Skip to content

Al-Qur'an Surat Yunus Ayat 30

Yunus Ayat ke-30 ~ Quran Terjemah Perkata (Word By Word) English-Indonesian dan Tafsir Bahasa Indonesia

هُنَالِكَ تَبْلُوْا كُلُّ نَفْسٍ مَّآ اَسْلَفَتْ وَرُدُّوْٓا اِلَى اللّٰهِ مَوْلٰىهُمُ الْحَقِّ وَضَلَّ عَنْهُمْ مَّا كَانُوْا يَفْتَرُوْنَ ࣖ ( يونس : ٣٠)

hunālika
هُنَالِكَ
There
disanalah
tablū
تَبْلُوا۟
will be put to trial
merasakan
kullu
كُلُّ
every
tiap-tiap
nafsin
نَفْسٍ
soul
diri/jiwa
مَّآ
(for) what
apa
aslafat
أَسْلَفَتْۚ
it did previously
telah terdahulu
waruddū
وَرُدُّوٓا۟
and they will be returned
dan mereka dikembalikan
ilā
إِلَى
to
kepada
l-lahi
ٱللَّهِ
Allah
Allah
mawlāhumu
مَوْلَىٰهُمُ
their Lord
Pelindung mereka
l-ḥaqi
ٱلْحَقِّۖ
the true
benar
waḍalla
وَضَلَّ
and will be lost
dan lenyaplah
ʿanhum
عَنْهُم
from them
dari mereka
مَّا
what
apa
kānū
كَانُوا۟
they used (to)
adalah mereka
yaftarūna
يَفْتَرُونَ
invent
mereka adakan

Transliterasi Latin:

Hunālika tablụ kullu nafsim mā aslafat wa ruddū ilallāhi maulāhumul-ḥaqqi wa ḍalla 'an-hum mā kānụ yaftarụn (QS. 10:30)

English Sahih:

There, [on that Day], every soul will be put to trial for what it did previously, and they will be returned to Allah, their master, the Truth, and lost from them is whatever they used to invent. (QS. [10]Yunus verse 30)

Arti / Terjemahan:

Di tempat itu (padang Mahsyar), tiap-tiap diri merasakan pembalasan dari apa yang telah dikerjakannya dahulu dan mereka dikembalikan kepada Allah Pelindung mereka yang sebenarnya dan lenyaplah dari mereka apa yang mereka ada-adakan. (QS. Yunus ayat 30)

Tafsir Ringkas Kemenag
Kementrian Agama RI

Selanjutnya Allah menjelaskan dalam ayat ini bahwa di tempat itu, yakni di padang Mahsyar, setiap jiwa merasakan pembalasan dari apa yang telah dikerjakannya ketika di dunia dan setelah kematian menjemputnya, mereka dikembalikan kepada Allah, pelindung mereka yang sebenarnya, tidak ada pelindung selain Dia, dan lenyaplah dari mereka apa yang mereka ada-adakan sebagai sembahan dan pelindung palsu.

Tafsir Lengkap Kemenag
Kementrian Agama RI

Selanjutnya Allah menjelaskan bahwa di Padang Mahsyar nanti seluruh manusia akan dikumpulkan untuk menerima pembalasan terhadap perbuatan yang telah mereka lakukan, tidak ada seorang pun yang bebas dari hukuman-Nya. Bagi yang berbuat kebajikan akan mendapat balasannya dan sebaliknya mereka yang berbuat kejahatan akan mendapat pula siksaannya. Kemudian urusan mereka akan dikembalikan kepada Allah karena Dialah yang paling berhak menentukan keputusan untuk mereka. Pada saat itu, apa yang mereka harapkan agar memberikan syafaat, serta segala sesuatu yang dianggap dapat memberikan pertolongan, akan sia-sia belaka, tidak ada yang dapat memenuhi harapan mereka, apalagi akan menyelamatkan mereka dari siksaan yang akan menimpa. Allah berfirman:
(Yaitu hari (ketika) seseorang tidak berdaya sedikit pun untuk menolong orang lain. Dan segala urusan pada hari itu dalam kekuasaan Allah. (al-Infi(25) Allah menyeru kaum Muslimin agar mereka menempuh jalan yang menghantarkan diri mereka ke Darussalam yaitu kebahagiaan abadi yang akan mereka rasakan di surga nanti. Sebagai bimbingan kepada kehidupan yang bahagia itu, Allah telah memberikan petunjuk kepada orang-orang yang dikehendaki-Nya, agar mereka menempuh jalan yang lurus yaitu jalan yang bisa mengantarkan mereka kepada kehidupan bahagia itu. Mereka dilarang meniru perbuatan orang-orang musyrik yang mengutamakan kehidupan dunia. Mereka terpesona sedemikian rupa kepada kehidupan dunia; mereka tidak akan mengharapkan kebahagiaan lain dari yang telah mereka rasakan. Dengan demikian, mereka telah memilih jalan yang sesat sebab kehidupan dunia itu sangat terbatas dan kebahagiaannya tidak kekal. Itulah sebabnya maka Allah mengajak kaum Muslimin agar mengikuti syariat dan petunjuk yang dibawa Rasul, agar mereka dapat hidup bahagia di dunia dan di akhirat. Petunjuk Allah yang diberikan kepada manusia adalah merupakan tanda-tanda yang sangat halus, yang dapat dicapai oleh seseorang dengan menggunakan akalnya dengan jalan memperhatikan alam semesta dan isinya, serta hukum-hukum yang berlaku di dalamnya, sehingga dengan demikian manusia akan dapat mencapai kebenaran yang hakiki.
Selain itu Allah memberikan penjelasan tentang hukum, baik yang bersifat umum ataupun yang bersifat khusus, yaitu hukum syara yang mengatur hubungan antara makhluk dengan Khalik serta hubungan antara sesama makhluk. Hukum-hukum Allah yang berlaku bagi manusia ditunjukkan oleh Allah dengan taufik-Nya. Orang yang mencapai hidayah-Nya itu ialah orang-orang yang diberi kemampuan untuk memahami dan melaksanakannya. Hidayah ini diberikan Allah kepada manusia sesuai dengan iradah-Nya.

