu menyembah selain kepada Allah berarti ia terjerumus ke dalam kesesatan (Maka bagaimanakah) mengapa (kalian dipalingkan?) dari keimanan padahal bukti-bukti kebenaran telah cukup ada.

Tafsir Ibnu Katsir
Ismail bin Umar Al-Quraisyi bin Katsir

Firman Allah Swt.:

Maka (Dzat yang demikian) itulah Allah, Tuhan kalian yang sebenarnya.. hingga akhir ayat.

Yaitu Tuhan yang kalian akui sebagai pelaku dari kesemuanya itu adalah Rabb dan Tuhan kalian yang sebenarnya. Dialah yang berhak diesakan dalam ibadah kalian.

...maka tidak ada sesudah kebenaran itu, melainkan kesesatan.

Artinya, semua sembahan yang selain-Nya adalah batil, tidak ada Tuhan selain Dia, Maha Esa lagi tidak ada sekutu bagi-Nya.

...bagaimanakah kalian dipalingkan (dari kebenaran)?

Maksudnya, mengapa kalian dipalingkan dari menyembah-Nya, lalu kalian menyembah selain-Nya, padahal kalian mengetahui bahwa Dialah Tuhan yang menciptakan segala sesuatu dan yang mengatur segala sesuatu.

Tafsir Quraish Shihab
Muhammad Quraish Shihab

Itulah Allah yang kalian akui. Dialah satu-satunya Tuhan kalian yang terbukti ketuhanan-Nya dan wajib untuk disembah, bukan selain-Nya. Tidak ada apa-apa setelah kebenaran dari ketauhidan kepada Allah dan penyembahan kepada-Nya, selain keterjerumusan dalam kesesatan, yaitu berupa penyekutuan Allah dan penyembahan kepada selain Dia. Maka, mengapa kalian berpaling dari kebenaran kepada kebatilan?