Tafsir al-Jalalain
Jalaluddin al-Mahalli dan Jalaluddin as-Suyuthi

(Di tempat itu) yakni pada hari itu (akan merasakan pembalasan) lafal tabluu berasal dari mashdar al-balwaa. Akan tetapi menurut qiraat lainnya dibaca tatluu berasal dari mashdar tilaawah; artinya dibacakan (tiap-tiap diri dari apa yang telah dikerjakannya dahulu) amal-amal perbuatan yang telah mereka kerjakan di dunia (dan mereka dikembalikan kepada Allah Pelindung mereka yang sebenarnya) pelindung yang hak dan yang selama-lamanya (dan lenyaplah) hilanglah (dari mereka apa yang mereka ada-adakan) terhadap Allah swt. yaitu berupa sekutu-sekutu yang mereka sembah itu.

Tafsir Ibnu Katsir
Ismail bin Umar Al-Quraisyi bin Katsir

Firman Allah Swt.:

Di tempat itu (Padang Mahsyar) tiap-tiap diri merasakan pem­balasan dari apa yang telah dikerjakannya dahulu.

Yakni di Padang Mahsyar tempat mereka berhenti menjalani hisab di hari kiamat, setiap diri diuji dan mengetahui semua amal perbuatan yang telah dikerjakannya dahulu, amal baik dan amal buruknya. Ayat ini sama dengan yang disebutkan oleh firman-Nya:

Pada hari ditampakkan segala rahasia. (Ath-Thariq: 9)

Pada hari itu diberitakan kepada manusia apa yang telah dikerjakannya dan apa yang dilalaikannya. (Al Qiyaamah:13)

Dan Kami keluarkan baginya pada hari kiamat sebuah kitab yang dijumpainya dengan terbuka, "Bacalah kitabmu, cukuplah dirimu sendiri pada waktu ini sebagai penghisab terhadapmu.” (Al Israa':13-14)

Sebagian ulama ada yang telah membacanya dengan bacaan berikut:

Di tempat itu (Padang Mahsyar) tiap-tiap diri membaca dari apa yang telah dikerjakannya dahulu.

Sebagian ulama menafsirkannya dengan pengertian membaca (yakni buku catatan amal perbuatannya). Sedangkan sebagian ulama lain menafsirkannya dengan pengertian 'mengikuti', yakni mengikuti amal baik dan amal buruk yang telah dikerjakannya. Dan sebagian ulama lainnya lagi menafsirkannya dengan hadis yang mengatakan:

Sungguh setiap umat akan mengikuti apa yang biasa disembahnya. Maka orang yang menyembah matahari akan menyikuti matahari, orang yang menyembah bulan akan mengikuti bulan, dan orang yang dulunya menyembah Tagut akan mengikuti Tagut, hingga akhir hadis.

Firman Allah Swt.:

...dan mereka dikembalikan kepada Allah, Pelindung mereka yang sebenarnya.

Artinya, semua urusan dikembalikan kepada Allah, Hakim Yang Mahaadil. Maka Dialah yang akan memutuskannya dan memasukkan ahli surga ke dalam surga dan ahli neraka ke dalam neraka.

...dan lenyaplah dari mereka.

Yakni lenyaplah dari orang-orang musyrik itu.

...apa yang mereka ada-adakan.

Maksudnya, segala sesuatu yang dahulu mereka sembah selain Allah sebagai kedustaan yang mereka ada-adakan terhadap Allah.

Tafsir Quraish Shihab
Muhammad Quraish Shihab

Di tempat itu, setiap orang mengetahui kebaikan dan keburukan yang telah diperbuatnya, dan menerima balasannya. Dan di tempat itu pula, orang-orang musyrik meyakini keesaan Allah Yang Mahabenar, dan menyalahkan segala yang mereka ada-adakan tentang Allah.